"Happy birthday day to you! Happy birthday day to you! Happy birthday day, happy birthday day, happy birthday day Nainai."
Gemuruh tepuk tangan mengakhiri lirik lagu tersebut. Terlihat gadis kecil yang kini memakai gaun indah tersenyum senang di depan kue ulang tahun bergambar unicorn miliknya.
Kini taman belakang Rony telah Salma sulap menjadi dunia peri. Berbagai pernak-pernik perayaan ulang tahun bertema unicorn menghiasinya. Semua orang berkumpul, mulai dari Salma, Rony, Paul, Nabila, Syarla, Novia serta papa dan mama Rony.
Laki-laki itu yang meminta agar acara ini hanya untuk orang terdekat saja.
"Happy birthday Senja Naira, tuan putri kesayangan uncle," ujar Rony lebih dulu menunduk dan menatap Nai di depannya.
"Terimakasih uncle kesayangan Nai," balas gadis kecil itu menghambur ke dalam pelukan Rony.
"Ayo dong potong kue nya," ucap Salma yang berada di samping kanan Nai.
"Potong kuenya, potong kuenya, potong kuenya sekarang juga. Sekarang juga, sekarang juga."
"Ayo Nai, potong kuenya sayang," ujar sang nenek yang berada di samping Rony.
"Sini onty bantuin," kata Salma mengarahkan pisau ditangan Nai untuk memotong kue di depannya.
"Pinter, ini sendoknya."
"Ini untuk uncle," ujar Nai memberikan kue pertamanya untuk Rony.
"Uncle selalu ada disetiap ulang tahun Nai, jadi kue pertama akan selalu untuk uncle," lanjut gadis kecil itu tersenyum.
"Terimakasih anak cantik," jawab Rony dengan rasa haru. Ia berusaha menahan bulir bening yang sudah berdesakan untuk menetes.
"Yang ini untuk onty," kata Nai kini beralih pada Salma.
"Untuk Onty?" tanya Salma memastikan. Sebab di sini masih ada kakek dan nenek Nai.
"Iya, ayo onty buka mulutnya."
"Aa- iya," balas Salma.
"Ucapan terimakasih karena onty udah bikin uncle senyum terus, bikin Nai ketawa terus. Dan-" Nai menggantung ucapannya.
"Terimakasih udah mau jadi orang spesialnya uncle," bisik Nai membuat orang-orang di sana gemas melihat tingkahnya.
"Heh, tau darimana tentang orang spesial?"
"Dari uncle, hehehe." Salma memberikan tatapan tajamnya pada Rony yang hanya dibalas senyuman oleh laki-laki itu.
"Nah ini untuk ompal dan ante Nab." Nai memberikan satu piring kecil kepada Nabila.
"Kok cuma satu?" tanya Paul.
"Iya, ompal suapin ante Nab nah ante Nab suapin ompal. Soalnya jauh, Nai jadi susah."
"Nggak adil, pilih kasih banget sama ompal. Kan mau juga Nai yang suapin."
"Yaudah deh, sini Nai yang suapin."
"Ini untuk ompal yang sering kasih Nai jajan."
"Ante Nab juga dong," ujar Nabila menunggu gilirannya.
"Iya, ini untuk ante Nab sayang yang udah sering nemenin Nai main Barbie kalau onty lagi masak."
"Kalau kakek sama nenek dapat kuenya juga nggak?"
"Dapet dong kek." Nai segera mengambil satu piring lagi untuk diberikan pada mereka.
"Nenek mau disuapin Nai juga, boleh?"
"Boleh dong Nek, kakek juga ya." Gadis kecil itu dengan riang bergiliran menyuapi orang-orang tersayangnya.
"Ada satu kejutan lagi," kata Salma.
KAMU SEDANG MEMBACA
Titik Terbaik | END
Teen FictionKita selalu berkata biarkan semuanya berjalan sebagaimana mestinya. Hingga tanpa sadar perjalanan itu menemukan satu titik yang sama. Mempertemukan kita yang tidak pernah saling sapa, mendekatkan kita hingga tidak ada jarak. Semua tentang mu menjad...