Enam.

5.4K 418 5
                                    


POV Adel

"Zeexa bangsaaat !!" ucap Adel sambil melempar kaleng minuman yang tadi ia minum.

Sekarang ia berada di pinggir Danau, tempat yang selalu ia datangi ketika ia sedang kalut. Tempat ini selalu membuat ia tenang, disini ia bebas mengekspresikan dirinya sendiri.

"Kalo lagi ada masalah cerita kali, ngapain lo minum kopi sebanyak ini bego. Kalo lo kenapa kenapa gue lagi yang kena sama Maji huhh" ucap Seseorang dengan malas sambil mengambil kaleng kopi ditangan Adel itu. Benar, Adel selalu melampiaskan kekalutannya itu dengan minum kopi extra shoot. Menurutnya kopi selalu mampu membuatnya tenang. Tapi justru kopi itu selalu membuat adel berbaring di Rumah Sakit, pasalnya ia memiliki sakit Lambung.

"LO ?!?! lo ngapain disini????" Kaget Adel melihat orang yang ada disebelahnya sekarang.

"Harusnya gue yang tanya, lo ngapain disini??? bukannya pulang. Nih Maji nelfonin gue mulu tau gak?! bangke lu gue jadi tumbal. Untung gue pinter beralasan" jawabnya sambil meneguk kopi yang ia ambil dari Adel tadi.

"Sorry, kan lo abang gue hehehhehe" balas Adel sambil merangkul bahunya.

"Lo kenapa sih?? Katanya gue abang lo, tapi lo ga cerita sama gue??" Ucapnya kepada Adel.

"Eumm jadi...." jawab Adel.

"Zeexa?" Tanya nya malas, kemudian diangguki oleh Adel.

"Gue gasuka ada di kondisi kaya gini, kan lo tau gue paling nggak suka digituin. Kalo gue nggak jaga image jadi ketos, udah gue tonjok asli niel" ucap Adel dengan emosi. Ya, saat ini Adel sedang berbicara dengan Oniel. Oniel sudah ia anggap sebagai kakaknya sendiri, bagaimana tidak ia sudah tumbuh bersama Oniel 10 tahun lamanya.

"Wes wes sabar sabar, dia mungkin nggak ada maksud buat kaya gitu kali del. Dia kepancing emosi aja, kan lu tau dia secupu itu kontrol emosinya. Apalagi soal Christy." Ucap Oniel sambil menenangkan Adel.

"Iya sih niel, tapi dia nggak bisa semena-mena gitu niel" Balas Adel.

"Lagian kenapa sih orang orang pada takut sama dia?? Apa karna dia anak donatur terbesar di Sekolah?? Christy aja nggak kaya dia tuh kelakuannya, emang problematic aja si paling pengen dihormatin cih" jawabnya Lagi.

"Udah elahh gue liat liat lo sebel bgt sama Zeexa, Cie cie ntar jadi suka loooh" ucap Oniel meledek Adel.

"APAANSIH NIL, gue ceburin ya lo ke danau" ucap Adel sambil mendorong dorong Oniel.

"Jangaaan lah, belum pacaran gue sama Indah dah mati ae" jawab Oniel.

"Eh btw, kok lo bisa nemuin gue sih???" Tanya Adel heran.

|Flashback On|

Setelah mengantar Indah sampai kerumahnya, Oniel berkeliling Ibu Kota untuk melepas penatnya. Sekarang ia sedang dihantui rasa penasaran perihal yang ia liat tadi di Kantin.

"Jirrr untung aja tadi gue nggak keceplosan ngomong sama Flora dan Lulu. Kalo keceplosan berabe ni gue" gerutu Oniel sepanjang Jalan.

"Tapi kok bisa ya? Duh gue kepo banget" balasnya Lagi.

Saat melewati Danau, mata Oniel menangkap orang yang ia kenali.

"Lah Adel??? Kebetulan banget nih" Ucap Oniel. Lalu memarkirkan motor serta menghampiri Adel yang sedang meneguk Kaleng kopi yang kelima.

|Flashback Off|

"Begonoh Ceritanya Dul" Ucap Oniel.

"Oh, gue kira lo ikutin gue. Kan takut diikutin sama jurig kaya lo" ucap Adel meledek Oniel.

"KURANG AJAR lo, mana ada jurig secakep gue euy" Ucap Oniel dengan pede.

"Eh iya del, gapenting sih tapi penting buat gue soalnya lo gapernah kaya gini" Ucap Oniel.

"Apa?" tanya balik Adel.

"Kok lo nggak pake dasi sih tadi pas masuk kelas? Terus lo juga minjem jaket gue. Lo tutup sampe atas lagi, tumben banget? Lo sakit?" Tanya Oniel.

"Duh mampus, kok dia engeh sih anjir" batin Adel panik.

"h-Hah nggak kok, ketinggalan dasi gue" ucap Adel datar untuk menyembunyikan rasa paniknya.

"Bohong banget lu, bilang aja dasi lo dipake Zeexa" ucap Oniel santai.

"HAH????!" kaget Adel yang mendengar itu.

"kok Oniel tau???? darimana dah taunyaaa?? faklah" gerutunya didalam hati.

"Nggak usah kaget gitu kali, Santai aja" ucap Oniel.

"Kok lo tau?" Tanya Adel.

"Jadi bener dasi yang Zeexa pake punya lo?" Tanya balik Oniel.

"Kalo orang nanya dijawab bukan ditanya balik" jawab Adel dingin.

"Etdah bos sensi amat, iye iye jadi gini" Ucap Oniel sambil mengingat kejadian tadi siang.

|Flashback On|

"LO TUH YA, BISA GAKSIH LO NGGAK USAH SELALU JADI PAHLAWAN KESIANGAN???" ucap Zee sambil menarik kerah baju Adel.

Oniel yang melihat Zee menarik kerah Adel salah fokus sama apa yang dipakai Zee.

"Hah???? Zee pakai dasinya Adel gaksih??" Batin Oniel. Oniel pun mendekat ke Adel untuk memastikan apa yang ia lihat. Benar Oniel tidak salah lihat.

"Bener, itu dasinya Adel. Ada pin garudanya, yang mana itu cuma dipake sama ketua OSIS. Tapi kok bisa ya??" Hal penasaran itu terus mengganggu pikirannya.

"Besok gue harus tanya sama Adel" ucap Oniel dan berusaha menghilangkan rasa penasarannya itu.

|Flashback Off|

"Sekarang jelasin ke gue" minta Oniel kepada Adel.

"Jelasin apaan? Kan lo udah tau" jawabnya Santai.

"Ya kokk bisa sih?? Gimana ceritanya?" Tanya Oniel penasaran.

"Jadi gin-"

Dddrttt...Dddrrttt (Suara Handphone Bergetar)

"Tuh gue ditelfon Maji, udah ah gue pulang deh ya. Takut gue." Ucap Adel sambil berdiri lalu bergegas meninggalkan Oniel.

"Tapi lo belum cerita?????" teriak Oniel.

"Kapan kapan aja lah" balas Adel. kemudian suara motor Adel pun hilang dari pendengaran Oniel.

"ALAAAH FAKYU ADELINE" ucapnya emosi. Pasalnya rasa penasarannya pun tidak tertuntaskan dengan sepenuhnya. Kemudian Oniel pun menyusul Adel untuk kembali ke Rumah. Rasanya penuh sekali kepalanya saat ini padahal hanya perihal Dasi, ntlah lah kepala Oniel mau pecah sekarang.

.
.
.
.
.
.
.













Hi hi ! Thank you semuanya yang sudah mampir dan Vote cerita ini. Mohon maaf kalau masih banyak kurang nya ya :(

Aku usahain bisa Update setiap hari ya! Mohon dukungannya selalu buat aku, Enjoy ~ ❤️🤘🏻

Love Hate Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang