Bab #24

43 7 0
                                    

Waktu menunjukan pukul 22.00 WIB, namun Bara masih saja tak bisa memejamkan matanya, perasaannya begitu gelisah, fikirannya benar benar kacau saat ini. Berkali kali ia mencoba untuk tidur, tetapi bayangan Senjana selalu saja muncul di otak.

"Ah sial " Umpatnya, segera ia bangun dari ranjangnya menuju ke dapur untuk mengambil minum.

"Lama lama gue beneran bisa gila, lo sebenarnya kemana sih, Na ?" Ucap Bara sembari meneguk segelas air putih kemudian melemparkan gelasnya ke segala arah.

Dengan penuh frustasi ia kembali ke kamar dan mengganti baju piyamanya. Ia berjalan keluar dari appartemen Nando dengan keadaan yang begitu gusar. Ia mengambil mobilnya yang terparkir berada di basement . Di malam yang sunyi seperti ini, disaat orang lain tengah terlelap dengan mimpi mereka, justru ia memecah keheningan dan membelah jalanan ibu kota. Bara berjalan tanpa arah tujuan, ia hanya ingin mencari udara segar dan berharap bisa sedikit melupakan Senjana.

"Mungkin sedikit alcohol bisa membantu " monolognya pada diri sendiri.

Dengan pasti ia melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang dan mengarahkannya ke tempat clubbing yang terletak tak jauh dari kantornya. Sejujurnya selama ini Bara tak pernah menyentuh alcohol, bahkan ia juga menjauhi rokok. Namun entah mengapa, semenjak ia menikah dengan Grey dan hubungannya dengan Senjana kacau, ia mulai berteman akrab dengan alcohol juga rokok. Bahkan setiap hari sebelum pulang ke appartemennya ia selalu menyempatkan dirinya untuk menyapa beberapa alcohol yang di buat oleh bartender.

"Satu gelas wine " Pintanya pada seorang bartender tepat ketika ia sudah sampai di clubbing dan mendudukan pantatnya di meja bar.

"Segera saya buatkan " Ucap bartender tersebut dengan senyum keramahan.

"Apa kamu mempunyai rokok ?"Tanya Bara, ia lupa membeli rokok saat di jalan tadi.

"Silahkan minumannya dan ini rokoknya, tuan " Ucap bartender tersebut sembari menyerahkan segelas wine dan juga sebungkus rokok.

"Terima kasih "

"Apa anda sedang banyak masalah ? Jika iya, mungkin anda bisa mencoba whiskey dengan kandungan alkohol empat puluh persen. Itu bisa sedikit meringankan beban masalah anda "

"Boleh, tolong ambilkan segelas itu "

"Segera saya buatkan, Tuan "

Satu gelas wine dan 4 gelas whiskey tak cukup untuk membuatnya melupakan Senjana, sebenarnya seberapa banyak takaran yang bisa masuk ke dalam tubuh  manusia ? Berapa toleransi yang bisa di konsumsi Bara ?
Sedikit demi sedikit dan semakin lama tubuh Bara mulai ambruk, dia mulai meracau.

"Selamat malam pelanginya Bara, aku masih bolehkan memanggilmu pelangi Bara ? Kamu tau, di foto ini kamu benar benar terlihat sangat cantik, Na. Kamu selalu memintaku untuk menemanimu menulis, kamu memintaku untuk mencari inspirasi " Racau Bara di tengah keadaan mabuk sembari menatap layar ponselnya yang merupakan foto dari Senjana.

"Dulu sifat kamu begitu ceria,manja dan penuh cinta. Entah dari kapan sifat itu hilang dan mengubahmu menjadi sosok wanita yang mandiri dan berhati dingin. Bahkan aku sendiri tidak bisa mengenali sosok barumu itu "

"Namun aku sadar, ternyata akulah yang menjadi penyebabnya. Akulah penyebabmu menjadi berubah, aku benar benar menyesali kesibukannku. Bukan karena aku tak memiliki waktu, ku pikir dengan kerja kerasku sekarang kelak dapat memberimu kebahagiaan material "

"Aku sadar jika aku salah, yang membuatmu bahagia bukanlah material uang, yang membuatmu bahagia adalah adanya waktu luang bersamamu "

"Sejujurnya aku ingin memperbaiki waktuku bersamamu ketika aku pulang dari jogja, aku ingin memberikan waktu sepenuhnya yang aku miliki. Aku ingin melamarmu, menjadikanmu ratu seumur hidupku "

"Semuanya menjadi berantakan saat hadirnya wanita itu. Semuanya hancur, kamu pergi bahkan tanpa mau mendengar penjelasanku terlebih dahulu."

