Lima Puluh Tujuh.

4.3K 426 68
                                    


"Adel...."

Tanpa disadari ada sebuah mobil melaju dengan kecepatan kencang pula dari arah sebrangnya.

*TIN TIN*

*TiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiN*

Kilat lampu yang semakin menusuk matanya membuat Zee tak sengaja menurunkan pedal gasnya membuat motor itu menambah kecepatan.

*TIIIIIIIIIINNNNNN*

Zee tersadar bahwa mobil itu akan menabraknya, ia menjatuhkan dirinya kesebelah kiri.

BRAAAAAKKKKKKKK

Zee menabrak pembatas jalan, tabarakan itu cukup kencang membuat Zee terpanting beberapa langkah dari motornya yang sudah hancur di bagian depan.

Beberapa warga pun menghampiri Zee yang sudah tergeletak tak sadarkan diri.

"INI ANAK BU SHANINA bukan sih????" kaget salah satu warga ketika membuka helm Zee.

"Bu Shanina??"

"IYA Bu Shanina pengusaha terkenal itu!"

"AYO TOLONGIN DIA!! Panggil ambulance sekarang" perintah salah satu warga yang panik melihat banyaknya darah keluar dari pelipis Zee.





"Maaf ini ada apa ya? Kok rame banget?" tanya Jessi melihat sekerumunan orang yang berada disana.

"Ini mba, ada yang kecelakaan. Kasian mana masih muda banget, dan cantik banget lagi"

"Katanya anak pengusaha terkenal... euhh siapa ya namanya?? Sharina sharina gitu deh mba" ucap salah satu warga membuat Jessi terkejut.

"SHANINA???"

"Nah itu dia mba"

"ZEE?! ZEE!" teriak Jessi menyadari suatu hal. Ia melirik ke arah sekitar dan benar saja,

"ITU PLAT ZEE! Dia temen saya pak!" Panik Jessi. Jessi berlari kearah kerumunan.

"MISI"

"ZEE! bangun Zee!" tangis Jessi membawa kepala Zee dipangkuannya dan menepuk nepuk pipi Zee.

"AMBULANCE MANA???? AMBULANCE PANGGILIN CEPET ANJINGG!!!"

"ZEE banguuunnnn"

"ZI INI JESSI ZI"

"awsssh...Ad..Adel..jes.."

"ZEE! dengerin gue JANGAN DITUTUP MATANYA, JANGAN DITUTUP MATANYA" ucap Jessi menepuk nepuk terus pipi Zee agar gadis itu tak menutup matanya.

Tak lama dari itu ambluance datang, Jessi dengan sigap membawa badan Zee untuk mendapat penanganan pertama.

Selama perjalanan Jessi menangis, ia bahkan tak melepas genggamannya pada tangan Zee dan terus mengajak Zee ngobrol agar dia tak menutup matanya.

"Adel jahat sama Zi jes..."

"Adel udah nggak sayang sama Zi ya jes..."

"Jes... Adel sayang nggaksih sama aku..."

Jessi hanya bisa menangis, ntah mengapa rasanya banyak sekali ketakutan yang hadir menyelimuti. Jessi hanya mengeratkan genggamannya dan menghapus air mata Zee yang keluar dari sudut matanya.

"Jes.. tanganku sakit..."

Sampai di Rumah Sakit, ia langsung dibawa ke UGD. Jessi minta menunggu diluar agar Suster dan Dokter menangani sahabatnya itu.

Jessi mengacak rambutnya kasar, mulai menelfon satu persatu agar segera datang kesana.



|Dalam Panggilan|

Love Hate Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang