Puas berkeliling mencoba berbagai wahana dan beraneka jajanan, Salma dan Rony memilih untuk pulang. Malam ini Rony benar-benar mengikuti apa yang Salma mau. Senyum di bibir gadis itu tak berhenti terukir."Wedede, enak nih yang jalan berdua," goda Paul menyambut keduanya.
"Kenapa? Iri lu?"
"Eits, sudah tidak mengelak ini."
"Bodo ah Powl, mood gua lagi bagus. Menolak cekcok untuk hari ini."
"Oh iya, Nai mana?" tanya Rony membuka suara.
"Udah tidur kak, lagian udah jam segini."
"Maaf ya jadi ngerepotin kalian."
"Santai aja kak," balas Nabila.
"Oh iya, besok kalian sibuk?" tanya Rony.
"Nggak sih kak kenapa?"
"Gua mau ke Ocean Park sama Nai, dia minta ajak kalian juga."
"Mau kak! Nggak nolak aku!" seru Nabila.
"Lu berdua gimana?"
"Nabila ikut, gua juga dong," jawab Paul cepat.
"Demi Nai gua ikut deh."
"Oke, besok pagi gua jemput. Kalau gitu gua pamit dulu."
"Gua ambil Nai dulu." Salma segera menuju kamarnya dan Nabila.
Tidak butuh waktu lama, Salma sudah kembali dengan gadis kecil dalam gendongannya.
"Gua pamit Sal, Nab. Makasih ya," pamit Rony pada keduanya.
"Gua pulang bareng lu ya Ron."
"Yaudah, nginep di rumah gua aja Powl."
***
Sang mentari telah menampakkan diri menyapa penduduk bumi yang tampak sibuk memulai aktivitas. Begitupula dengan dua gadis berhijab yang kini sudah rapi dengan outfit masing-masing.
"Kak, pake lipstik ini aja."
"Nggak mau ah, terlalu jelas warnanya," ujar Salma menolak.
"Ih, kak Salma mah nggak ngerti. Ini tu bagus tau kak, nggak norak sama sekali."
"Beneran?"
"Serius kak, coba liat sendiri di bibir aku. Bagus kan?"
"Iya juga sih," jawab Salma memperhatikan bibir ranum milik Nabila.
"Sini aku pakein, udah nurut aja," tegas Nabila menahan tangan Salma.
"Nah, kayak gini kan cantik. Pasti kak Rony tambah suka."
"Apaan sih Nab, apa-apa dikaitin ke Rony mulu."
"Itu kayaknya suara mobil kak Rony deh." Nabila segera keluar kamar untuk membukakan pintu.
"Hai ante Nab," sapa Nai menyambut Nabila.
"Hallo, anak cantik," balas Nabila mencubit pipi Nai gemas.
"Udah siap? Salma mana?"
"Udah kak." Salma muncul dari belakang Nabila.
Sepersekian detik Rony sempat terperangkap dalam kecantikan Salma. Gadis itu kian hari kian menarik perhatian Rony.
"Ayo berangkat!"
***
"Ini gua di depan sendirian? Kayak supir banget ini?" tanya Rony memperhatikan ketiga temannya yang sudah duduk nyaman di kursi belakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Titik Terbaik | END
Teen FictionKita selalu berkata biarkan semuanya berjalan sebagaimana mestinya. Hingga tanpa sadar perjalanan itu menemukan satu titik yang sama. Mempertemukan kita yang tidak pernah saling sapa, mendekatkan kita hingga tidak ada jarak. Semua tentang mu menjad...