Bara tengah gusar saat ini, berulang kali ia mengecek ponselnya. Biasanya Senjana selalu menyepamnya, mengapa sekarang tidak ada pesan yang masuk ?" Ada apa, Bara ?" Tanya seorang gadis yang saat ini tengah bersamanya.
" Tidak, aku hanya sedang menunggu pesan dari seseorang." Jawab Bara sedikit kikuk
" Kekasihmu ?" Tanya gadis itu kembali.
" Hanya klient" Bohong, mana mungkin itu klient. Jika klient tidak mungkin ia bersalah tingkah seperti itu ketika menjawabnya.
" Ohh, aku kira kamu menunggu pesan kekasihmu "
"...." Bara tidak membalas, pandangannya masih terfokus pada layar ponsel miliknya.
" Terima kasih, Bara " Ucap gadis itu seraya malu malu
" Untuk apa, Grey ?"
" Kamu jauh jauh ke Jogja untuk sekedar menemuiku"
" Tidak masalah, aku juga ingin bertemu klient penting disini"
" Begitukah ? Aku pikir kamu sengaja ingin menemuiku"
Suara dering ponsel milik Bara berbunyi, buru buru ia membuka, mungkin ia berpikir itu adalah Senjana. Ternyata itu adalah bunyi notifikasi twitter milik Senjana. Ada sebuah tag name dari seseorang yang begitu familiar di mata Bara. Alka ? Yah itu kakaknya sendiri. Matanya melotot tajam ketika melihat Foto kekasihnya bersama sang kakak tengah makan bersama di pinggir pantai sambil menikmati pemandangan yang begitu romantis. Demi apa ? Bisa bisanya sang kakak menikung adiknya sendiri. Itulah yang saat ini di fikiran Bara.
Dengan segera, Bara mengetik sebuah pesan yang ia tujukan pada kekasihnya. Rasa tidak terima hinggap di diri Bara, ia merasa dirinya saat ini tengah di selingkuhi oleh kakak dan juga Senjana. ( Ahh, dia tidak mengaca saat ini dia bersama dengan siapa )
Sebuah pesan masuk dari Senjana membuatnya sedikit berdebar, bukan debaran cinta, namun debaran kecemburuam. Kata kata yang ia baca sedikit membuatnya naik pitam. Gadis itu, bisa bisanya di berbicara seperti itu pada kekasihnya sendiri.
" Maaf, Grey. Aku harus pulang malam ini juga ke Jakarta " pamitnya pada gadis itu.
" Kenapa ? Ada masalah apa ?"
" Ahh, kepalaku sedikit pusing" Ucap Bara, ketika ia hendak berdiri, kepalanya terasa begitu sakit. Seperti ada benda berat yang menimpanya.
" Menginaplah di Jogja untuk malam ini, Bara " Usul Grey sambil memegangi badan Bara.
Yasudah, Bara tidak memiliki pilihan lain. Dengan terpaksa ia harus menginap satu malam di Jogja, untuk urusan Senjana, biai ia selesaikan besok. Yang lebih penting kesehatannya dulu sekarang.
Bara memutuskan untuk menginap di hotel bersama Nando, dia tidak mungkin juga menginap di rumah Grey, apa nanti kata orang bila melihat ada lelaki yang menginap di rumah seorang gadis. Meski begitu, Bara masih menjunjung tinggi nilai moral dan etika kesopanan.
- SEMENTARA ITU DI APPARTEMENT SENJANA -
" Terimakasih ya, Ka."
" Yailah kaya sama siapa saja, Na "
" Kalau gak ada lo, mungkin gue bakalan pinsan kelaperan" Ucap Senjana jujur.
"Santai saja, mumpung gue gak ada jadwal malam "
"Hehehe, Dokter Alka ini orangnya sibuk sekali ya "
" Alay, yaudah gih sana bersih bersih, langsung tidur." Titah Alka
Setelah itu Alka pamit untuk pulang ke Appartemennya, sebenarnya jadwalnya hari ini cukup padat, namun ada Arthur yang bersedia menggantikan jadwalnya demi kelancaran cinta Alka.
Setelah bersih bersih, Senjana naik ke ranjang tempat tidurnya. Bukan untuk tidur, ia ingin bermain dengan ponselnya sebentar. Matanya sedikit melotot ketika melihat postingan dari Bara yang masuk TLnya.
" Apa ini ? Tumben sekali dia bikin postingan seperti ini ?" Gumam Senjana
Ia membaca beberapa kolom komentar disana, matanya membelalak ketika melihat satu komenan dari Ayana. Sahabatnya itu memang terkenal dengan mulut blak blakannya, dengan pedenya ia mengetik komenan seperti iti di kolom komen milik Bara.
Semenit kemudian, ada satu pesan masuk dari Alka. Senjana sudah bisa menebak apa isi pesan tersebut, pasti ingin membahas adiknya.
Tepat dugaanya, Alka menanyakan soal isi postingan Bara, di memberikan keterangan keterangan aneh dalam pesan tersebut yang membuat Senjana sedikit sesak. Ia memberitahu juga informasi tentang Grey Anastaya, mantan dari Bara.
Sebenarnya Senjana tak begitu memikirkannya, toh dia berpacaran dengan Bara bukan karena cinta, namun untuk menyembuhkan mental Bara. Ia hanya menunggu waktu, Agar Bara mau memutuskan hubungan mereka berdua. Namun, tetap saja ada perasaan tidak terima karena status mereka yang masih berpacaran. Harusnya Bara bisa menjaga perasaanya, tapi mengapa ia malah menyakitinya terus menerus.
Senjana teringat ucapannya 5 tahun lalu, ketika dirinya bersama Alka duduk di pinggir pantai dengan memandangi matahari terbenam yang sangat indah.
Saat itu, Alka bertanya tentang sesuatu...
" Na, boleh gue bertanya tentang sesuatu ?"
" Iya "
"Kalau semisal nanti ada yang suka sama lo, apa lo bakal menerima orang itu ?"
" Gue terima"
" Meskipun lo tidak mencintainya ?"
" Iya "
" Kenapa ?"
" Karena gue gak bisa menolaknya, gue tau sakitnya di tolak itu seperti apa."
" ......"
" Lo gak perlu khawatir "
Bukankah itu sudah 5 tahun yang lalu, sekarang sudah waktunya Senjana bisa memutuskan sendiri demi kebahagiaannya. Kenapa Senjana selalu saja memikirkan perasaan orang lain ?
Alka yang mengingat kejadian dimasa lalu pun tak habis pikir dengan tindakan sahabatnya itu. Bukan karena dia cemburu karena Senjana lebih memilih menjalin hubungan bersama sang adik, tapi ia jelas tau, hubungan ini tidaklah benar, Senjana tidak merasakan kebahagiaan disana. Bahkan dia tidak bisa menjadi jati dirinya sendiri ketika bersama Bara, ia selalu di paksa menjadi seorang gadis yang perfectionist. Bukankah itu menyakitkan ?
Berbanding terbalik ketika Senjana bersama dirinya, ia bisa dengan sesuka hati menjadi dirinya sendiri tanpa harus menjaga image perfectionisnya. Senjana memang selalu merasa nyaman bila bersama Alka, Alka juga tidak pernah menuntut agar Gadis itu tampil sempurna. Alka ingin, gadis itu tampil sederhana tanpa keterpaksaan sama sekali.
" Andai saja, yang lo pilih itu gue, Na. Gue bakal bersyukur banget memiliki lo, gue bakal ngejaga lo sampai kapanpun " gumam Alka
" Mengapa harus Bara ? Mengapa bukan gue yang lo pilih, Na ? Gue lebih segalanya daripada Bara. Gue bisa lebih nerima segala kondisi lo, segala sifat lo dan semuanya yang ada pada diri lo itu." Imbuhnya lagi.
Alka memang mencintai Senjana sudah sejak lama. Namun ia terpaksa memendam perasaannya selama ini, Tak apa jika akhirnya mereka di takdirkan harus menjadi sahabat, dari pada ia harus kehilangan sosok gadis yang sangat ia cintai. Selama Senjana tidak tau perasaanya, bukankah tidak masalah ? Yang terpenting dia bisa melihat senyum bahagia dari gadisnya.
" Gue rela menunggu lebih lama lagi, semoga takdir berpihak pada gue nantinya. Gapapa gu ikhlas sekarang lo bersama Bara, tapi suatu hari nanti , gue yakin yang bersanding bersama di pelaminan lo itu adalah gue, ALKARIAN GIOVANI.
KAMU SEDANG MEMBACA
SKY OF LOVE
FanfictionKisah Cinta yang di iringi banyak sekali Air mata mungkin akan cocok untuk di deskripsikan dalam lembaran kisah cinta ini.