"Apa mereka akan baik baik saja, Arthur ?" Ucap Bara dengan raut wajah khawatir.
"Lo enggak percaya sama kakak lo ? Lo enggak perlu se-khawatir itu pada mereka, gue yakin kalau mereka baik baik saja." Balas Arthur sembari menenangkan.
"Siapa yang mengkhawatirkan mereka bertiga ? Justru gue mengkhawatirkan keadaan dua orang itu, mereka salah memilih lawan." Ucapan Bara ini membuat dua orang yang berada di ruangan ini terkejut.
"Kenapa dengan mereka bertiga ?" Tanya Dokter Edward penasaran
"Menurut pandangan Dokter, Alka itu seperti apa ? Apa dia terlihat sebagai anak polos yang tidak tahu apa apa ?" Tanya Arthur, sementara Bara hanya diam memperhatikan sembari menunggu jawaban.
"Tunggu sebentar, Ngomong ngomong Bapak ini siapa ? Dan ada keperluan apa disini ?" Tanya Bara yang sedari tadi penasaran, mengapa ada orang asing yang tidak ia kenal berdiri di depannya dan berbicara dengan Arthur layaknya orang yang sudah akrab. Maklum saja, sewaktu mengantar Alka ke singapore dulu, Bryan tidak sempat bertemu dengan Dokter Edward karena jadwal pekerjaannya yang super sibuk.
"Beliau bernama Dokter Edward, beliau yang menangani pengobatan Alka dulu di singapore." Ucap Arthur sembari memperkenalkan.
"Maafkan saya yang tidak mengenalimu, Dokter. Dulu saya tidak sempat bertemu dengan anda karena jadwal pekerjaan saya. Perkenalkan, nama saya Bara, saya adalah adik dari Alka." Bara memperkenalkan dirinya dengan sangat ramah dan di sambut senyuma hangat oleh Dokter Edward.
"Saya tahu kalau kamu adalah adik dari Alka. Alka sering menceritakanmu, itu yang membuat saya penasaran dan ingin bertemu denganmu. Kamu yang membuat saya terharu melihat ketulusan seorang kakak pada adiknya." Ucap Dokter Edward dengan senyum hangatnya.
Saat ini Dokter Edward sedang berada dk rumah sakit. Sebenarnya kedatangan Dokter Edward kerumah sakit ini untuk menemui Alka karena ada sesuatu hal penting yang ingin disampaikan. Namun saat ia datang, suasana rumah sakit sedikit berbeda, keadaannya mencekam dengan beberapa orang pengunjung dan pasien yang berhamburan keluar karena mendengar kegaduhan yang berasal dari kamar milik Bara. Sayangnya saat Dokter sampai di kamar itu, ia hanya menemukan Arthur yang sedang menenangkan seorang pasien dan juga Zaquel yang membekap seorang pengawal. Situasi macam apa ini ?
Dokter hanya menemukan mereka bertiga, itu karena Alka melewati tangga darurat sedangkan Edward melewati lift."Jadi kamu putra kedua Anthony ?" Tanya Dokter Edward saat ia menyadari garis wajah pemuda ini yang mirip dengan teman masa kuliahnya dulu.
"Anda mengenal Ayah saya ?" Tanya Bara denga wajah herannya.
"Tentu saja, garis wajahmu ini mirip sekali dengan Anthony. Sedangkan Alka mirip dengan ibunya."
"Dokter mengenal tante Evelyn ?"
"Sangat mengenal, mereka kebetulan teman kuliah saya dulu. Tolong salamkan pada Ayahmu."
"Tanpa mengurangi rasa hormat, saya tidak bisa menyampaikan salam Dokter pada Ayah. Hubungan kami sangat buruk saat ini."
"Ternyata apa yang di alami Alka juga menimpamu ? Kalian berdua benar benar kakak adik yang tidak beruntung."
"Tidak masalah, yang terpenting saya masih memiliki Alka, dia sudah lebih dari cukup untuk mengisi kekosongan kasih sayang dari orangtua saya." Ucap Bara dengan senyum manisnya.
Yah siapa yang bisa menebak jika kondisinya akan seperti itu ? Edward mengira hanya Alka yang menjadi korban, nyatanya keduanya sama saja. Kini atensinya beralih pada Arthur yang sedari tadi diam saja menatap ponselnya dengan cemas. Sesekali ia menghubungi seseorang dari ponselnya, namun tetap saja tak ada jawaban dari pihak seberang.
![](https://img.wattpad.com/cover/350796686-288-k891188.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
SKY OF LOVE
FanfictionKisah Cinta yang di iringi banyak sekali Air mata mungkin akan cocok untuk di deskripsikan dalam lembaran kisah cinta ini.