Sebelas.

5.5K 418 10
                                    


Hari ini di pagi hari yang cerah. Adel bersiap diri kemudian turun dari kamarnya menuju ke meja makan menemui orang tuanya. Kepalanya sungguh pusing setelah kejadian semalam, mulai dari lawan balapan ia seorang ratu arena, Zee mengakui kelakuannya yang selama ini membuat ia gila, dan Zeexa Narlanuna bilang suka pada dirinya. Rasanya saat ini kepalanya mau pecah, kenapa seorang Zeexa selalu saja bikin ia sakit kepala.

"Pagi Ma, Mi" ucap Adel dingin lalu duduk di meja makan.

"Mau makan apa sayang?" ucap Cindy menawari Adel.

"Roti aja" ucap Adel sambil meneguk segelas susu. Jinan yang melihat sikap dinginnya Adel dan wajahnya yang cukup lelah membuat ia bertanya tanya dan khawatir.

"Del" ucap Jinan.

"Kenapa ma?" ucap Adel mengangkat kepalanya menghadap ke Jinan.

"Kamu kenapa?" ucap Jinan.

"H-hahh? Aku nggak papa? Kenapa?" ucap Adel.

"Jangan bohong sama Mama, kamu anak Mama. Maji tau kamu lagi nggak baik baik aja" ucap Jinan serius.

"Aku gak papa ma, cuma urusan OSIS aja" ucap Adel. Kemudian langsung berdiri dari tempat duduknya hendak berangkat.

"Aku berangkat, bye Ma, Mi" ucap Adel sambil mengecup pipi orang tuanya itu.

"Sayang tunggu ! Sarapannya Mami bekelin ya?" Ucap Cindy.

"Nggak usah Mi, Dadah" ucap Adel dari ambang pintu. Terdengar suara motor Adel perlahan meninggalkan rumah.

"Kamu sih nan!" Ucap Cindy kesal.

"Kenapa aku?" tanya Jinan menatap Cindy tidak mengerti apa maksudnya.

"Anak itu nggak sarapan lagi, lagian ngapain sih diajak ngobrol mulu. Dia juga butuh privacy kali nan" ucap Cindy.

"Sayang, aku khawatir. Liat mukanya tadi? Kusut banget kan? Aku tau dia lagi banyak yang dipikirin. Seenggaknya dia bisa berbagi sedikit sama kita" ucap Jinan.

"Nan, dia sudah besar. Biarkan dia menyelesaikan masalahnya sendiri. Dia kalau butuh bantuan juga bilang sama kita kan nan?" ucap Cindy.

"Ck Aku cuma khawatir, Aku ibunya !" ucap Jinan nada tinggi. Kemudian meninggalkan Cindy sendirian di Meja makan.

Perkataan Jinan benar benar menusuk ke dalam hati Cindy. Ntahlah salah siapa pertengkaran kecil ini, tapi ia cuma mau Jinan membiarkan anaknya menikmati masa itu. Ia percaya putri kesayangannya itu bisa menghandle semuanya dengan baik. Tak terasa air mata lolos membasahi pipi Cindy.

.
.
.
.


Zeexa POV

"Anjing?! TELAT bangun lagi?!" ucap Zee yang melihat jam di handphone nya itu menunjukan pukul 07.40 yang mana 10 menit lagi gerbang akan ditutup.

Zee yang melihat kebodohannya lupa memasang alarm itu segera bersiap siap sambil menggerutu dirinya sendiri.

"Gara gara semalem nih cape banget jadi telat lagi kan gue, mana nggak dibangunin lagi sama Mami Bunda. Christy juga" ucap Zee sambil memakai parfum dan mengambil jaket.

Ia pun turun ke bawah, tapi ia heran kenapa rumahnya ini sangat kosong sekali. Tak ada yang menjawab panggilannya.

"Mamiiiiii, Bundaaaaa, Toooooyyyy kok nggak ada yang banguninn aku siiiihh????" teriak Zee sambil menuruni tangga.

Love Hate Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang