Happy New Year

3.1K 214 19
                                    

Hujan deras yang mengguyur jalanan ibu kota tidak membuat lautan manusia di dalamnya menjadi sepi. Aktivitas masih terus berlanjut, kendaraan berlalu lalang bahkan semakin ramai.

Sama halnya dengan Salma yang tampak sibuk dengan kegiatan mendekornya. Gadis itu tampak serius dan tak bisa diganggu. Memperhatikan setiap detail sudut ruangan yang sudah ia tata sedemikian rupa.

"Non, mau pulang sekarang?" tanya pak Maman selaku supir Salma. Karena pekerjaannya yang mulai sibuk Salma memutuskan untuk menggunakan jasa supir pribadi.

"Tunggu sebentar pak," jawab Salma menyelesaikan sentuhan terakhirnya.

Setelah memastikan semua sesuai dengan apa yang sudah direncanakan, Salma beranjak menghampiri para karyawannya.

"Sudah beres semua kan?"

"Ah, sudah Bu."

"Oke, kalian semua boleh pulang. Terimakasih untuk kerja kerasnya hari ini."

"Untuk nanti malam bagaimana Bu?"

"Tim nya sudah ada, nanti Gayatri yang urus," jawab Salma menyebutkan nama asistennya itu.

"Baik Bu."

Semuanya berpamitan pada Salma untuk pulang. Hingga ia sendiri juga segera beranjak. Pikirannya sudah dipenuhi oleh Nai yang hari ini latihan berkuda.

"Ayo non," ajak pak Maman memayungi Salma agar tidak basah saat memasuki mobil.

"Makasih pak."

"Jemput Nai dulu ya pak."

"Baik non."

Salma menyandarkan dirinya, mencoba istirahat sebentar. Hari ini cukup sibuk bagi Salma saat EO miliknya dipakai untuk persiapan acara tahun baru nanti malam. Salma mencoba memicingkan mata, berharap bisa terlelap sejenak.

Namun, suara rintik hujan dan keramaian diluar lebih menarik perhatian Salma. Hingga gadis itu membuka matanya kembali. Memperbaiki posisi duduknya dan menatap keluar jendela.

Di luar tampak lebih ramai daripada biasanya. Sepertinya mereka sibuk mempersiapkan acara masing-masing untuk menyambut tahun baru. Salma tersenyum, ternyata semua orang bahagia saat tahun kembali berganti.

Banyak harapan disetiap pergantiannya. Banyak doa disetiap awal tahunnya. Banyak hal baik yang disemogakan, seolah tahun baru juga menjadi lembaran baru bagi mereka.

Salma tersenyum dengan kedua tangannya yang saling menggenggam. Mengusap cincin indah yang melingkar di jarinya.

"Sudah sampai non, biar saya saja yang jemput ke dalam."

Salma hanya mengangguk dan kembali menunggu pak Maman datang membawa Nai. Hujan di luar sana masih awet. Bulir-bulir bening itu tampak enggan meninggalkan bumi.

Salma menatap kursi kosong di sampingnya. Tatapan itu seperti sedang mengatakan sesuatu atau bahkan sedang menyampaikan kerinduan.

"Hujannya awet, Ron," ujar Salma dengan sadar.

"Nai lama banget, semoga dia nggak kena hujan. Anak itu lagi gampang sakit Ron, imunnya lagi nggak bagus."

Dari kejauhan Salma dapat melihat sosok Nai di bawah payung pink miliknya. Gadis itu tampak bahagia, karena ia suka sekali hujan. Jika bukan karena takut dengan Salma, maka gadis itu sudah berlarian di bawah hujan tanpa payung.

"Cepat masuk," perintah Salma saat Nai sudah berada di dekat mobil.

"Nggak hujan-hujanan kan?" tanya Salma mencek pakaian Nai takut-takut ada yang basah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 10 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Titik Terbaik | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang