Lima Puluh Sembilan.

4.9K 395 45
                                    


Hari kedua di Rumah Sakit membuat Zee merasa jenuh, sebenarnya karena ia kangen gadisnya aja sih. Hari terasa sepi sebab semua orang ber-sekolah. Adiknya, Sahabatnya dan juga Kekasihnya. Kini ia bersama kedua orang tuanya, Shani dan Gre. Sejak tadi pagi ia rewel sekali ingin pergi ke sekolah. Setelah melalui perdebatan panjang akhirnya dia tak berani membantah Maminya.

"Bunddd, pleaseeee aku gapapa tau sumpah deh" ucapnya dengan muka melas.

"Ya coba aja sana ngomong sama Mami kamu" kata Gre membuat Zee menengok ke arah Shani.

"Mi, boleh ya?? Kan ada Christy, Adel sama temen-temen aku Mi. Aku bisa Mamiiii percaya deh sama Zee"

"Ngga Zee, kamu nggak denger tadi dokter ngomong apa sama kamu???" Sewot Shani.

"Miii plis lah, sumpah aku bukan anak kecil lagi yang nggak bisa jagain dirinya sendiri mi"

"Mamiiiiii"

"Zeexa!" tegas Shani.

"Ck tau ah mami mah nggak sayang aku lagi" ambeknya memunggungi Shani dan menutupi dirinya dengan selimut.

"Sayang.." panggil lembut Gre memegang pundak sang istri.

"Aku nggak bisa dibantah Ge" katanya kemudian meninggalkan keduanya di dalam kamar tersebut. Gre pusing kenapa keduanya jadi ngambek begini.

"Kakak..."

"Kakak, maksud Mami itu baik nak.. Mami mau yang terbaik buat kakak.."

"Iya tapi apa salahnya sih nda??? Emang harus sampe ngebentak aku gitu???"

"Maafin Mami ya kak.. Mami cuma pengen Zee nurut karena Mami mau Zee cepet sehat nak.." kata Gre mendekat ke arah Zee mengelus punggung sang sulung dengan lembut.

"Kakak juga harus tau kalau Mami reschedule semua meeting hari ini demi jagain kakak, bahkan Mami sampe berantem tau kak sama Tante Fenya" kata Gre itu mendadak membuat hatinya merasa bersalah.

"Jangan mentang mentang lo yang punya perusahaan bisa reschedule seenaknya gitu dong Shan! Ini proyek besar Shan"

"Nggak ada yang lebih penting di dunia ini selain keluarga gue Fen!"

"Kita bisa rugi besar Shan"

"Gak peduli Fen! Anak gue di rumah sakit, dia lebih berharga dari apapun bagi gue. Reschedule semua meetingnya, kalau mereka nggak mau yaudah batalin aja!"

Tut.

"Ndaaaa" rengek Zee membalikkan badannya dan merentangkan tangannya. Ge yang paham maksud anak sulungnya itu memeluknya dengan erat.

"Zi salah ya nda??? Pasti Mami marah banget sama Zi"

"Nggak kok, Mami ngga marah. Tapi lain kali Zee harus tau mana yang harus menjadi prioritas, sekarang prioritas kamu kan kesehatan kamu. Nanti Zee minta maaf sama Mami ya?" titah Gre diangguki oleh sang empu.

"Nah gitu dong ini baru anak Bunda" katanya mecolek ujung hidung sang sulung.

Cklek

Pintu terbuka memperlihatkan perawakan wanita dengan cepol rambutnya itu masuk kedalam kamar sembari memegang ponselnya.

"Tuh sana bilang Mami" bisik Gre.

"Gengsi nda...." rengek kecilnya.

"Mam..."

Panggil sang anak membuat Shani menatap kearah Zee, mendongakan dagunya seolah bertanya ada apa.

"Mam... sorry soal yang tadi..." katanya membuat kepalanya menunduk tak bedani menatap sang Mami.

Love Hate Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang