Bab #20

152 12 0
                                    

Senjana merogoh tasnya, mengambil ponselnya dan menghubungi sahabatnya, Ayana. Untuk sekarang, hanya Ayana lah yang ia percaya. Dia masih kecewa dengan Alka yang menyembunyikan hal ini padanya.  Senjana menekan ikon panggil, tak berapa lama, suara dari seberang terdengar.

Senjana : Ayana ( dengan suara getiran yang hebat ?

Ayana    : Kenapa, Na ? Tunggu, apa kamu menangis saat ini ?

Ayana    :Jika ada orang baru dan masalalu, siapa yang akan menjadi pemenangnya ?

Ayana    :Na, kamu baik baik saja, kan ?

Senjana : Kenapa ? Aku baik baik saja.

Ayana    : Ini pasti soal Bara, iyakan ?

Senjana :Na, Aku gagal. Aku gagal mempertahankan hubunganku, aku kehilangan orang lagi, aku hancur. Apa aku gak pantas buat bahagia ? Kesalahan apa yang aku perbuat ?

Ayana    : Tenang dulu, Na.

Senjana : Ayah dan Ibu meninggalkanku sejak kecil, aku di asuh tanteku hanya untuk dijadikan pembantu, Aku di usir dari rumahku sendiri. Aku tinggal di panti asuhan, mataku buta karena kecelakaan. Katakan, Kenapa penderitaanku seperti tiada habisnya ? Siapa aku dimasa lalu ? Karma siapa yang aku tanggunga ?

Ayana   : Kamu dengerin aku dulu, kamu masih punya aku, kamu masih mempunyai orangtuaku yang begitu menyayangimu. Berhenti berpikir kalau kamu itu tidak berguna, kamu itu berguna.

Senjana : Tapi kenapa semua orang meninggalkanku ?

Ayana    : Kamu berguna. Hanya orang bodoh yang meninggalkanmu, hanya orang bodoh yang tidak melihat ketulusan di hatimu. Kamu itu sempurna, Senjana.
Aku bahkan sempat iri denganmu, kamu wanita terhebat.

Senjana  : Kata tanteku, aku gadis pembawa sial. Aku yang udah nyebabin orangtuaku meninggal, sedari kecil aku sudah di titipkan di panti asuhan hanya karena tanteku tidak mau membiayain kehidupanku. Tanteku takut, aku akan membawa sial terhadap keluarganya. Apa kutukan itu benar benar ada, apa aku sungguh gadis pembawa sial, Na ?

Ayana    : Engga ada anak pembawa sial. Kamu di appartemen kan sekarang ? Aku kesana sekarang juga.

Setelah itu panggilan di tutup sepihak oleh Senjana, perasaanya begitu sakit saat ini. Dengan pandangan kosong, ia berjalan ke arah dapur dan mengambil sebilah pisau. Pisau itu ia gunakan untuk menyayat nadi tangannya, tidak hanya itu saja, dia dengan kerasnya membenturkan kepalanya berkali kali ke tembok. Hingga membuatnya pinsan.

15 menit berlalu, Ayana sampai di appartemen milik sahabatnya itu. Ia berkali kali menekan bel pintu, tapi pintu itu tak terbuka. Firasatnta begitu buruk sedari perjalanan tadi. Beruntunglah Ayana mengetahui sandi pintu Senjana. Dia membuka pintu itu, berjalan menyusuri sudut ruang untuk mencari keberadaan sahabatnya. Atensintya kemudia berpusat pada ruangan dapur, samar samar ia melihat  tetesan darah yang mengalir.

" Senjana " Pekik Ayana ketika melihat sahabatnya terbujur lemah di sudut dapur dengan luka benturan di kepala dan juga sayatan di bagian lengan.

Dengan cepat ia menghubungi Alka dan juga memanggil Ambulan.

10 menit kemudian, Ambulan datang. Beruntung appartemen Senjana dekat dengan rumah sakit tempat Alka bekerja.

" Apa yang terjadi, Yan ?" Tanya Alka ketika melihat Ayana sedang memangku sahabatnya.

" Gue gak tau, pas gue masuk dia sudah dalam keadaan seperti ini." Ucap Ayana di iringi isakan tangisnya.

" Jangan panik dulu, nadinya pas ada. Kita bawa kerumah sakit sekarang "

" Iya "

" Tolong bantu bawa dia " Titah Alka pada dua orang petugas ambulan.

" Baik, Dokter." Ucap kedua petugas tadi.

SKY OF LOVE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang