Lima Puluh Dua.

3.7K 393 29
                                    


Hari ini Adel kembali kerumahnya karena besok ia harus kembali bersekolah. Kali ini terasa sepi karena hanya ada dirinya, bibi, dan beberapa satpam aja. Maminya mengabari bahwa esok baru landing di Jakarta.

Sudah biasa sebenarnya Adel merasakan kesendirian ini yang benar faktanya ia adalah anak tunggal. Beberapa kali ia membayangkan ingin mempunyai adik atau seorang kakak yang akan menemani hari harinya.

Adel menghempas tubuhnya keatas ranjang, menatap langit-langit kamar.

"Huh, kalau nggak lagi sama ketiga serangkai itu gue selalu saja ngerasa kesepian gini" gumamnya.

"Non" panggil sang Bibi sembari mengetuk pintu kamarnya. Adel tersentak mendengar ketukan pintu itu pun bergegas membuka pintu kamarnya.

"Kenapa bi?" tanyanya kepada wanita berumur setengah abad didepannya itu ketika pintu telah ia buka.

"Ini buat non" ucap sang Bibi memberikan totebag berisikan makanan.

"Eh, tapi aku nggak pesen apa-apa bi?" bingungnya berpikir memastikan bahwa ia tak membeli apa-apa didalam aplikasi.

"Ambil aja non, tadi abang Gojek yang anter bilang katanya buat non" tutur Bibi menyodorkan paper bag itu.

"Dari siapa bi?" jawab Adel mengambil paper bag dari tangan bibi.

"Nggak tau non, nggak ada bilang apa-apa. Bibi balik ke dapur ya non" ucap Bibi diakhiri berpamitan.

"Makasih ya bi" ucap Adel kembali masuk kekamar membawa paper bag yang berisikan makanan itu.

Adel menaruh paper bag itu di meja belajarnya. Ia memutuskan mandi terlebih dahulu sebelum membuka tas berisikan makanan tersebut.

Ia menghabiskan 35 menit didalam kamar mandi untuk membersihkan dirinya, sekarang Adel duduk di meja belajarnya dan membuka paper bag itu dengan rasa penasarannya.

Didalamnya berisikan beef bento dan iced americano kesukaannya.

"Dihabisin ya? Jangan sedih-sedih terus okay?" ucap Adel membaca sepucuk kertas diatas bentonya itu.

"Dari siapa ya? nggak ada namanya??" bingung Adel memutar kotak bento itu siapa tau ada petunjuk disana.

"Bukan dari Zee kan?" ucap Adel tetiba ketika mengingat kebiasaan gadis itu meng-gofoodkan makanan untuknya secara tiba-tiba.

"Kebetulan banget gue laper, ini nggak diracun kan ya?" ucapnya sambil mencium beberapa dish di bento tersebut memastikan aman untuk dimakan.

"Ah udahlah, kalau diracun pun yaudahlah ya" ucapnya lagi dan mulai memakan bento tersebut.

"Makasih ya, siapapun itu. Hati gue kembali hangat sekarang" tuturnya tersenyum kemudian melanjutkan aktivitas makannya itu.










Keesokan paginya, hari kembali berjalan dengan normal. Adel menjalani hari sebagai siswi kelas 12 dan ketua OSIS tentunya. Tak ada yang berubah dengan harinya, kecuali status nya yang sekarang bukan lagi pacar seorang primadona Resha, Zeexa Narlanuna.

Adel berangkat sekolah menggunakan Vespa Matic kesayangannya berwarna Army itu, memarkirkan motornya disebelah motor Oniel.

"Del" terpanggil membuat dirinya menoleh melihat siapa yang memanggil.

"Ah, kenapa dia ada disini tiba-tiba sih anjir" batin Adel.

"Tenang Del, lo nggak boleh keliatan gugup" ucap Adel didalam hati menyemangati dirinya sendiri.

Love Hate Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang