Lima Puluh Enam.

4K 417 77
                                    


Setelah ia dilindungi oleh Zee, kini harinya berjalan seperti biasanya. Perlahan, Adel kembali menghangat. Tak lagi ada sosok ketos yang galak, kini kembali sosok 'Qeshara' yang ramah, ya walaupun masih memiliki aura dingin yang siapapun rasanya enggan mendekati Adel.

"Pagi kak Adel" sapa sang Adik kelas saat melewati dirinya.

"Hai! semangat hari ini ya" ucapnya diiringi senyum manisnya itu membuat sang Adik kelas tersenyum kaku.

"ARRRRRGHH bisa gila gue disenyumin ka Adel" eluhnya kepada temannya yang terdengar oleh Adel. Adel hanya tertawa kecil mendengar tersebut.

Adel juga sudah menerima semua kejadian lalunya bersama Zee, ia tak lagi dendam ataupun benci dengan gadis itu. Ia rasa lebih baik berteman 'kembali' tanpa diiringi rasa benci. Walau begitu, tetap saja keduanya seperti tom&jerry.

"Awas anjing ih! Ngapain si lo disitu?? GUE KEBELET ZEEXA" sewot Adel kepada Zee yang menghalangi jalannya ingin ke kamar mandi.

"Berdua yuk sama gue?" tawar Zee diiringi senyum jahilnya.

"TOLOL"

"AWAS AH" kata Adel menjambak asal rambut Zee karena dirinya dibuat kesal. Adel pun mendorong kasar bahu Zee untuk minggir dari hadapannya. Sang Empu yang mendapat perlakuan tersebut hanya tersenyum senang. Ia selalu senang mengerjai gadisnya, tak sia-sia penantian panjangnya itu.

Tetapi, bukan berarti Adel dan Zee kembali dekat. Justru benar ucapan Adel bulan lalu yang ingin menjadikan hubungan mereka sebatas Qeshara dan Zeexa di masa lalu.

"Kita cuman temen niel, nggak usah pada berlebihan" ucap Adel mengingatkan kepada ketiga temannya ketika dirinya dicomblangin sama Zeexa.

Adel juga sudah menerima jika Ashel terang-terangan mendekati Zee, tak jarang ia melihat Ashel ditolak mentah-mentah oleh Zee. Terkadang ia kasihan melihat Ashel yang mati-matian mengejar Zee, tetapi rasa cemburu juga datang secara bersamaan jika melihat Zee berinteraksi dengan Ashel, ya walaupun interaksinya Zee mengomel sih tapi tetap saja cemburu. Dasar wanita, denial aja terus.

"Shel! Stop anjing, gue gabutuh semua ini. Gue cuma butuh Adel, mending lo peka sama sekitar lo. Ada orang yang beneran tulus cinta sama lo" ucap Zee menohok membuat Ashel terdiam kaku.

Selain perihal OSIS, Zee maupun Ashel.. akhir-akhir ini Marsha mendekati Adel, secara terang-terangan pula. Kadang ia merasa risih ketika Marsha terus mengintili nya kemana-mana apalagi pada saat OSIS. Untung saja gadis itu memiliki Flora, sahabat baiknya yang masih perang dingin sampai sekarang.. Flo selalu mengusir Marsha dengan tak sungkan jika gadis itu mendekati sahabatnya.

"Ka Adel ka Adel"

"Ka Adel kalau menurut ka Adel temanya bagusan yang mana?"

"Konsum nya mau pake yang kemarin lagi atau bento aja?"

"Ka Adel, boleh nebeng pulang bareng?" tanya Marsha menahan lengan Adel. Adel menarik lengannya perlahan. Karena tak ingin melukai hati Marsha, ia berpikir keras gimana cara menolak gadis didepannya ini.

"Euh Sha, so-"

"Sorry bray, Adel udah sama gue. Lesgo del" ucap Flora tiba-tiba datang dan menarik langsung tangan Adel. Adel yang tiba-tiba ditarik pun bingung, sesampainya di parkiran ia menatap ke arah Flora meminta penjelasan.

"Gue tau lo risih, masih untung lu gue tolongin. Udah gue bilangin ngga usah deket deket sama dia jing, gak dengerin. Busuk tuh orang tau" kata Flora.

"Oh ya? thanks ya" jawab Adel singkat lalu menaiki motornya dan meninggalkan Flora.

Love Hate Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang