Alka sudah kembali ke rumah sakit, hatinya sedikit lega karena mendengar jika dia saat ini sedang di temani oleh Bara, adiknya.
Alka mengganti pakaiannya dan memakai jubah dokter kebanggaannya, dia berjalan ke arah ruang pasien untuk segera mengecek keadaan para pasiennya.
Ketika ia hendak melangkah ke lift, atensinya beralih dan fokus pada seorang pemuda yang sangat familiar dimatanya, pemuda itu tengah mendorong kursi roda yang di duduki oleh gadis muda sebaya dengan Senjana.
" Bara " pekik Alka dan langsung mengikuti arah perginya sang Adik.
Bara saat ini tengah menemani Grey di rumah sakit, Grey memgalami kecelakaan karena terpeleset di kamar mandi.
" Bara ?" Panggil Alka, Bara yang mendengar namanya di panggil lantas menoleh ke belakang. Dia melihat kakaknya sedang berjalan ke arahnya.
" Apa yang terjadi ?" Tanya Alka ketika melihat muka panik Bara.
" Dia terpeleset di kamar mandi dan katanya tubuhnya tidak dapat di gerakkan. " Ucap Bara
" Bryan " Panggil Alka ketika melihat Bryan yang baru saja keluar dari kamar pasien.
" Kenapa ?" Tanya Bryan setelah ia mendekati Alka dan juga Bara.
" Tolong periksa kondisi pasien itu " Tunjuk Alka pada Grey yang tengah terbaring di ranjang hospital
" Lo mau kemana ?" Tanya Bryan
" Gue ada perlu dulu sama Bara "
Setelah mendapat persetujuan Bryan, Alka lantas membawa Bara ke taman dan meng-introgasi adiknya.
" Bukannya lo sama Senjana ? Dimana dia sekarang, Bar ?" Introgasi Alka
" Dia masih di gramedia "
" Kenapa lo tinggalin dia sendirian, hah ?" Tanya Alka penuh tekanan emosi.
" Liat keadaan Grey, dia kesakitan. Senjana baik baik saja, tidak ada yang perlu di khawatirkan " Balas Bara dengan melepas cengkraman tangan Alka di kerahnya.
" Lo brengsek, kalau sampai terjadi apa apa pada Nana, gue gak akan lepasin lo , Bara !"
Alka berlari ke parkiran, dia mengemudikan mobilnya secara cepat seperti orang yang kesetanan.
Di sepanjang perjalanan, Alka berusaha terus menerus untuk menghubungi Senjana. Namun, lagi lagi ponselnya tidak aktif dan itu membuat pikiran Alka makin kacau.
Perkataan Kenzio selalu terngiang ngiang di kepalanya, ia takut jika Zio benar benar nekat tentang balas dendamnya. Alka sebenarnya tau bagaimana sifat dan karakter Zio di masa lalu. Tapi kali ini keadaanya sudah berbeda, Zio di kuasai oleh nafsu balas dendamnya yang tinggi.
Belum juga tenang pikiran itu, tiba tiba ponselnya berbunyi. Tertera nama Zio disana. Dia memfoto secara diam diam gadis yang saat ini tengah Alka cari.
" Brengsek, Zio. Gue gak akan tinggal diam jika lo berani macam macam dan nyentuh Senjana seujung kuku sekalipun " Murka Alka yang sudah tidak dapat ia kendalikan kembali.
Karena saking tidak fokusnya, Alka hampir saja menabrak mobil jika ia tidak reflek untuk membanting stir.
" Ah sial, lo dimana sekarang , Na ?"
Dengan perasaan kacau, Alka memutari jalanan ibu kota. Dia mencari ke setiap sudut yang mungkin Senjana datangi. Namun usahanya nihil, gadis itupun juga tidak ada disana. Di tempat yang selalu ia datangi pun juga tidak ada.
Hingga malam pun tiba, Alka masih tidak menyerah untuk mencari keberadaan Senjana. Biarlah dia kelelahan asalkan dia bisa segera menemukan.
Ponsel milik Alka berbunyi, kali ini bukan Zio yang menghubunginya. Itu adalah Senjana, gadis yang sedari tadi ia cari mati matian.
- Isi pesan -
Alka : Lo kemana saja, Na ?
Nana : Maaf, Ka. Tadi ponsel gue kehabisan baterai. Lo kenapa dari siang panik terus ?
Alka : Lo dimana sekarang ?
Nana : Gue udah di appartement
Alka : Gue susul sekarang.
20 menit kemudian, Alka sampai di appartemen milik Senjana. Dia menekan bel pintu berulang kali. Perasaanya sangat tidak sabar untuk bertemu dengan Nana.
" Alka ?" Suara gadis yang sangat familiar masuk ke dalam telinganya.
Alka yang melihat Senjana berada di depannya langsung berhamburan untuk memeluk gadis yang ia cintai itu.
" Lo kemana saja, gue khawatir " Ucap Alka yang masih seraya memeluk Senjana.
" Gue minta maaf, baterai gue habis, Ka "
Senjana mempersilahkan Alka untuk masuk kedalam. Disana Alka terus menempel pada Nana dan enggan untuk melepas pelukan itu.
" Lepas, ini sesak sekali, Alka " Ucap Senjana sambil terus berusaha untuk melepas pelukan sahabatnya yang sangat erat.
" Gue gak mau lepas, nanti lo ilang lagi "
" Alka, lo terlalu berlebihan "
" Biarkan saja, "
" Alka, lo baik baik sajakan ?" Tanya Senjana cemas, dia takut jika Alka kondisinya masih belum sadar sepenuhnya.
" Nana jangan nakal lagi, jangan di ulang lagi. Kalau Alka Chat itu langsung di balas. Alkha khawatir " Ucap Alka jujur, memang tersirat kekhawatiran di dalam matanya, ia takut jika gadis yang ada di depannya ini kenapa kenapa.
"Iya, maafin Nana ya, Alka. Janji gak bakal ngulangin lagi. " Sesal Senjana, baru kali ini Nana melihat rasa ke khawatiran Alka yang begitu berlebihan. Ada apa dengan sahabatnya ini ? Mengapa dia bisa seperti ini. ?
Nana tertidur di pelukan Alka, wajahnya begitu teduh, terlihat sebuah kedamaian disana. Ingin sekali Alka melihat pemandangan seperti ini setiap hari.
Perlahan ia membelai pipi Senjana dengan pelan, menata anak rambut Nana yang menutupi wajahnya.
' Gadis seperti ini ,mengapa bisa lo sia sia kan dan lo sakitin seperti itu Bara ?' Batin Alka, tangannya mengepal dengan kerasnya. Beruntung hari ini tidak terjadi apa apa pada Senjana, jika sampai hal itu terjadi, mungkin Bara tidak akan bisa lepas dari pukulannya.
Fikiran Alka saat ini sungguh kalut, ia harus ekstra menjagaa Senjana, biar bagaimanapun dia tidaklah bersalah, Senjana tidak terlibat dalam masalahnya. Untuk apa menargetkan gadis yang tidak bersalah ini.
Atensinya beralih pada ponsel yang terletak di nakas samping kursi, dering telphonenya terus berbunyi.
" Astaga, Zio. Gue beneran bisa frustasi ngadepin lo " Guman Alka yang tengah menatap ponselnya dengan gemas.
Selain pesan Zio, disana juga ada beberapa pesan dari Arthur. Tumben sekali Arthur menyepamnya. Apa dia khawatir dengan menghilangnya Alka yabg secara tiba tiba dari rumah sakit. Tapi kan dia sudah menitipkannya pada Bryan, Bryan sudah pasti dapat di andalkan. Untuk urusan Arthur, dia akan selesaikan urusannya besok Pagi.
" Gue beneran lelah hari ini, mata gue beneran ngantuk banget " Gumam Alka
" Lo secapek inikah, Na ? Sampe pulas banget tidurnya di pelukan gue "
Alka heran, mengapa dia bisa sejatuh cinta ini pada Senjana. Dia selalu memprioritaskan Senjana untuk semua hal.
" Kapan lo bisa buka hati buat gue, Na ?"
" Gue akan menunggu sampai waktu itu tiba, sampai waktu dimana takdir berpihak pada gue. Gue akan menunggu itu meski itu terlihat sangatlah mustahil "
Secinta itukah lo sama dia, Alka ?
KAMU SEDANG MEMBACA
SKY OF LOVE
FanfictionKisah Cinta yang di iringi banyak sekali Air mata mungkin akan cocok untuk di deskripsikan dalam lembaran kisah cinta ini.