Dua Belas.

5.8K 424 3
                                    



Setelah kejadian di Arena waktu itu, Zeexa benar benar mengejar cintanya Qeshara Arunadeline seorang Ketua Osis yang saat ini image ramahn nya berubah menjadi dingin. Adel lebih sulit diajak ngobrol dibanding sebelum Zee mengutarakan cinta padanya, bahkan sekarang ketika ia melihat Zee ia akan buru buru menghindar agar tidak ketemu.

Tapi, perjuangan seorang Zeexa tidak berhenti. Sudah menjadi rahasia umum kalau apapun yang ia mau pasti ia kejar sampai titik penghabisan.

Meskipun Adel selalu menghindar darinya, ia tetap memberikan yang terbaik untuk Adel. Selama satu minggu terakhir, Zeexa melakukan banyak hal. Mulai dari menaruh bekal sarapan di meja Adel, memberikan lunch lewat orang suruhannya, memberikan snack&quotes, selalu mengajaknya pulang bareng walau selalu ditolak, bahkan ia memberikan akses pada Adel dengan mudahnya mendapat tempat duduk ketika kantin penuh dan tidak membayar makanan yang dipesan.

Ntah bagaimana Zeexa melakukan semua itu untuknya tapi di hati Adel ia benar benar sangat menyukai usahanya Zeexa. She's so Attractive.

"Ini udah saatnya gue membalas perasaan dia, bohong kalau gue nggak suka sama dia. Karna dari dulu gue juga sukanya sama lo.. Zee..." ucap Adel pelan.

"Kita sama sama kejebak di friendzone antara lo, gue dan ashel. Lo suka sama Ashel... lo ngira gue suka juga sama Ashel... padahal gue sukanya sama lo...jadilah hubungan kita seperti yang kemarin zee..." ucap Adel kembali ketika memori itu memutar kembali di otaknya.

Saat ini Adel sedang berada di perpustakaan, mengingat kejadian yang lalu berhasil membuat air mata lolos membasahi pipi. Ntah kenapa semua itu merasa menyakitkan.

Sekarang saatnya, ia membalas cintanya itu. Sudah lama ia nanti, akhirnya datang juga perasaan itu.

.
.
.
.

Adel melihat jam di handphonenya, Pas sekali saat ini jam Istirahat. Saat ini Adel bergegas ke kantin untuk bertemu dengan Zee. Tapi, yang didepan matanya saat ini sungguh menggores hatinya. Melihat Zee makan berdua bersama Ashel sambil tertawa?

"T-tunggu.... satu piring berdua? Nggak salah liat kan ya gue?" Batin Adel.

Saat ini sekujur badannya kaku, rasanya ia ingin menangis sejadi jadinya.

"Gue kelamaan ya? Sekarang dia balik lagi sama Ashel apa gimana sih? Maksud nya gimana sih Zee..."

"Sakit banget liat nya... kirain lo bakal sabar nunggu gue bener bener nerima lo... ternyata ini Zee...." ucapnya dalam hati merasa tidak percaya apa yang ada di depan matanya.

Tanpa sadar ia meneteskan air matanya, sakit hatinya saat ini.

"Del ih, gue cariin lo tau. Ayo makan" ucap Oniel yang saat ini sedang menarik tangannya mengajaknnya duduk.

"Del ayo" ajak Oniel namun Adel tak beranjak dari tempat itu juga.

"Nil, tunggu" ucap Flora mengisyaratkan Oniel dan Lulu untuk melihat meja di sebelah utara sana.

Adel tersadar dari lamunannya, melihat ketiga temannya berada didepannya sekarang. Ia memutuskan kembali ke kelas tanpa bicara sepatah kata apapun.

"Bajingan!" ucap Oniel yang terdengar oleh Flora. Flora mencoba menahan Oniel.

"Sabar sabar dulu, kita nggak tau kan apa yang terjadi nil" ucap Flora.

"Lu samperin Adel lu" ucap Flora lagi dan diangguki oleh Lulu.

"Gabisa gue gabisa" ucap Oniel mengepalkan tangannya dan menghampiri Zee yang masij asyik bercanda sama Ashel.

"ZEEXA NARLANUNA!" teriak lantang dari Oniel.

Love Hate Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang