Lima Puluh Delapan.

5.1K 409 33
                                    


Zee dibawa menuju ruang VVIP diikuti oleh teman-temannya, keluarganya dan Adel yang berada disampingnya. Tak lama dari itu dokter visit ke ruangannya.

"Malam Zee"

"Malam dok"

"Saya mau cek kondisi kamu dulu ya" ucap sang Dokter membuat Adel mundur mempersilahkan dokter memeriksa Zee. Saat hendak mundur tangan Adel ditahan, gadis itu meminta tetap berada disampingnya.

"Gue ga kemana-mana, lo diperiksa dulu" kata Adel namun Zee menggeleng kekeh tak mau melepaskan genggaman tangan itu.

"bucin banget sih lo padahal ngga ada status" kata Olla mendapat pukulan di bibirnya oleh Jessi.

"Hahaha kalian lucu lucu banget sih, dasar anak muda. Biar saya aja deh yang pindah" ucap Dokter tersebut menggeleng dan tertawa kecil kemudian ia pindah dibagian sebelah kiri Zee. Dokter memeriksa keadaan Zee degan stetoskopnya.

Shani merangkul badan Gre, menghangatkan tubuh dan perasaan nya seraya berbicara kalau Zee baik-baik saja. Betapa paniknya Gre ketika mendengar Zee kecelakaan bahkan ia sempat pingsan. Tapi syukurnya anak sulungnya itu masih diberikan keselamatan walau dalam keadaan saat ini kepala di perban dan tangan yang patah.

"Apa yang dirasa Zee? Kepalanya masih sakit?" tanya sang dokter sambil melepas stetoskop tersebut.

"Ngga dok" jawabnya.

"Syukurlah, untung kalian cepat membawa Zee kesini, kalau tidak lumayan fatal efeknya karena dia cukup banyak kehilangan darah akibat benturan keras dengan aspal. Syukurnya Zee memakai helm jadi tidak ada luka yang serius di kepalanya karena terbantu terlindungi helm tersebut"

"Buat lengan kiri kamu Zee, jangan terlalu banyak gerak untuk saat ini. Jika dirasa nyeri nanti saya akan tambahkan obat nyeri nya ya" kata dokter diangguki oleh Zee.

"Ada lagi Zee?" tanya Dokter dijawab gelengan kepala oleh Zee.

"Baiklah, istirahat yang cukup biar pemulihannya semakin cepet dan jangan lupa diminum teratur obatnya Zee, saya permisi"

"Mari bu Shanina, Bu Grefaya"

"Dokter Sand, terimakasih ya dokter. Mohon maaf kalau Zee nyusahin dokter, lain kali nggak usah diturutin dok hal hal konyolnya" kata Shani melempar tatap sinis kepada Zee. Sang Empu yang terkena sindir pun hanya memperlihatkan cengirnya.

"Sama sama Bu Shani, Zee gadis yang lucu, saya pamit ya bu, Mari" jawabnya kemudian meninggalkan ruangan tersebut.

"Zee, mami sama bunda pulang dulu ya. Kamu dijagain Christy ya? Besok pagi Mami dateng lagi, baju dan perlengakpan kamu udah dianter supir kesini nanti Adek tolong ambilin dibawah ya" kata Shani diangguki oleh keduanya.

"Kalau ada apa apa kabarin bunda ya, kalau ngerasa sesuatu panggil dokter aja ya" ucap Gre kemudian mengecup pucuk kepala Zee.

"Uuuuh gemasnyaaa, mau juga dicium sama Bunda Gre" celetuk Ara.

"Goblok!" dengus Olla.

"Tante maafin Ara tante, nggak usah didengerin beruk itu" kesal Jessi melempar tatapan sinis ke Ara. Gre dan Shani pun hanya menggeleng kepala dan menanggap itu hanya guyonan semata.

"Adek jagain kakaknya ya, Dadaaah"

"Dadah Tante sayaaangg" teriak Ara.

Keduanya kini sudah pergi meninggalkan ruangan Zee. Tersisa Olla, Jessi, Oniel, Ara, Flora, Lulu dan Christy.

"Minimal lepas dulu pegangan tangannya dek" celetuk Flora membuat Adel reflek melepas genggamannya dangan Zee.

"Gila dah si bos cuma karena overthink bos besar jadi bisa kecelakaan gitu ya" kata Ara diangguki oleh yang lainnya.

Love Hate Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang