"Huaa akhirnya kak Salma pulang," teriak Nabila langsung berlari menuju Salma dengan selimut menutupi badannya."Kenapa sih Nab?" tanya Salma mendorong tubuh Nabila menjauh.
"Aku sendirian di rumah, takut kak," jawab Nabila kembali memeluk Salma.
"Aelah nih anak, udah tau penakut. Pake sok-sok an nonton film horor sendirian," Salma memperhatikan layar tv yang masih menampilkan sosok hantu yang menurut Salma tidak seram, justru aneh.
"Bunda sama ayah belum pulang?" Lanjut Salma melepaskan pelukan Nabila dan berlalu pergi untuk mematikan tv yang masih menyala.
"Nggak pulang, seminggu nginep di Solo."
"Yaudah gapapa, kan ada gua Nab."
"Sayang kak Salma," ujar Nabila membuat Salma tersenyum. Gadis di depannya ini adalah salah satu obat bagi Salma. Entah kenapa dia selalu bisa membuat Salma tersenyum.
"Minggu depan gua udah mulai kerja Nab, jadi kayaknya nggak bisa sering bantu jaga toko lagi."
"Jadi kerja di perusahaan itu kak?"
"Iya, gua harus bisa cari tau semuanya. Lumayan kan sekalian digaji juga."
"Hati-hati ya kak, semoga berhasil. Semangat kakak kuh."
"Dih, sok imut," ledek Salma membuat Nabila cemberut.
Salma memilih beranjak ke dapur. Ia yakin adik sepupunya itu belum makan malam. Salma mencoba memasak sesuatu yang dapat mereka makan.
"Gua bikinin nasi goreng aja gapapa ya Nab," tanya Salma. Begitulah seorang Salma, kelihatan cuek tapi perhatian. Dia punya caranya sendiri untuk mengekpresikan rasa sayangnya.
"Kak Sal mau masak aja aku udah makasih kak. Padahal kak Salma pasti capek."
"Udah numpang itu harus tau diri Nab."
"Ih mulai deh," ujar Nabila kesal. Gadis itu selalu dan paling tidak suka jika Salma membahas dirinya yang menumpang di rumah Nabila. Meskipun sebenarnya maksud Salma hanya bercanda.
"Ayah bunda dan pastinya aku kan udah bilang kalau anggap ini rumahnya kak Salma sendiri. No kata numpang, understand!" lanjut Nabila seperti memberi peringatan.
"Yeu, pake inggris segala. Mentang-mentang sering jalan sama bule."
"Hehehe," tawa Nabila malu-malu, ada semburat merah di pipi gadis itu.
"Btw kak," ucap Nabila tertahan. Sementara Salma menatap Nabila menunggu gadis itu melanjutkan ucapannya.
Nabila menarik napas sebelum kembali berucap "kak Salma nggak mau cari kayak Paul?"
"Dih, apaan sih Nab. Paul itu teman gua, udah bestie banget sama dia. Jangan-"
"Bukan ke arah sana kak," potong Nabila gemas.
"Maksudnya nggak mau cari cowok buat dekat sama kak Salma juga gitu."
"Nggak dulu deh," balas Salma santai.
"Tips move on paling ampuh itu dengan adanya yang baru loh kak."
"Gua kan udah move on Nab."
"Terus kenapa belum mau mulai lagi?"
"Sakitnya masih ada, takut kalau mulai lagi justru bikin sakit yang baru lagi." Nabila mendengar ucapan Salma dengan seksama.
"Bukannya sembuh malah sekarat gua nanti, Nab."
"Ini kita lagi bahas cowok kak, bukan orang sakit."
"Hadeh, belum masuk sama nih anak."
"Udah ya, mending kita makan dulu deh," perintah Salma membawa dua piring nasi goreng buatannya ke meja makan.
Setelah sesi makan yang diisi sedikit perbincangan hangat, keduanya memilih kamar Salma untuk tempat beristirahat. Nabila tampak sudah tertidur pulas, sementara Salma masih sibuk dengan ponselnya. Hingga sebuah nomor baru mengganggu ketenangan gadis itu.
Untuk panggilan pertama Salma hanya mengabaikan. Sementara panggilan kedua Salma tolak. Tapi orang diseberang sana tampaknya tidak gentar hingga Salma mengangkat telpon itu.
"CK, siapa sih?!" Salma merasa terganggu namun tetap menggeser tanda hijau pada panggilan ketiga di layar handphone miliknya.
"Hallo Nabila," Salma menyerngit bingung saat suara serak menyapa indera pendengarannya. Salma hanya diam hingga laki-laki ditelpon itu kembali berbicara.
"Saya Rony, yang kemaren pesan kue ke toko kamu."
"Is, apaan sih salah sambung lu," ujar Salma kesal, ternyata orang yang menganggu istirahatnya adalah Rony.
"Kok lo yang angkat," balas Rony ternyata mengenali suara Salma.
"Ya lu pikir aja sendiri, orang ini nomer gua. Lu berharap siapa yang angkat, Lisa blackpink?"
"Bukannya ini nomer Nabila?"
"Dih, dibilangin malah ngeyel."
"Tadi gua minta nomer Nabila ke Paul, dan dia kirim nomer ini ke gua," jelas Rony.
"Emang kurang kerjaan tu bule lalu-lalang." Salma tidak habis pikir dengan temannya itu, ada saja idenya untuk menjahili Salma.
"Emang lu mau ngapain sih nelpon malam-malam gini, Nabila udah tidur."
"Gua mau pesan kue unicorn lagi buat lusa. Gua nggak sempet pesan langsung ke toko kayak kemaren."
"Oh yaudah, nanti gua sampein ke Nabila."
"Makasih," jawab Rony singkat kemudian mematikan sambungan telepon.
"Emang nggak ada etika ni orang, assalamualaikum kek. Oh iya lupa, dia kan beda."
***
Happy reading kaliaann💕
KAMU SEDANG MEMBACA
Titik Terbaik | END
Teen FictionKita selalu berkata biarkan semuanya berjalan sebagaimana mestinya. Hingga tanpa sadar perjalanan itu menemukan satu titik yang sama. Mempertemukan kita yang tidak pernah saling sapa, mendekatkan kita hingga tidak ada jarak. Semua tentang mu menjad...