Empat puluh Lima.

4.3K 391 9
                                    


"euhm, masih ada 45 menit gimana kalo?" ucap Zee menciumi ceruk leher Adel dan mengelus perutnya dari belakang.

"ANJEEEENG!!!! minimal close dulu lah bangsaaaaaattttttt game nya" teriak Olla dari game.

"Lah masih??? hahahhaa sorry la!!! mau ikutan ga???" ledek Zee mengambil handphonenya.

"KAGAK YA ANJING, MATIIN DULU TAI" ucap Olla marah-marah. Mereka berdua pun tertawa mendengar itu.

Setelah mereka berdua puas tertawa, Zee pun mematikan handphonenya menaruhnya di nakas dan mendekatkan dirinya lagi pada Adel.

"Sayang" panggil Zee lembut kembali memeluk Adel dari belakang. Hidungnya mengisap kuat aroma Vanilla di ceruk leher kekasihnya itu. Tangan kanannya ia pakai mengelus paha Adel sensual. Tangan kirinya berada di ujung handuk, seolah siap membukanya.

"Mngghhhh ziihhh, jangan sekarangggh" ucapnya menahan tangan Zee yang ingin membuka handuknya.

Adel cepat berbalik badan, naik ke atas pangkuan Zee. Kekasihnya yang tidak siap menerima perlakuannya sedikit tersentak, Zee segera memegang pinggang ramping kekasihnya itu. Menahan badan Adel agar tidak jatuh ke badannya. Adel yang berada di pangkuan Zee menatap lekat mata lawannya, tangan kanannya ia kalungkan pada leher Zee serta tangan kirinya mengusap lembut wajah dan bibir Zee.

Zee tersenyum senang, saat ini rasanya ingin segera membalikkan badan Adel dan menikkamnya. Tapi, ia tak ingin buru-buru. Zee ingin mengetahui apa yang kekasihnya itu lakukan kepadanya.

Zee menatap intens kedua bola mata indah kekasihnya, semakin dekat jarak antara wajah mereka. Mata Adel tertuju pada bibir pink tebal Zee, ia memiringkan wajahnya menyatukan bibirnya dengan kekasihnya. Tidak ada pergerakan dari keduanya, Zee memulai. Melumatnya dengan lembut, lidah mereka saling terpaut. Mengabsen satu persatu gigi Adel dan melumatnya kembali. Zee melirik kekasihnya itu sedang memejamkan mata,

"Awwwwsshh mmphhh" lenguh Adel ketika Zee mengigit bibirnya. Asik pada pergulatan bibir mereka, Zee tak ingin menyia-nyiakan waktu yang mereka punya. Tangan Zee dengan cepat beralih kepada kedua payudara kekasihnya itu.

"Ngghhhhh"

Adel tersadar ketika ada dering telfon masuk di handphonenya, sontak ia bangun dari pangkuan Zee dan mengangkat telfonnya.

Zee menatap Adel sebal, lagi dan lagi gagal.

Setelah selesai menerima telfon, Adel duduk di tepi ranjang menghampiri kekasihnya yang sekarang sedang melipat tangan didepan dadanya diiringi muka kecut.

"Sayang, maaf ya? Ayo udah jam segini, kamu belum mandi. Tante Shani telfon aku kamu disuruh turun ke Ballroom sekarang" ucap Adel mengelus lembut tangan Zee.

"Kangen tau" ucap Zee kemudian memeluk erat gadis yang berada didepannya.

"Nanti malem ya? aku janji" ucap Adel mengelus pundak Zee. Zee sontak melepas pelukannya pada Adel,

"Bener ya???????" tanya nya Excited. Adel pun tersenyum sambil mengangguk.

"YES!" seru Zee kemudian segera berlari menuju ke kamar mandi. Adel menggelengkan kepala melihat tingkah gemas Zee.

Love Hate Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang