Drrrttt drrttt ..
Sebuah pesan masuk di layar ponsel milik Alka, itu adalah pesan masuk dari seorang Dokter yang meminta Alka untuk datang ke ruang operasi saat ini juga. Karena Senjana, Alka melupakan tanggung jawabnya menjadi seorang Dokter.
"Aku pergi dulu ya, Na." Pamit Alka lantas mengecup kening milik Senjana.
Tepat ketika Alka membuka pintu, ia bertemu dengan Arthur yang baru saja kembali dari kantin rumah sakit untuk makan siang.
"Arthur " Panggil Alka
"Iya, kenapa ?" Jawab Arthur dengan raut wajah heran. Bukan karena panggilan Alka yang membuatnya heran, namun raut gelisah Alka yang membuatnya bertanya tanya, apakah ada hal penting yang ingin sahabatnya bicarakan padanya.
"Ada yang ingin gue katakan "Ucap Alka masih dengan perasaan gelisah.
"Apa ada hal yang penting ? Bukannya lo hari ini ada operasi ? Baiknya lo lakuin operasi itu dulu "
"Gue malah makin gelisah, gue gak bakal bisa konsentrasi sebelum gue menyelesaikann ini terlebih dahulu " Ucap Alka sembari meraupkan tangannya pada wajahnya.
"Kemari, duduk dulu disana " Ajak Arthur ke bangku tunggu untuk pengunjung rumah sakit.
"Sekarang ceritakan, ada masalah apa ?" Tanya Arthur setelah mereka berdua sudah duduk.
"Kenzio tadi datang kemari "
"Kenzio ? Mau apa dia kemari ?" Tanya Arthur setengah kaget.
"Dia mengancam mau mencelakai Senjana, dia masih saja bersikeras menuduh gue yang membunuh adiknya. Gue harus apa, Arthur ?" Saat ini kondisi Alka benar benar panik, dia sendiri tidak busa berpikir jernih, apa yang akan dia lakukan saat ini.
"Lo tenang dulu dan jangan panik, kita akan cari solusinya bersama "
"Lo punya kenalan body guard ? Gue butuh seseorang yang bisa menjaga Senjana"
"Kalau itu hanya Calvin yang bisa membantu kita, dia yang punya "
"Kalau gitu, tolong hubungi Calvin dan minta bantuan ke dia "Pinta Alka, mau tidak mau dia harus menurunkan egonya dan meminta bantuan pada Calvin.
"Oke, nanti gue bakal hubungi Calvin. Sementara iti biar gue yang jaga Senjana dulu sampai body guardnya datang. Sekarang lo selesaikan pekerjaan lo terlebih dahulu, Ka "
"Gue berterima kasih sama lo, sekarang gue lega dan bisa berkonsentrasi pada operasi sore ini "
Setelahnya Alka meninggalkan Arthur dan menitipkan Senjana pada sahabat yang sangat ia percayai. Alka bisa sedikit bernafas lega dan bisa menjalankan operasi kali ini dengan lancar.
"Kadang gue kasihan sama lo, Ka. Beban yang lo pikul kenapa selalu terasa sangat berat." Ucap Arthur ketika melihat punggung Alka yang semakin menjauh.
- Disisi lain, saat ini seorang pemuda tengah gelisah. Ia bolak balik mengecek ponselnya dan menunggu kabar. Sudah dua hari ini ia bolak balik ke appartemen kekasihnya, namun sekalipun ia tak dapat melihat wajah sang kekasih. Tak hanya itu, ia mencoba menghubunginya berulang kali, namun sekalipun panggilan itu tak terjawab. Dia mencoba untuk bertanya pada pengelola appartemen, namun tak ada jawaban yang pasti. Kemana sebenarnya kekasihnya itu pergi ? Kalaupun ia pindah dari unit appartemennya, pasti dia akan memberitahu pengelola. Tidak mungkin dia pergi begitu saja.
"Sebenarnya kamu dimana, Na ?" Monolognya sembari bolak balik di depan pintu appartemen.
Bara ? Iya benar, itu adalah Bara Abrasyam adik tiri dari Alkarian dan sekaligus mantan kekasih Senjana. Meskipun Senjana sudah menganggapnya putus, entah mengapa Bara masih saja ngotot dan belum bisa menerima perpisahan itu. Sejak kemarin dia bolak balik berniat untuk memperbaiki hubungannya dengan Senjana, tetapi sayang niatnya tak bisa terlaksana karena di pemilik appartemen itu tak menunjukan batang hidungnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SKY OF LOVE
FanfictionKisah Cinta yang di iringi banyak sekali Air mata mungkin akan cocok untuk di deskripsikan dalam lembaran kisah cinta ini.