Bab #5

69 9 0
                                    

Pagi ini udara terasa sangat sejuk, langit pun terlihat sangat cerah dengan awan biru yang menghiasinya. Cahaya matahari terasa menghangat di tubuh.

Seorang pemuda tengah menggeliat di atas sofa, sofa ini sedikit tidak nyaman, dengan postur badannya yang tinggi membuatnya sedikit kesulitan untuk menyamankan badannya.

" Ah sudah pagi ternyata " Ucap Alka ketika melihat tirai jendela yang sudah di buka sang pemilik untuk pelancaran sirkulasi udara.

Ia melangkah ke arah dapur untuk mengambil minuman, pandangannya menyelisik kesetiap sudut, seperti tak ada tanda tanda kehidupan di rumah ini.

" Kemana Senjana pagi pagi seperti ini ?" Guman Alka

Langkahnya terhenti ketika melihat kearah bawah ada kucing kecil milik Senjana, Senjana memang sangat menyukai binatang khususnya kucing.

" Dimana mamamu, mbul ?" Tanya Alka sambil menggendong mbulmbul, kucing peliharaan Senjana.

Mbulmbul hanya diam saja dan menatap 'Papanya' . Alka selalu mengatakan bahwa Senjana mama mbulmbul, sedangkan dirinya adalaha papanya mbulmbul.

Dia merogoh ponsel dari dalam sakunya, mencari kaca dan berselfi dengan Anaknya. Ahh gemas sekali papa muda ini.

Alka mengunggah foto dirinya bersama anaknya di media sosial miliknya, beberapa menit kemudian ia melihat banyak sekali komenan yang mampir ke akunnya. Salah satunya adalah Ayana, sahabat terdekat Senjana. Ia tersenyum geli membalas semua komenan komenan di sana. Lucu sekali.

Beberapa detik kemudian, Senjana mengomentari postingan Alka beserta me-retweer postingan itu.

" Mamamu marah marah, Mbul " Ucap Alka sambil tertawa terbahak bahak membuat kucing yang berada di tangannya sampai begidik ngeri.

Bunyi ponsel Alka berbunyi, pertanda ada sebuah pesan yang masuk disana. Tertera nama Bara, dahinya mengernyit. Dia dan Bara memang kakak adik, tapi mereka tidaklah sedekat itu sampai Bara harus mengatakan dimana kakaknya sekarang berada.

Alka membalas pesan itu dengan kejahilan, dia hanya ingin mengerjai adikny. Lagipun Alka tidak mungkin mengatakan jika dirinya menginap dirumah Senjana, apa yang akan di pikirkan Bara jika ia tahu tentang hal ini. Pasti Bara akan mengatakan Senjana wanita yang tidak baik baik. Oh sungguh, Alka tidak dapat menerima hal itu.

Setelah cukup membalas pesan itu, dia melangkah ke arah kamar mandi untuk bersiap siap ke rumah sakit.

15 menit kemudian, Alka sudah selesai bersiap siap. Dia hendak melangkahkan kakinya untuk keluar. Namun langkahnya terhenti ketika melihat seseorang tengah membuka pintu masuk.

" Darimana saja ?" Tanya Alka ketika melihat Senjana yang baru saja pulang membawa banyak sekali barang belanjaan.

" Lo bilang gue ceroboh karena suka nunda nunda makan, nah ini gue belanja pagi pagi buat ngisi kulkas ".

" Tumben ?"

" Lo udah mau berangkat ? Kan belum makan ?" Tanya Senjana.

" Nanti bisa makan di kantin saja " Jawab Alka

" Yah, percuma gue belanja pagi pagi begini." Ucap Senjana denga wajah sedih yang di buag buat.

" Apa maksudnya ?" Tanya Alka keheranan melihat Senjana seperti itu.

" Masakan lo enak, buatin lagi dong, Ka" Pinta Senjana yang di buat memelas.

" Gue udah rapi, masak harus bergulat lagi sama dapur ?"

" Alka, gini deh. Gue anggep lunas soal masker itu. Ayo masakin yah ?" Bujuk Senjana yang malah membuat Alka gemas di buatnya.

" Yaudah gue masakin, sini bahannya." Alka mengambil barang barang belanjaan dari tangan Senjana, dia langsung melenggang ke arah dapur.

Dengan telatennya Alka menata bahan bahan itu dikulkas, dia memotong motong sayuran dan juga menggoreng ayam. Tidak perduli bau yang akan menetap di badannya, yang terpenting dia dapat melihat senyuman Senjana yang menggemaskan seperti tadi. Apapun akan dia lakukan demi gadis yang ia sayangi.

" Udah selesai, Alka ?" Tanya Senjana ketika melihat Alka sedang menata beberapa makanan di piring.

" Hampir siap, tapi gue gak bisa ikut makan karena udah kesiangan. Gue bawa buat bekal gapapa ya, Na ?"

" Yah, gue makan sendirian dong ?"

" Ini udah siang bamget, kasian Arthur dan Bryan pasti sudah kerepotan "

" Yasudah tidak apa apa"

Setelah selesai menata semua, Alka melenggang pergi meninggalkan Senjana, pamit untuk ke rumah sakit.

" Pakai parfum ini " Tawar Senjana sambil memberikan botol parfum miliknya, wanginya tidak terlalu mencolok dan berlebihan. itu yang membuat Alka mau menerimanya, daripada ada bau bawang yang menempel di kemejanya, kasihan semua pasien yang mencium baunya.

" Kalau gue pakai, gue harus ganti rugi juga , gak ?" Tanya Alka memastikan, takut dia akan mengamuk seperti semalam lagi.

" Enggak, itu bayaran karena udah masakin gue " Ucap Senjana sambil tersenyum manis

" Lucunya " Gumam Alka, ia tidak sadar ucapannya yang baru saja ini membuat Senjana mengernyit.

" Siapa yang lucu ?" Tanya Nana heran.

" Parfumnya yang lucu, Na. Kalau gitu, gue pamit dulu ya. Makasih buat parfumnya " Ucap Alka sembari berpamitan.

" Hati hati, Ka."

Setelah mengatakan itu, Senjana masuk kedalam kamar. Ia mengambil ponselnya. Wajahnya sedikit tertegun, ia melihat beberapa pesan yang masuk. Bara salah satu nama yang tertera disana.

" Tumben dia ngirim pesan duluan ?" Kernyit Senjana.

Tapi terserahlah, dia tidak begitu peduli dengan Bara. Biar dia merasakan apa yang Senjana rasakan, Bara benar benar membuatnya marah dan tak habis pikir dengan tindakannya.

Jika dia masih menganggap bahwa Senjana itu kekasihnya, bukankah seharusnya dia lebih bisa perhatian. Mengapa sikapnya terus terusan membuat gadisnya sakit ?

Bertemu dengan Grey ? Apa dia tidak berpikir terlebih dahulu ketika dia ingin menemui mantannya ? Apa dia tidak pernah berpikir jika sikapnya bisa saja membuat pasangannya sakit ? Mengapa dia bisa berpikiran seegois ini ?

Bara, kamu memang sudah dewasa. Tapi sikapmu tidak menunjukan sikap kedewasaan. Berbohong, bersandiwara dan bersikap seenaknya. Apa itu yang bisa di sebut memiliki sikap kedewasaan ?

Ingin rasanya Senjana keluar dari hubungan toxic ini, namun dia tidak tau dengan cara apa dia akan mengakhiri hubungannya. Senjana bukanlah wanita jahat yang dapat mengakhiri hubungan tanpa memberikan alasan, dan dia juga mengingat status Bara adalah adik daru sahabatnya. Apa nanti yang akan di pikirkan Alka jika sahabatnya sendirilah yang sudah menyakiti adiknya.

Senjana takut, jika nanti hubungan persahabatan yang ia bangun bertahun tahun bersama Alka akan hancur begitu saja. Susah untuk menemukan sosok sahabat sebaik Alka.

" Apa yang harus gue lakuin pada lo, Bara." Ucapnya jengah, berulang kali ia menghela nafas yang panjang. Berulang kali dia memikirkan cara untuk mengatasi hubungan yang tidak sehat ini.

Andai bisa keluar dari hubungan toxic tanpa menyakiti keduanya, mungkin dia akan segera melakukannya. Senjana sudah benar benar di buat jengah oleh kelakuan Bara.

" Andai lo bukan adik dari Alka, mungkin masalah kita tidak akan seruwet ini, Bara." Monolog Senjana pada dirinya sendiri.

SKY OF LOVE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang