Biarlah semua orang menganggapku layaknya tokok antagonis di kehidupan mereka. Tapi tolong Tuhan, jangan biarkan wanita yang sangat kucintai juga menganggapku seperti itu. Bagaimana bisa aku melanjutkan hidupku jika semestaku juga ikut membenciku ?
- BARA ABRASYAM -
****
"Mau kehancuran seperti apalagi yang Mamah inginkan di hidup Bara ? Mamah seperti tidak ada puasnya menyiksa fisik dan batin Bara." Teriak frustasi Bara setelah menutup panggilan dari Senjana. Raga dan jiwanya remuk mendengar kaliamat kebencian dari gadis yang sangat ia cintai. Ibu yang sangat ia hormati. Kecewa mungkin itu yang saat ini Bara rasakan pada Ibunya.
Bara mulai mengingat semua kejadia sebelum ia meninggalkan Indonesia, hari itu ia bertengkar hebat dengan Alka karena Senjana. Namun tak ada alasan bagi Bara untuk membenci kakaknya, jadi tidak seharusnya Ibunya marah pada Alka dan mengkambing hitamkan kakaknya pada sanga Ayah. Bara mengenal persis bagaimana watak sang Ayah jika hal ini bersangkutan dengan Senjana.
"Bara benar benar kecewa pada Mamah"
(Sebelumnya aku mau bilang ya, dialog di part ini memang lebih banyak di panggilan telephone. Jadi mohon di maklumi )
Bara mengambil ponselnya dan mencoba untuk menghubungi Ibunya untuk mendengar semua penjelasan Ibunya. yah, walaupun dia sendiri sebenarnya sudah tau akan apa yang di ucapkan sang Ibu.
Bara : Mamah
Mamah : Putra kesayangan Mamah, bagaimana kabarmu di swiss dan apa kamu memenangkan tendernya ?
Bara : Tender ? Apa tender lebih berharga dari putramu dan mengapa tidak menanyakan kabarku terlebih dahulu ?
Mamah : Mamah tau kalau kamu baik baik saja, jadi untuk apa mamah menanyakan kabarmu ? Jika kamu menghubungi Mamah seperti ini, bukankah itu artinya kamu baik baik saja, jadi bagaimana tendernya ?
Bara : Apa benar Mamah adalah ibu kandungku ? Bagaimana bisa mamah mengucapkan kalimat seperti itu ?
Mamah : Maksud kamu apa berbicara dengan orangtua seperti itu ? Kamu mau durhaka pada ibumu ?
Bara : Nyonya Anthony, apa masih layak kah kau ku panggil IBU ? Bara benar benar sudah muak dan lelah dengan semua ini. Bara ingin bahagia, Mah.
Mamah : Bara, jaga ucapanmu itu. Siapa yang mengajarimu untuk berbicara hal yang tidak pantas pada Ibumu ? Kamu baru tinggal di swiss dua minggu, kenapa sikapmu jadi kurang ajar seperti ini pada orangtuamu ?
Bara : Mamah yang mengajarkanku, mamah yang mendidikku menjadi seperti ini. Bahkan mamah yang merubahku menjadi monster yang tidak berperasaan.
Mamah : Bara jangan terlalu jauh, apa kamu ingin menjadi anak pembangkang ?
Bara : Semua orang menganggapku jahat, semua orang menjadikanku tokoh antagonis dalam kehidupan mereka. Beberapa orang hanya tau kalau aku putra kebanggaan Anthonny group, tapi mengapa semua orang tidak tau jika aku adalah korban yang sebenarnya ? Dari kecil aku menderita, Mah.
Dari kecil aku selalu menjadi objek ambisi mamah, dari kecil aku selalu di paksa menjadi seorang yang perfectionis, hingga Mamah dan Papah menjauhkanku dari dunia luar. Yang seharusnya masa kecilku di habiskan untuk bermain, aku menghabiskannya untuk belajar di ruangan yang engap, Bahkan aku di jauhkan dari jangkauan Kak Alka. Apa mamah masih kurang puas menghukumku ? Apa mamah masih kurang untuk membuatku menderita ? Apa masih kurang menyiksaku ?Mamah : BARA ABRASYAM !
Bara : Bahkan aku tidak mempunyai teman masa kecil, aku di jauhi semua orang, hanya Nando yang mau mengulurkan tangannya untuk menjadi temanku. Apa aku di lahirkan untuk menjadi objek ambisimu, Mah ?
KAMU SEDANG MEMBACA
SKY OF LOVE
FanfictionKisah Cinta yang di iringi banyak sekali Air mata mungkin akan cocok untuk di deskripsikan dalam lembaran kisah cinta ini.