Bab #26

43 8 0
                                    

POV Kenzio

"Hahhhh " satu helaan nafas panjang keluar dari mulutnya, entah apa yang membuatnya berulang kali menghela nafas panjang.

Pikirannya sungguh gelisah saat ini, entah apa yang sebenarnya terjadi. semenjak kejadian hari itu, hari dimana ia menyelamatkan gadis yang seharusnya ia singkirkan dari kehidupan Alka, justru di hari itu dia mengorbankan dirinya sendiri untuk menyelamatkan nyawa gadis tersebut. Berulang kali dia berpikir yang tidak tidak, bahkan beberapa hari ini ia terus saja mengikuti gadis itu layaknya seperti seorang penguntit yang membuntuti incarannya.

"Senyumnya benar benar manis meneduhkan, matanya juga terlihat sangat cantik. Tapi sampai kapan gue harus ngawasin dia dari jarak jauh ? Mau sampai kapan gue nguntit dia bersama Alka ?  Gue bener bener pengen mendekat dan pengen meluk dia, ada desiran rindu yang engga bisa gue jelasin. Sebenarnya siapa gadis itu dan kenapa gue jadi seperti ini, seperti tidak tega buat mencelakai dia." Monolog Zio pada dirinya sendiri.

Tepat ketika ia ingin beranjak dari balkonnya, suara dering ponsel mengganggu indera pendengarannya. Spam chat yabg begitu banyak dan 4 panggilan tidak terjawab dari nomer orang misterius yang selama ini membantunya.

089xx   : Kenzio !! Lo ingkari semuanya, lo ingkati janji buat balas dendam kematian adik lo. Sia sia gue bantuin lo selama ini, sia sia gue nyari informasi tentang gadis itu, sia sia semuanya jika lo lemah. Lo buang kesempatan emas itu buat nyelakain gadis itu, ada apa dengan lo sebenarnya ?

Kenzio  : Gue enggak ingkar tentang janji gue, gue gak bakal lupa sama balas dendamnya. Gue cuma nyari waktu yang tepat saja, disana dia di jaga Arthur, mana bisa gue masuk ?

089xx    : Lo bodoh, lo itu lemah, jangan berani beraninya lo bohongin gue. Gue tau, selama ini lo ngikutin Alka dan juga Senjana. Lo selalu ngikutin kemanapun mereka pergi.

Kenzio   : Gue punya rencana lain, gue gak mau balas dendam dengan cara yang murahan, gue bakalan deketin gadis itu, itu satu satunya cara yang bisa membuat Alka hancur. Gue mau dia jadi hancur,  sehancur hancurnya sama seperti apa yang gue rasakan dulu.

089xx     : Lo yakin dengan rencana itu ? Lo gak bakal nipu gue lagi kan ? Jangan buat gue hilang kendali, gue gak bakal segan segan buat nyingkirin gadis itu kalau lo ingkar janji lagi.

Kenzio   : Gue bisa pastikan, rencana gue berjalan lancar. ( setelah mengatakan itu, panggilan di putus oleh pihak seberang.)

"Hah, dia selalu saja seperti itu " Ucap Zio sembari memasukan ponsepnya ke dalam kantongnya.


****

"Gue berasa ngasuh anak umur 2 tahun 2 bulan, Bara bener bener kaya anak kecil" Gerutu Alka di sepanjan jalan. Entah sudah keberapa kali ia menyebutkan nama adiknya. sampai dia tidak sadar jika dia berlari terlalu jauh hingga sampai di komplek appartemen milik Senjana.

"Kenapa gue sampai disini ? Yasudahlah mumpung sampai sini, sekalian gue cek keadaan Senjana " Ucapnya sembari menyunggingkan senyumnya ketika menyebut nama gadis yang sangat ia cintai.

Alka berjalan secara pelan, menyelusuri lorong lorong Appartemen, appartemen milik Senjana tergolong appartemen yang sangat sederhana, bahkan liftnya sering rusak yang membuat penghuninya terpaksa menaiki anak tangga meskipun kamar mereka ada di lantai paling atas. Alka sudah sering membujuk agar Senjana pindah dari tempat ini, namun tetap saja Senjana kekeuh dalam pendiriannya. Bagi Nana, appartemen ini bukanlah appartemen biasa, karena ini merupakah hasil dari jerih payahnya selama ini. Biarlah sederhana, asalkan masih layak untuk di tempat.

Tepat ketika sudah sampai di kamar milik Senjana, dengan hati yang gelisah dan jantung berdebar sangat kencang, Alka memberanikan diri untuk menekan bel yang berada di samping pintu. Entah mengapa dia merasa sangat takut saat ini, benar benar tidak seperti biasanya. Tak menunggu lama, pintu pun terbuka, menampilak seorang gadis manis yang masih lengkap dengan piyamanya.

"Alka ?" Ucapnya sembari mengernyitkan dahi

"Hai "  Balas Alka dengan kakunya, mungkin dia tengah salting saat ini perkara panggilan sayang dari Senjana tempo lalu

"Kenapa pagi pagi sudah datang kemari ?" Ucap Senjana bingung

"Gapapa, gimana keadan lo ? Eh maksudnya kamu " Tanya Alka masih dengan mode saltingnya hingga membuat dia salah tingkah dan gagap berbicara

"Masuk dulu, aku baru saja bangun " Ucap Senjana mempersilahkan masuk, sedangkan Alka masih saja berdiri di depan pintu dengan tubuh yang masih bergetar.

"Anu, itu.. anu "

"Masuk saja dulu, Ka."

"Terima kasih, Na "

"Kamu kenapa ? Kamu tadi waktu aku chat gak balas dan tiba tiba kemari. Emang kamu lagi sibuk apa tadi ?"

"Lagi ngasuh bayi  " Jawab Alka dengan santainya, sedangkan Senjana kini tersedak minuman gara gara jawaban aneh dari Alka.

"Bayinya siapa ? Kamu udah punya istri ? Kapan nikahnya ?" Tanya Senjana dengan raut wajah yang tidak santai

"Bukan bayi aku, itu bayi jadi jadian..bayi giant "

"Kaya gimana bayinya ?" Tanya Senjana yang masih saja penasaran.

"Ini ( memperlihatkan foto Bara )"

"Ini Bara "Ucap Senjana dengan memutar bola matanya malas.

"Kamu inget Bara ?'

"Ya ingetlah, Bara kan adikmu, masa sama adikmu aku bisa lupa"

"Selain adik, kamu inget yang lain, Na ?" Tanya Alka dengan antusiame tinggi

"Aku inget waktu dia lumpuh dulu, aku inget semuanya kok "

"Yang lainnya ?"

"Emang ada kenangan apa aku sama Bara ?" Tanya Senjana dengan penuh tanda tanya.

"Kalau engga inget gapapa, lupain saja "

"Dasar aneh " Cibir Senjana dengan jengahnya.

"Oh iya, tadi kamu chat mau ngomong apa ?"

"Anterin ke pantai ya besok ?" Pinta Senjana dengan wajah melasnya.

"Kamu punya masalah hidup apa lagi ?"

"Emang pantai selalu identik dengan masalah hidup ya ? Emang pantai selalu identik dengan air mata ? Aku cuma mau nyamperin spongebob dan kawan kawannya. Mau nyari duda kaya raya mirip tuan krab, siapa tau bisa dapet duitnya " Ucap Senjana sembari menengadahkan wajahnya ke atas persis seperti orang yang tengah menghalu.

"Iya besok aku anterin, aku pulang dulu ya, nanti bayi yant di appartemenku rewel lagi. Selamat istirahat, Na " Ucap Alka sembari berpamitan pada sahabatnya tersebut.

  - ALKA

Gue lupa kalau saat ini Senjana mengalami amnesia lakunar, dia kehilangan memory otaknya secara acak. Tapi kenapa dia bisa melupakan Bara sepenuhnya ?

Di satu sisi, gue seneng karena lo bisa lupain Bara. Tapi disisi lain gue kasihan sama lo, Senjana. Bara itu cinta pertama lo, tapi lo harus ngelupain semua kenangannya.

  - SENJANA

Maaf, Alka.

Gue enggak bermaksud buat bohongin lo,
Mana mungkin gue bisa lupain Bara begitu saja. Gue inget semuanya tentanf Bara,  tapi ini jalan satu satunya yang terbaik untuk saat ini.  Maaf gue harus berpura pura, gue bener bener pengen ngelupain adek lo.

Gue pengen nyoba lembaran baru sama lo, gue tau selama ini lo banyak berkorban buat Bara, gue cuma ingin lo bisa ngerasain iebahagiaan juga. Gue gak mau lo terus menerus mengalah sama keadaan, gue cuma mau lo bahagia.

SKY OF LOVE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang