Bab #19

59 9 0
                                    

Dua puluh tahun bukan waktu yang singkat untuk menunggu, sudah cukup peranku menjadi seorang sahabat. Sekarang waktu yang tepat untuk memperjuangkanmu, Gadis Cinderellaku.

" Alka." Panggil seorang wanita paruh baya pada putranya.

" Mamah ? Tumben mamah kerumah sakit, ada apa ?." Tanya Alka heran, ketika melihat Ibu tirinya sudah berada di ambang pintu ruangan tempatnya bekerja.

" Ada hal yang ingin mamau katakan " Ucap wanita paruh baya itu yang bernama Serena.

"Mari masuk, Mah ." Dengan sopan Alka mempersilahkan Ibunya untuk masuk dan duduk di sofa.

" Apa kamu dekat dengan Senjana ?" Pertanyaan itu membuat Alka sedikit terkejut, tumben sekali Ibunya mau mencampuri urusan pribadinya.

" Alka dan Senjana sudah sahabatan sejak lama, bukannya Mamah sudah tahu tentang hal ini ?"

"Boleh Mamah minta tolong ke kamu ?"

"Kalau Alka bisa bantu, Alka pasti akan membantu. Mamah mau minta tolong apa ?" Tanya Alka serius

"Jauhi Senjana "

Bukan hanya terasa tertampar, tapi ini terasa tersambar petir di siang bolong. Apa yang barus saja Alka dengar ? Alka disuruh menjauh dari sahabatnya sendiri ?

"Loh kenapa Alka diminta menjauh dari Senjana, Apa alasannya, Mah ? Kita sudah sahabatan sejak lama, bahkan sebelum Senjana kenal dengan Bara." Protes Alka tidak terima.

"Alka, kalau mamah minta jauhin ya jauhin. Kenapa kamu sekarang jadi anak pembantah ?"

"Karena Alka butuh alasan, mengapa Alka harus menjauhinya ? Apa alasannya ?

" Bara masih mencintai Senjana, kamu sebagai kakak harusnya bisa mengalah pada adikmu." Ucap Serena dengan se-enak jidatnya.

"Bara sudah menikah dengan Grey, harusnya mamah bisa menerima hal itu. Dan juga Senjana sudah tidak memiliki hubungan apapun dengan Bara.tolong mamah mengerti" Pinta Alka

"Apa kamu lupa kejadian lima tahun lalu ? Apa kamu ingin, adikmu kembali seperti itu lagi, kakak macam apa kamu ini, Ka ?"

"Mah ."

" Saya tidak mau anak saja menjadi gila kembali, kamu itu kakaknya yang lebih tua, harusnya kamu bisa mengalah pada adikmu "

"Mah, kenapa mamah seperti ini ?Kenapa mamah bisa setega itu pada Senjana, dulu mamah juga memaksa agar Senjana menerima Bara dengan alasan demi kesembuhan Bara. Itu mengorbankan perasaan Senjana, Mah."

"Saya tidak peduli dengan hal lain, bagi saya kebahagiaan anak saya adalah hal utama. Saya tidak peduli, Senjana mau atau tidak, saya akan memaksa dengan segala cara agar dia mau menerima Bara "

" Mah ?"

" Kamu harus mengalah pada Bara, saya tidak mau tahu."

"Mah, bukankah Alka juga anak mamah ? Kenapa Alka tidak boleh bahagia ?

" Saya tidak ingin berbicara panjang lebar dengan kamu, yang saya mau, kamu jauhi gadis yang di cintai anak saya "

Setelah mengatakan kalimat menyakitkan itu, Serena melenggang pergi meninggalkan Alka yang masih termenung dan Syok mendengar Kalimat menyakitkan dari sang Ibu yang begitu ia sayangi.

" Apa benar, kamu adalah sosok seorang Ibu ? Bagaimana bisa kamu menyakiti hati putramu sendiri " Ucap Alka dengan rasa sakit yang tidak bisa ia ucapkan dengan kata kata.

*****

# Appartemen Senjana

"Siapa yang mengirim bunga ini ?" Heran Senjana ketika ia membuka pintu hendak pergi ke gramedia.

Terkejut ? Tentu saja, Ada sebuah bucket bunga tulip ungu yang di letakkan begitu saja di depan pintu appartemennya. Tak ada orang dan tanpa pesan di bunga itu. Jadi bunga ini dari siapa ?