"Apa kamu tau, seberapa terlukanya aku ? Aku hancur sayang, Baramu ini hancur berkeping keping, bahkan sekarang rokok dan alkohol menjadi sahabat terbaiknya "

"Tapi kamu jangan khawatir ya sayang. Bara masih untuh, hati dan tubuhnya masih menjadi milimu. Aku tidak akan membiarkan siapapun menyentuh tubuh ini, tubuh ini hanya milik Senjana, bukan untuk di sentuh orang asing."

"Sayang, sebenarnya kamu pergi kemana ? Baru beberapa hari di tinggal kamu, aku bisa sehancur ini. Apalagi jika di tinggal kamu untuk selamanya, akan menjadi seperti apa aku, Na ? Kamu masih mencintaiku kan, kamu tidak akan membiarkanku depresi seperti dulu lagi kan, Na ? Cinta kamu masih utuh untuk Bara kan, Na ? Tolong beritahu aku."

"Jadi Bara mohon, pulang ya sayang. Kembali lagi kesisinya Bara, Bara tidak bisa hidup tanpa kamu. Bara tidak bisa jika harus seperti ini terus menerus, Bara tidak mau berteman kembali dengan suntikan. Bara mau kamu, Bara cuma mau pelangi Bara kembali lagi."

Racauan demi racauan keluar dari mulut Bara. Dirinya teramat frustasi, Bara begitu terlihat hancur. Meskipun dia mengkonsunsi alkohol dengan kadar yang sangat tinggi, namun tetap saja bayangan Senjana tidak bisa hilang dari fikirannya.

****

Sementara di sisi Nando saat ini..

"Bara, lo mau makan ?" Tawar Nando ia perlahan membuka pintu kamar Bara, namun ia terkejut ketika membuka pintu dan tidak menemukan sahabatnya di dalam sana.

"Loh pergi kemana dia ?" Ujar Nando setengah bingung.

Kemudian ia berjalan kembali ke kamarnya, mengambil ponselnya dan mencoba untuk menghubungi Bara. Berkali kali ia mencoba menghubungi, namun satupun tidak di angkat oleh Bara. Ia mencoba untuk mengetik pesan, namun tak jua ada balasan. Perasaanya makin tidak enak, dia takut terjadi hal hal buruk saat kondisinya sedang tidak stabil seperti itu. Kemudian ia mengecek gps milik Bara, untung saja ia sempat menautkan gps nya jadi ia tahu keberadaan Bara saat ini.

" Clubbing SUN ? Dia kesana lagi " Ucap Nando sembari meraupkan tangannya ke wajahnya dengan frustasi.

"Siapa yang bisa gue mintain bantuan, kalau pun gue yang kesana, dia gak bakalan mau nurut ucapan gue. Bang Alka ? Yah, dia satu satunya orang yang saat ini bisa gue mintain bantuan."

Segeralah Nando mencari kontak nomer milik Alka dan mencoba untuk menghubunginya. Sebuah suara terdengar dari seberang.

Nando : Bang Alka ?

Alka     : Kenapa, Nan ? Tumben nyariin gue.

Nando : Tolongin Bara, Bang. Gue mohon sekali ini saja.

Alka     : Bara ? Kenapa lagi dia, apa dia buat masalah baru ? Lagian Bara sudah dewasa dan dia pasti bisa menyelesaikan masalahnya sendiri.

Nando : Sekali ini saja, gue mohon, Bang.

Alka     : Yaudah lo ceritain dulu, baru gue bisa mutusin bisa bantu atau enggak.

Nando : Bara sekarang begitu kacau Bang, hidupnya bener bener hancur setelah menikah dengan Grey.

Alka     : Bukannya itu pilihan dia sendiri ? Dia mencintai Grey, kan ?

Nando : Enggak sama sekali, dia hanya mencintai Senjana. Saat ini dia sering pulang larut malam dan mabuk mabukan, dia juga merokok,  Bang Alka tau sendiri kan sedari dulu Bara tidak pernah menyentuh hal hal seperti itu ?

Alka     : Lo serius ?

Nando : Serius Bang, bahkan kondisi tubuhnya juga makin kurus, dia enggak mau makan dan enggak mau ketemu siapa siapa. Urusan klient pun, gue yang urus. Jadi gue mohon, tolongin Bara kali ini saja.

Alka     : Lo tenang dulu, gue bakal bantu bujukim Bara.

Nando : Thanks ya, Bang.

Setelah itu panggilan di putus sepihak oleh Alka.

"Sorry Bar, gue gak ada pilihan lain selain minta tolong ke Alka. Lo sahabat gue dan gue gak mau lo jadi hancur."

SKY OF LOVE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang