"Uncle!" teriak Nai yang baru saja keluar dari kelasnya.
"Eitsss, jangan teriak-teriak sayang," tegur Rony segera membawa Nai ke dalam pelukannya.
Gadis kecil itu tampak mencari seseorang. Menengok ke arah samping dan belakang Rony.
"Cari siapa, Nai?"
"Onty Sal nggak ikut?"
"Nggak, sayang. Onty lagi di toko ante Nab. Uncle jemput kamu dari kantor, jadi nggak ketemu onty." Nai memanyunkan bibirnya cemberut.
"Yaudah, gapapa deh."
"Jangan cemberut gitu dong. Sini kiss uncle dulu."
Mmmuaach! "gemes banget sih tuan putri nya uncle."
"Gendong," pinta Nai manja.
"Siap!" Rony segera membawa Nai ke dalam gendongannya.
"Nai, itu papa kamu? Katanya kamu nggak punya papa?" tiba-tiba teman Nai datang menghampiri Rony dan Nai yang hendak memasuki mobil.
Rony melirik anak-anak itu dengan perasaan kurang suka. Entah apa yang membuat mereka harus bertanya seperti itu pada Nai.
"Nai punya papa kok. Nai punya dua papa malahan," jawab gadis kecil itu tidak mau kalah.
"Dan ini uncle Nai, dia hebat bisa jadi papa Nai juga. Ayo uncle kita pergi."
Entah Rony harus senang atau justru sedih mendengar ucapan Nai barusan. Nai yang memuji dirinya hebat dan menganggap Rony sebagai sosok papa. Gadis kecil itu tidak gentar saat menjawab pertanyaan temannya.
***
"Ganti baju dulu ya, setelah itu makan siang sama uncle." Rony menurunkan Nai agar segera menuju kamarnya.
"Uncle nggak balik ke kantor?" tanya Nai karena biasanya Rony akan kembali ke kantor setelah menjemput Nai.
"Nggak, di kantor lagi banyak kerjaan, jadi males."
"Uncle nggak boleh malas kerja, nanti nggak punya duit."
"Iya-iya, nggak males kok. Udah sana, ganti baju dulu."
Nai segera melakukan perintah Rony. Sementara laki-laki itu beralih menuju meja makan. Di sana sudah ada makanan yang disiapkan bibik, jadi ia hanya butuh duduk dan menunggu Nai untuk turun.
Tidak lama, gadis kecil itu turun dengan sebuah kertas di tangannya.
"Ini, tadi Nai lupa kasih liat uncle."
"Wah, apa ini?" tanya Rony menerima kertas gambar dari Nai.
"Tadi Nai belajar menggambar di sekolah, trus kata missnya boleh bawa pulang."
"Ini Nai yang gambar sendiri?"
"Iya dong uncle, kan punya Nai."
"Coba jelasin ini gambar apa?"
"Nah ini itu keluarga," Nai mulai menjelaskan siapa saja yang ada dalam gambar miliknya.
"Ini yang di tengah Nai, terus disampingnya ada uncle sama onty. Disampingnya lagi ada ompal sama ante Nab."
"Terus yang ini?" tanya Rony menunjuk beberapa gambar orang yang diberi jarak dari gambar pertama.
"Nah kalau ini, ada mama, papa, kakek dan nenek sama satu lagi opa."
"Tapi, mereka ini keluarga jauh. Karena yang dekat cuma uncle, onty, ante Nab dan ompal," jelas gadis itu kemudian tersenyum pada Rony.
"Onty Sal pernah bilang kalau keluarga tidak akan bisa diganti. Jadi Nai masukin ke keluarga jauh, hehehe."
KAMU SEDANG MEMBACA
Titik Terbaik | END
Teen FictionKita selalu berkata biarkan semuanya berjalan sebagaimana mestinya. Hingga tanpa sadar perjalanan itu menemukan satu titik yang sama. Mempertemukan kita yang tidak pernah saling sapa, mendekatkan kita hingga tidak ada jarak. Semua tentang mu menjad...