Empat puluh Satu.

5.2K 407 23
                                    


Setelah menunggu 45 menit akhirnya makanan datang juga,

"Flo tolong panggilin mereka" pinta Adel dan diangguki oleh Flora.

Mereka pun kembali ke saung dan menempati tempat duduknya masing masing.

Zee mendudukan dirinya disamping kekasihnya itu.

"Makan dulu" ucap Adel memberikan piring berisi ayam kremes, tahu tempe, tumis kangkung yang sudah ia siapkan untuk Zee sebelumnya. Tak lupa ia memberikan Es Jeruk punya Zee.

"Makasih sayang" ucap Zee mengacak pelan rambut Adel.

Mereka pun melaksanakan makan sore selama kurang lebih 40 menit, selagi makan mereka juga bertukar cerita dan bercanda ria oleh celetukan konyol yang Oniel dan Olla lontarkan.

Selesai makan,

"Oi ntar malem kumpul yuk! Gitaran, gue bawa gitar" ucap Olla bersemangat.

"Ayo ayo, dikamar siapa?" tanya Oniel yang tak kalah Excited.

"Kamar lo aja, kan kamar lo balkonnya gede" ucap Jessi menunjuk ke arah Zee. Kamar Zee&Adel memang berbeda dengan yang lain, begitupun kamar Christy&Chika. Sekolah memberikan fasilitas khusus kepada kedua anak pemilik sekolah itu, mereka diberikan kamar yang Extra Size dibanding murid lainnya.

Zee pun melirik ke arah Adel seolah meminta persetujuan, karena kamarnya kan ditiduri bersama Adel. Adel mengangguk seakan setuju.

"Oke, nanti gue orderin pizza" ucap Zee.

"Asiiik!! gue nyumbang martabak deh" ucap Christy tak mau kalah.

"Gue minum minuman aja biar segerrr" ucap Jessi.

"Gue rokok deh!" Ucap Ara kemudian ditoyor oleh Jessi.

"Rokok mulu pikiran lo" omel Jessi. Ara pun hanya tertawa dan menggaruk garuk kepalanya.

"Ayo balik" ajak Adel dan diangguki oleh semuanya.

"EH Bos!" Ucap Olla dan Lulu bersamaan kepada Adel dan Zee yang sudah lebih dulu berjalan.

"Kenapa?" Tanya Adel.

"Ini siapa yang bayar hehe?" tanya Lulu menggaruk kepalanya. Sebenernya mereka semua adalah orang kaya, buktinya mereka dapat bersekolah di sekolah tergengsi di Jakarta. Namun ya kekayaan ortu mereka nggak ada apa-apanya dibanding kekayaan Narlan's dan Jihapsari's.

"Gue, udah sana pada balik duluan aja" ucap Adel.

"Makasih mommmy" ucap mereka serempak.

"Stress" ucap Adel meninggalkan mereka.

Sesampainya di kasir, Adel mengeluarkan kartunya setelah kasir memberi tahu nominal yang harus dibayar. Ia pun memasukkan pin untuk menyelesaikan transaksi.

"Makasih ya mba" ucap Adel mengambil kembali kartunya dan pergi dari restoran tersebut.

"Makasih ya" ucap Zee pada Adel.

"Hah?" tanya Adel bingung.

"Makasih udah traktir gue sama temen temen gue" ucap Zee pada Adel.

"My Pleasure sayang" jawab Adel diiringi senyum manisnya.

"Sampe hotel lo langsung mandi ya Zee" pinta Adel pada Zee.

"Kenapa?" tanya Zee bingung.

"Lo bau rokok, gasuka" ucap Adel terang terangan.

"Siap 86 mommy" ucap Zee hormat pada Adel dan berjalan tegak. Adel yang melihat kelakuan kekasihnya itu pun hanya tertawa.

Zee tidak pernah marah kalau Adel menyatakan hal yang tidak disukai dari dirinya. Karena Zee sendiri yang meminta kekasihnya itu selalu terbuka dengannya. Buat Zee, kenyamanan Adel adalah yang utama.

Love Hate Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang