"Sudah dua minggu ini ponsel Bara tidak bisa di hubungi, lo pergi kemana, Dek ? Mamah marah marah nyalahin gue karena gak becus jagain anak kesayangannya. Lo kalau mau ngehukum gue jangan seperti ini, Bar. Gak cuma gue, tapi Nana juga kena dampak imbasnya."
"Sampai kapan lo mau berlaku egois seperti ini, sampai kapan lo mau nyiksa kakak lo ? Apa gue sebegitu salahnya karena mencari kebahagiaan gue sendiri ?"
Alka tengah frustasi saat ini, dia menatap nanar layar ponselnya. Sudah dua minggu sejak terakhir kali mereka bertemu dan berkelahi hebat karena Senjana, dia menghilang begitu saja tanpa memberi kabar siapa pun termasuk kedua orang tuanya. Hal itu membuat sang Ibu murka dan menuduh Alka menjadi penyebab hilangnya Bara.
"Astaga, gue baru inget Mamah dan Ayah pergi ke appartemen Nana. Gue harap mereka tidak melukai Senjana, gue harus segera menghubunginya, takut dia kenapa napa " Ucap Alka, dengan cepat ia mencari kontak nomer milik Senjana dan langsung menghubunginya. Beruntunglah Senjana langsung mengangkat panggilan itu, jika tidak mungkin Alka akan berpikir yang tidak tidak.
Alka : Na, aku mau minta maaf atas nama keluargaku. Enggak seharusnya Mamah dan Ayah nyalahin kamu atas kepergian anak kesayangannya. Bara memang seperti itu, dia belum dewasa sama sekali. Mungkin karena efek dimanja sedari kecil yang semua keinginannya harus di turuti, membuatnya tumbuh menjadi lelaki egois seperti ini. Aku bener bener ngerasa bersalah sama kamu, aku bener bener minta maaf untuk ucapan Mamah yang nyakitin perasaan kamu.
Senjana : Sudahlah, Alka. Aku tau ini bukan sepenuhnya kesalahan kamu, aku bisa ngertiin kenapa Mamahmu bisa semarah ini dengan kamu. Aku malah khawatir dengan keadaanmu saat ini, aku tau seberapa sayangnya orangtuamu pada Bara. Bahkan Ayahmu tidak segan segan memukulimu jika sesuatu terjadi pada Bara.
Alka : Aku sudah terbiasa ngadepin keadaan ini dari kecil, kamu tidak perlu khawatirin keadaanku. Aku bisa ngobatin semua luka lebam ini, rasanya tidak sesakit dulu waktu awal awal Ayah mukulin aku karena tidak becus menjaga Bara yang di bully teman temannya. Lucu ya, padahal yang anak kandung dari Ayah itu aku, dan Bara adalah anak tirinya, tapi mengapa aku yang terlihat seperti anak tiri ?
Senjana : Alka ?
Alka :Aku selalu mengalah apapun yang berkaitan dengan Bara, aku menjadi anak berandal pun karena Bara, untuk melindungi Bara dari pembullyan teman temannya dan aku pun rela menjadi sasak tinju demi ngelindungi dia. Tapi anehnya, kenapa Bara tidak bisa merasakan ketulusanku, Na ?
Senjana : Alka, aku engga tau harus bicara apalagi, aku engga bisa bayangin penderitaanmu sejak dulu, sesakit apa rasanya jadi kamu ? Aku engga tau harus bereaksi seperti apalagi untuk kamu dan untuk kegilaan keluargamu. Kalian berdua itu sama, tapi kenapa banyak sekali perbedaan perlakuan dari orang tua kalian ?
Alka : Bara itu lemah, sejak kecip dia selalu sakit sakitan dan selalu di jauhi oleh teman temannya. Maka dari itu tugasku untuk menjaganya, tapi ternyata malah menjadi boomerang untuk diriku sendiri. Gila, setiap kali aku membayangkan betapa hancurnya fisik dan mentalku sedari dulu. Bahkan di masa masa sekolah, aku lebih banyak menghabiskan waktuku ke psikiater ketimbang bermain dengan teman temanku.
Senjana : Alka, aku bener bener pengen meluk kamu sekarang.
Alka : Jangan sekarang, aku engga mau kalau kamu melihat muka hancur babak belurku.
Senjana : Kamu di pukulin lagi ?
Alka : Iya, tapi aku gapapa. ini bisa sembuh, aku bakal kompres pakai air es.
Senjana : Ke appartemenku sekarang, aku yang bakal nyembuhin luka kamu. Aku mohon kemarilah, Alka. Kamu bisa memelukku untuk menyalurkan rasa sakitmu itu, kamu masih memilikiku yang selalu ada waktu buat kamu.
KAMU SEDANG MEMBACA
SKY OF LOVE
FanficKisah Cinta yang di iringi banyak sekali Air mata mungkin akan cocok untuk di deskripsikan dalam lembaran kisah cinta ini.