Bab #6

75 9 0
                                    

" Gue yakin, ini bukan kamar Alka dan sepertinya gue gak asing dengan kamar ini, tapi ini dimana ?" Gumam Bara ketika melihat isi postingan Alka

Bara sedari tadi hanya termenung di ranjangnya, matanya terus menatap tajam ponselnya itu, disana terlihat postingan kakaknya sedang berfoto bersama seekor kucing. Entah mengapa, perasaanya begitu aneh dan ia merasa penasaran sekali apa dengan apa yang ada pada postingan itu.

Sekian lama ia termenung, dering ponselnya berbunyi, sebuah pesan masuk di ponselnya. Grey, nama pengirimi pesan itu.

Bukan hanya Grey yang mengiriminya pesan, bahkan Nando pun juga sama. Ada apa ini ?

Mata Bara melotot saat membaca pesan dar8 Nando " Apa maksudnya ini ? Mengapa dia bertanya tentang teman dekat Senjana ?"

Dengan gusar, Bara mencari kontak nama milik pacarnya di ponselnya, segera setelah menemukan kontak yang ia cari, Bara lantas mengirim pesan, bukannya Bara tak ingin menghubungi kekasihnya, tapi Bara tau jika Senjana tidak suka di telphone. Aneh bukan ? Mana ada seorang gadis yang tidak suka di telphone oleh kekasihnya sendiri.

Segera setelah mendapat pesan balasan dari Senjana, Bara langsung meluncur ke Appartemen Senjana.

- POV SENJANA

Senjana bersama Alka dan juga Ayana sedang berjalan jalan di Mall yang terletak tak jauh dari appartemennya. Kebetulan hari ini Alka tengah libur, jadi dia ikut pergi bersama dua gadis itu. Sekedar untuk melepas lelah di tengah kesibukan kerjanya.

" Tumben Dokter ini mengambil hari libur ?" Tanya Ayana

" Gue pengen menikmati hari juga, setidaknya setahun sekali, Yan." Balas Alka dengan senyum ramahnya.

" Kenapa gue seperti obat nyamuk disini ?" Sindir Senjana ketika melihat dua sahabatnya tengah bercanda gurau.

" Kebalik kali, Na. Gue yang lo jadiin obat nyamuk " Cibir Ayana sambil menoel kepala Senjana yang mendapat hadiah tatapan tajam Alka.

" Jangan gitu, nanti dia makin bodoh " Bela Alka sambil mengelus kepala Senjana yang membuat Senjana makin besar kepala dan meledek Ayana.

" Nahkan bener, gue yang jadi obat nyamuk disini " Sinis Ayana.

Saat mereka bertiga tengah bergurau, suara getar ponsel milik Senjana berbunyi. Ada pesan masuk milik Bara yang menanyakan keberadaanya saat ini. Dengan jujur, Senjana mengatakan jika dirinya saat ini tengah bersama Alka dan juga Ayana di sebuah Kafe yang berada di dalama Departement store ini.

Dalam pesannya Bara ingin bertemu dengan Senjana, dia ingin mampir ke Appartement miliknya itu. Dengan segera ia berpamitan meninggalkan Ayana dan juga Alka .

" Gue pamit pulang dulu ya " Pamit Nana kepada dua sahabatnya.

" Kenapa ? Apa ada masalah ?" Tanya Alka khawatir, tidak biasanya Senjana begini.

" Adek lo ngeselin, Ka."

" Bara ? Kenapa ?" Tanya Alka bingung

" Dia mau ke appartemen " Ucap Senjana dengan memutar bola matanya malas.

" Gue anter ya ?" Tawar Alka yang langsung di tolak Senjana.

" Temenin Ayana, kasihan dia "

" Tapi .." Ah Senjanan tidak peka, bahkan demi dirinya Alka rela untuk cuti libur sehari, mengapa kamu tidak peka sama sekali, Na ?

" Gue duluan ya, kalian Have fun aja " Setelah mengucapkan itu, Senjana kemudian melenggang pergi. Dia berlarian di sepanjang Mall dan tidak memperdulikan tatapan aneh dari orang orang yang berpapasan dengannya.

10 menit berlalu, akhirnya Senjana tiba di Appartemennya. Dia melihat Bara yang duduk di depan pintu miliknya.

" Kenapa engga masuk langsung ?" Ucap Senjana ketika berdiri di depan Bara, Bara yang mendengar suara kekasihnya itu lantas langsung mendongakkan kepalanya ke atas.

" Sandinya kamu ganti ya ?" Tanya Bara

" Astaga aku lupa memberitahumu "

" Tidak apa apa "

" Ayo masuk "

" Kamu gak kangen sama aku ? Dua minggu lebih kita gak ketemu, Na." Ucap Bara, bukannya berbalik menghadap dan memeluk Bara. Senjana malah langsung masuk melenggang pergi ke dalam kamar untuk meletakkan barang bawaanya. Bara yang melihat itu hanya menatap punggung milik gadisnya itu dengan tatapan sendu

" Mau minum apa ?" Tawar Senjana, bahkan ia sama sekali tak menjawab pertanyaan Bara yang tadi.

" Apa saja "

Setelah itu Nana masuk ke dapur, mengambil es americano kesukaan Bara juga beberapa camilan.

" Sayang, apa kamu marah sama aku ?" Tanya Bara to the point, sungguh dia tidak nyaman dalam keadaan itu.

" Apa kamu ingat hari Anniversary kita ?" Singgung Senjana yang membuat Bara tertegun. sungguh, ia lupa hari jadi mereka yang sudah terlewat 4 hari ini.

" Maaf, aku lupa " Balas Bara sedikit menunduk. bagi Nana, peringatan peringatan kecil seperti ini adalah hal penting baginya.

" Lupakan, aku juga sudah tidak tertarik untuk mengingatnya ".

" Bisakah kamu bersikap sedikit dewasa, Na ? Kita bukan remaja lagi yang setiap saat harus memperingati hari hari seperti itu" Sarkas Bara. Apa dia tidak sadar, kali ini dia sudah keterlaluan.

" Iya, maaf karena sudah menjadi anak kecil untukmu. Aku janji, mulai sekarang tidak ada lagi peringatan peringata seperti ini " Ucap Senjana, satu tetes air mata lolos dari sudut matanya dan itu membuat Bara terkejut. Apa dia sudah berkata yang sangat keterlaluan saat ini ?

" Maaf, bukan begitu maksudku. " Ucapnya menyesal, dia merasa ucapannya sangat menyakiti kekasihnya.

" Tidak, kamu benar. Aku yang salah, aku yang sudah bertingkah terlalu kekanak kanakan. Maaf, sudah membuatmu risih."

" Tidak, bukan begitu."

Setelah mengatakan hal itu, Senjana melenggang pergi meninggalkan Bara di ruang televisi. Nana berjalan menuju kamarnya, ia menguci pintu kamarnya dan menangis sesegukan disana.

Bara yang melihat itu berusaha untuk mengejarnya, dia ingin meminta maaf untuk ucapan yang menyakiti kekasihnya itu. Namun, semuanya sia sia. Senjana tak ingin membuka pintu kamarnya.

" Sayang, aku minta maaf. Aku tidak bermaksud mengucapkan kalimat itu. Fikiranku sedang kacau saat ini. Buka pintunya, Na." Pinta Bara, ia terus menerus mencoba untuk membujuk kekasihnya.

Senjana masih tetap bergeming dengan keputusannya, dia benar benar sakit mendengat ucapan menyakitkan yang keluar dari Bara. Sebelumnya dia berpikir jika kedatangan Bara untuk meminta maaf, nyatanya bukan permintaan maaf yang keluar dari mulutnya, melainkan umpatan umpatan menyakitkan.

Hari menjelang malam dan Bara masih setia berada di depan pintu Nana, ia seperti tak ada lelahnya untuk meminta maaf. Sampai ketika, bunyi dering ponselnya berbunyi. Sebuah panggilan masuk disana.

" Ah sial, kenapa dia telphone disaat situasinya sedang runyam " Gumam Bara.

" Sayang, malam ini aku menginap ya ? Aku tidur di sofa" Setelah mengatakan itu, Bara berjalan kembali ke arah ruang televisi. Ia mendudukan dirinya disana .

Senjana tidak peduli, terserah Bara mau melakukan apa. Dia benar benar sakit hati dengan semua yang di lakukan Bara padanya. Jika tidak ingin merayakan Anniversary ya gapapa, tapi apa harus dia mengatakan seperti hal hal buruk yang tadi ?

SKY OF LOVE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang