Di luar tiba-tiba hujan, langit sore tak lagi cerah. Berganti tetes air yang bagi sebagian orang menjadi bagian menyenangkan di muka bumi. Di sinilah Salma sekarang, masih berada di rumah Rony dan keluarganya.
Tapi, sekarang ia tidak sendirian. Karena Rony telah menghubungi Paul serta Nabila untuk datang ke rumah. Katanya, mama akan masak banyak dan meminta mereka datang. Anggap saja sebagai perayaan kecil-kecilan rasa bahagia mereka.
"Rony suka sekali nasi goreng dan sup buatan mama."
Kini Salma dan mama Rony tengah berada di dapur. Mereka bertugas memasak hidangan, sementara para lelaki tampak sibuk bermain PS. Dan tentunya ada Nabila yang menemani Nai bermain.
"Iya ma, Rony sering cerita kangen nasi goreng mama."
"Rony selalu senang setiap mama masak. Semua yang mama masak pasti selalu dipuji, bahkan keasinan pun dibilang enak," jelas mama Yani tertawa.
"Kayaknya apapun yang mama masak jadi makanan kesukaan Rony ya ma." Balas Salma ikut larut dalam tawa.
"Terimakasih ya, Salma," ucap mama Yani tiba-tiba menatap Salma.
"Salma belum selesai -"
"Terimakasih sudah ada untuk Rony," sambung mama Yani memotong ucapan Salma.
"Mama memang baru tau kamu. Tapi, mama yakin Rony memilih kamu karena kamu bisa buat Rony kembali menjadi dirinya sendiri. Kasih kebahagiaan buat dia."
"Rony yang selalu bahagiain Salma ma."
"Dalam situasi sulit dia bisa yakin sama kamu. Tidak mungkin anak mama tidak punya alasan yang kuat. Apapun itu, terimakasih ya, sudah ada untuk anak dan cucu mama."
"Salma hanya lakuin apa yang bisa Salma lakuin, Ma. Sebagai bentuk rasa sayang Salma sama mereka."
"Mama bisa lihat itu, bagaimana kedekatan kamu dengan Rony bahkan Nai."
"Terimakasih juga Ma, udah nerima Salma."
"Tidak ada alasan mama untuk menolak kamu. Sekarang kebahagiaan Rony adalah kebahagiaan mama."
"Tapi Ma," ucap Salma menggantung.
"Mama tidak akan ikut campur dalam hubungan kalian. Kalian yang akan menjalani, jadi mama yakin kalian tau jalan mana yang harus diambil."
"Apapun kedepannya, restu mama dan papa ada untuk kalian."
"Terimakasih ya, nak," ucap mama Yani kembali kemudian memeluk Salma.
"Makasih juga ya, Ma. Untuk kepulangan mama dan untuk diterimanya Salma."
Mama Yani tersenyum mengusap lengan Salma lembut. Salma tidak menyangka akan secepat ini. Obrolan yang tidak terpikir oleh Salma sebelumnya.
"Onty! supnya udah belum?" tanya Nai berlari ke dapur.
"Coba tanya nenek," perintah Salma.
"Eum," gadis kecil itu tampak masih canggung dengan sang nenek.
"Nenek, supnya udah belum?" tanya Nai memainkan jemarinya.
"Udah dong, sup untuk cucu nenek sudah siap disantap."
"Yeay!"
"Ayo ke meja makan," ajak Salma.
Salma yang dibantu Nabila segera menata meja makan. Kepulan asap dari sup buatan mereka menerbangkan aroma sedap nan menggoda. Ditambah cuaca dingin akibat hujan di luar, sangat cocok untuk menyantap makanan hangat.
"Wah, enak banget kayaknya masakin istri papa."
"Masakan pacar aku juga ya, pa."
"Minimal istri lah ya," ledek sang papa membuat semuanya tertawa kecuali Salma dan Rony yang salah tingkah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Titik Terbaik | END
Teen FictionKita selalu berkata biarkan semuanya berjalan sebagaimana mestinya. Hingga tanpa sadar perjalanan itu menemukan satu titik yang sama. Mempertemukan kita yang tidak pernah saling sapa, mendekatkan kita hingga tidak ada jarak. Semua tentang mu menjad...