Note: bacanya pelan-pelan ya guys pliss jangan skip narasinya 🥰
***
"Eh, kak Salma kok ke sini," ujar Nabila yang kaget melihat kedatangan Salma.
"Pulang ke rumah juga nggak ada orang, mending ke sini kan."
"Nggak capek abis pulang kerja?" tanya Nabila memberikan sebotol minuman dingin pada Salma.
"Nggak terlalu si Nab,"balas Salma santai.
"Loh ada syarla juga," kata Salma melihat si perempuan muncul dari arah toilet.
"Hai kak," sapa gadis yang akrab dipanggil syarla itu.
"Mana nih oleh-oleh dari Kalimantan nya?"
"Hehehe, tenang kak udah aku bawain kok. Nab, kasih yang punya kak Salma, Nab."
"Nih, buat kak Salma."
"Waduh, bagus banget syar. Ini kain khas Kalimantan kan?"
"Wedeh, kak Salma tau ternyata ya."
"Ya nggak mungkin kan kamu dari Kalimantan tapi bawa kain khas Sulawesi." Nabila dan syarla tertawa mendengar jawaban Salma yang terkadang memang diluar prediksi.
"Hahaha, iya juga sih kak."
"Oh iya, gimana kak hari pertama ada dapat info?" tanya Nabila mengganti topik pembicaraan.
Salma menjelaskan apa yang telah dijelaskan Novia kepada Nabila.
"Terus kakak mau datengin alamat orang itu?" Salma mengangguk sebagai jawaban.
"Ya meski kurang yakin sih kalau keluarganya masih ada di situ."
"Kita boleh liat alamatnya kak." Salma memberikan berkas-berkas dari Novia kepada Nabila dan Syarla.
"Kok aku kayak nggak asing sama nama istrinya," ujar Syarla dengan tangan menopang dagu.
"Siapa Syar?" tanya Nabila.
"Lah cok, ini nama tetangga baru aku," seru Syarla heboh.
"Serius?!" teriak Salma dan Nabila serentak.
"Kalau gitu sekarang kita ke sana."
"Yah kak, kita ada janji sama teman-teman SMA."
"Iya kak, besok aja kita temenin gimana?"
"Yaudah gapapa, gua ke sana sendiri aja. Gua duluan," pamit Salma segera pergi.
Salma sudah hapal letak rumah Syarla. Ia sering mengantar Nabila ke sana saat mereka masih SMA. Cukup dengan penjelasan chat dari Syarla mengenai posisi rumah orang itu, Salma pastikan dia bisa menemukannya.
Sepertinya keberuntungan sedang berpihak pada dirinya. Ada saja jalan dan kemudahan yang ia temukan. Jika Syarla bukan tetangga keluarga orang itu, maka Salma tidak tau akan mencari kemana lagi. Karena pastinya mereka sudah pindah.
"Assalamualaikum, permisi." Kini Salma sudah berdiri di depan rumah putih yang terlihat sepi.
Cukup lama ia berdiri di sana, namun belum ada jawaban. Hingga suara mobil mengalihkan perhatian Salma. Ada mobil hitam memasuki pekarangan, sepertinya itu adalah pemilik rumah ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Titik Terbaik | END
Teen FictionKita selalu berkata biarkan semuanya berjalan sebagaimana mestinya. Hingga tanpa sadar perjalanan itu menemukan satu titik yang sama. Mempertemukan kita yang tidak pernah saling sapa, mendekatkan kita hingga tidak ada jarak. Semua tentang mu menjad...