" Apa kamu menyukainya ?" Tanya Bara tiba tiba yang entah datang darimana.

" Kamu yang mengirim bunga tulip ungu ini ?"

"Kamu suka tulip ungu, kan ?" Ucap Bara dengan senyum dengan senyum lembutnya.

" Yang suka tulip ungu itu Grey, bukan aku " Cibir Senjana sambil memberikan buket itu pada Bara.

"Bukannya dari dulu kamu menyukai tulip ungu, Na ? Dulu setiap kali aku memberikan bunga ini, kamu selalu menerimanya dengan senyuman bahagia ?"

"Aku menyukai bunga lili, Bar."

"Enggak, kamu dulu suka banget sama tulip. Aku yakin itu "

" Itu karena kamu belum bisa move on dari Grey. kamu ngelampiasin semuanya ke aku, apa kamu tau makanan favoritku dan makanan pantanganku ? Bahkan kamu tidak pernah bertanya soal itu padaku dan memaksakan semua kehendakmu." Ucap Senjana dengan rasa amarah yang tidak dapat ia bendung lagi.

Bara sungguh terkejut, dia tidak tahu jika wanita yang ia cintai begitu menderita bersamanya selama ini. Apa dia terlalu egois hingga tak pernah bertanya tentang apapun yang di sukai wanita ini ?

"Kenapa kamu enggak bilang ? Kenapa kamu diam saja ? Aku tidak tau kalau kamu begitu menderita selama ini." Dengan halus Bara menggenggam tangan Senjana, dia tidak tau apa yang harus ia lalukan untuk menenangkan Senjana.

"Lepasin tanganku sekarang " Dengan satu hempasan genggaman tangan itu terlepas.

" Na ..?"

"Apa kamu tau ? Aku selalu menangis setiap kali kamu menyuruhku untuk mengikuti kehendakmu "

"Aku benar benar minta maaf, Na. Bisakah kamu memberi kesempatan satu kali lagi padaku ? Aku janji, aku akan berubah " Ucap Bara dengan sorotan mata meyakinkan.

"Kesempatan seperti apa yang kamu inginkan ? Kesempatan kamu telah habis. Tidak ada lagi kesempatan kedua, kamu sudah milik orang, Bara."

" Enggak, kita belom selesai "

"Kamu kenapa enggak bisa ngerti ngerti sih ? Harus dengan cara apa lagi aku menjelaskannya, Bara ? KITA SUDAH SELESAI !!"

" Aku enggak mau "

" Tolong pergi dari sini sekarang juga, tolong jangan pernah menggangguku lagi mulai sekarang " Final Senjana.

Senjana masuk kembali ke dalam appartemennya, meninggalkan Bara yang masih termenung dengan ucapan yang baru saja Senjana katakan

" Hubungan ini berakhir ? Tidak, aku tidak mau " Ucap Bara yang masih saja menekan bel pintu dan memanggil nama gadis itu berulang kali.

" Pulang Bara, jangan menjadikan aku badai dalam rumah tanggamu. Kamu jangan gila " Ucap Senjana dari balik pintu yangbmasih dapat di dengar samar samar oleh Bara.

" Iya, aku gila. Aku gila karena kamu, jadi tolong buka pintunya !" Mohon Bara.

"Jangan merasa tersakiti, Bara. Karena kamulah, tokoh utama dalam cerita ini "

" Aku akan tetap berusaha mendapatkan kembali cintamu, aku ingin menjadikan kamu istriku. Ayo buka pintunya, Kita perbaiki lagi hubungan kita " Mohon Bara sekali lagi.

" Tolong pergi sekarang juga, jangan menjadikanku wanita perusak rumah tangga " Usir Senjana.

Dinding pemisah kita terlalu tinggi, aku mencoba untuk terus memanjatnya, Tapi aku selalu terjatuh dibawah. maaf jika tiba tiba aku menyerah, bukan semata karena berhenti mencintai, hanya saja tak ada yang merestui. Sampai bertemu dengan takdir yang lebih indah dari ini.

Senjana hanya bisa menangis dari balik pintu, dadanya kembali terasa sesak seperti tadi malam. Niat hati untuk melupakan, malah orang yang menyakitinya datang kembali pagi ini. Dan dia bilang apa ? Ingin memperbaiki hubungan yang telah berantakan. Apa dia sungguh sudah gila dengan statusnya suami orang saat ini ?

SKY OF LOVE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang