Lima Puluh Empat.

3.7K 392 50
                                    


Oniel yang merasa khawatir segera membuka pintu sekret OSIS tersebut. Betapa kagetnya gadis berambut coklat itu melihat sahabatnya yang sedang duduk dipojokan menangis memukul mukul tembok dan disebelahnya ada Marsha berusaha menenangkannya.

"ADEL?!"

Oniel menepis tangan Marsha yang berada di punggung Adel, menarik Adel kedalam pelukannya. Ia menatap tajam dan bingung kearah Marsha, bagaimana gadis itu bisa berada disini.

Marsha yang merasa tatapan Oniel mengintimidasinya segera meng-klarifikasi, ia tau pasti gadis didepannya itu bingung.

"Eee- itu ka Oniel tadi aku lagi apa euh mau ngambil sesuatu di sekret eh pas buka pintu ada ka Adel yang lagi nangis sambil mukul-mukul tembok"

"Aku cuma mau nenangin aja ka Oniel"

Ucap gadis berdarah manado tersebut membuat Oniel mengangguk-ngangguk saja walaupun ia belum sepenuhnya yakin.

"Elo???? ngapain???" Ketus Flora melihat keberadaan Marsha disana.

"Keluar"

"Eungh ka Flora, tapi aku khawatir sama ka Adel"

"Ada gue, Oniel sama Lulu. apa yang lo khawatirin? lo juga gapenting kali disini"

"Keluar sha" pinta Flora menunjuk ke arah pintu. Namun Marsha masih terduduk disebelah Oniel, ia tak ingin pergi kemana mana.

"Ck! emang paling bener lo gue seret" geram Flora menarik paksa tangan Marsha untuk keluar. Gadis itu tertarik badannya mengikuti gadis yang lebih mungil didepannya, Flora menutup pintu sekret dengan kencang.

"Gue ingetin lo ya, jangan deketin Adel dalam konteks selain OSIS. gue gasuka Adel deket-deket sama orang kaya lo.. MUKA DUA" ucap Flora memiliki intimidasi disetiap katanya lalu meninggalkan gadis itu sendirian di depan sekret.

Marsha masih terdiam di depan sana, menunggingkan senyum kirinya.

"Enak aja gue lepas, gue nggak bakal ngelepas sampe gue dapet apa yang gue mau.. sorry..." kekehnya menatap sekilas ruang sekret lalu meninggalkan lorong itu.






"Kenapa sih? Lo ngga boleh nyakitin diri lo sendiri del" ucap Oniel menenangkan Adel yang masih didalam dekapannya itu.

"Gue jahat niel, gue udah tampar Zee, gue ngerasa bersalah sama Zee niel" eluh Adel.

Lulu dan Flora juga ikut bantu menenangkan Adel. Membiarkan gadis itu berkecamuk dengan pikiran dirinya sendiri.

"Del, lo tuh aneh banget ya" ucap Flora memecahkan keheningan, membuat ketiganya menoleh kearahnya.

"Maksut lo flo?" ucap Adel berdiri mensejajarkan dirinya dengan Flora.

"Maksut gue, lo tuh nggak mau dengerin Zee terus nggak percaya sama Zee tapi kerjaan lo nangisin Zee terus"

"Buat apa sih anjing? jangan nyakitin diri lo sendiri lah, kalo masih cinta kenapa ngga berusaha percaya sama Zee terus lo cari tau gimana kebenaran nya sama Zee"

ucap gadis mungil didepannya yang mulai emosi dengan tingkah laku sahabatnya.

"Eh flo, lo tuh nggak tau apa-apa, lo tuh ngga ngerasain apa yang gue rasain, lo pikir apa yang lo omongin itu bisa segampang itu dilakuin? Nggak flo" kata Adel yang kini juga mulai terpancing emosinya.

"Iya iya, gue emang ngga ngerti. Tapi maksut gue lo tuh jangan egois del, kalo yang dibilang Zee bener gimana? Malu del, malu lo udah maki-maki Zee terus udah nampar Zee"

"Apasih gajelas! Ngga ada buktinya kalau dia nggak salah kan? Mana? Kalo ada buktinya coba liatin ke gue"

"Coba kalo lo ada di posisi gue flo, jessi ngelakuin hal yang sama. Lo bakal gimana? Sama kan kaya gue? Kecewa flo, kecewa" sambung Adel.

Love Hate Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang