•
•POV Author
Dua minggu telah berlalu, tepat hari ini adalah weekend terakhir di Bulan yang berat untuk Adel. Ntahlah, dendam yang seperti apa sehingga orang itu terus mengganggunya dalam kurun dua minggu ini. Membuatnya Stress.
Kesabaran yang terus ia tahan selama ini akhirnya meledak juga.
"BANGSAAAAAAT !!!!!!! SEBENERNYA MAU LO APA SIH HAH???!??? GUE UDAH CAPE, MENDING LO PUKUL GUE DARIPADA LU TERROR GUE TERUS TAPI GUE NGGAK BISA NGAPA NGAPAIN AAAAARGH !!" ucap Adel sambil mengepalkan tangannya. Melempar barang yang ada disekitarnya. Kemudian ia bangun mengambil jaketnya kemudian pergi meninggalkan kamarnya.
.
.Saat ia ingin keluar rumah, ia berpas pasan sama Maji dan Mindy di Meja makan. Namun ia acuhkan, saat ini ia tak bisa lagi mengontrol emosinya. Sebaiknya ia segera pergi takut malah ia melampiaskan emosinya itu ke orang yang paling ia cintai.
"Adel, sini sayang" ucap Mindy memanggil anaknya itu. Namun dihiraukan oleh Adel.
"Adel... mau kemana? ini Mindy manggil loh?" ucap Jinan.
"ADEL ! Mami panggil kamu" ucap Jinan marah, tetap dihiraukan oleh Adel. Saat Jinan ingin beranjak dari tempat duduknya, tangannya ditahan oleh Cindy.
"Biarin nan" ucap Jinan.
"Kenapa? Dia kurang ajar ! Maminya panggil main nyelonong gitu aja, pergi gak pamit. Kaya gak diajarin sopan santun aja" ucap Jinan kesal melihat kelakuan Adel.
"Sabar nan, mungkin dia butuh waktu sendiri. Kamu nggak liat mukanya tadi? Kusut, kasian tau kalo kita marahin lagi" ucap Cindy lembut sambil mengelus dada Jinan.
"Kamu jangan terlalu manjain dia Cin, kamu selalu belain dia terus. Sekarang jadi kaya gitu tuh" ucapnya Jinan Ketus pada Cindy. Cindy yang mendengar itu pun kaget, tak biasanya kekasihnya seperti ini. Justru biasanya Jinan yang lebih memanjakan Adel daripadanya.
"Sayaaang, udah. Anak kita nggak ada bermaksud kaya gitu Jinan.. terkadang perasaan yang hadir itu tidak selalu bisa kita kontrol dengan baik. Udah ya? Nanti kalau udah pulang kita tanyain anaknya oke?" Ucap Cindy mencoba memberi pengertian kalau perlakuan tadi tidak ada unsur kesengajaan.
Namun itu tidak berhasil mendinginkan hati Jinan, pasalnya ia paling tidak suka Adel membantah omongannya apalagi Cindy. Setelah mendengar perkataan Cindy tadi, ia langsung pergi meninggalkannya tanpa memberi sepatah kata pun. Cindy yang melihat kelakuan Jinan saat ini merasa pusing.
"Aduh, pusing akutuh" ucap Cindy sambil memijat pelipisnya pelan.
.
.
.
.Basecamp Zen's.
Dua minggu berturut turut Zeexa melakukan aksinya pada Adel. Mulai dari kempesin ban motor, taruh permen karet di tasnya, kunciin di kamar mandi, matiin lampu sekret OSIS pas lagi rapat, ngumpetin proposal kegiatan, umpetin helmnya, dan beberapa hal lain.
Namun ntah perasaan darimana datangnya saat ini ia merasa kasihan sama Adel. Ia sadar menurutnya kelakuannya itu sudah dibatas wajar.
Anehnya lagi, ia akan marah ketika teman-temannya membantu kejahilannya itu pada Adel. ia mau hanya ia saja yang boleh melakukan itu, teman-temannya tidak boleh menyakiti Adel atau akan berurusan dengannya pula.
Posesif. Ia pun bingung kenapa perasaan itu datang. Pasalnya ia akan jadi orang pergama yang akan marah ketika Adel digangguin oleh teman-temannya.
Sekarang pikiran Zeexa benar benar penuh akan Adel seorang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Hate
Teen Fiction(gxg). ••• Ketua geng motor berparas cool yang disebut Most Wanted itu sangat tak menyukai sosok Gadis yang merupakan seorang Ketua Osis di Sekolahnya. ••• Tapi Siapa sangka, Ia malah dibuat jatuh cinta 'Lagi' pada gadis itu. Mungkinkah cinta mereka...