"Gue gak ngerti sama jalan pikiran lo, Bar. Lo adek gue satu satunya, sesalah salahnya lo, gak akan pernah ada rasa benci sedikitpun pada diri gue. Tolong jangan hancurin hati kakak lo dengan lo lakuin hal hal buruk seperti ini." Ucap Alka, dia buru buru keluar dari rumah sakit untuk mencari dimana keberadaan adiknya saat ini.
Berulang kali Alka menghubungi Bara, namun tak pernah di jawab oleh adiknya. Ia mencoba mengirim pesan, tetapi tidak juga di balas. Sebenarnya ada dimana adiknya saat ini ? Alka tidak menyerah, ia mencoba sekali lagi untuk menghubungi adiknya. Dan akhirnya sebuah suara tersambung dari pihak seberang.
Alka : adek, adek dimana ? Adek di clubbing mana ? Kakak susul ya.. adek jangan kemana mana, Oke ? Kakak jalan sebentar lagi, kakak bawain makanan kesukaan adek.
Bara : Adek ? Kakak ? Setelah lima tahun lamanya, lo mau manggil gue adek lagi ? Kak, kakak kemana saja, adek udah lama nungguin panggilan itu lagi. Adek berusaha nyari perhatian kakak, tetapi kakak semakin menjauh dari Adek. Bahkan kakak keluar dari rumah dan pindah ke appartemen yang jauh dari adek. Adek kesepian, Kak.
Alka : Bara, lo mabuk ?
Bara : Enggak, adek cuma minum sedikit. Kakak mau jemput adek ? Kakak mau bawain makanan kesukaan adek lagi ? Kakak masih inget lolipop kesukaan adek, kan ? Kak, bawain lolipo adek ya. Oh iya kak, pelangi adek kemana ?
Alka : Senjana ada di appartemennya, lo jangan nemuin Senjana dulu, kondisi lo lagi gak bagus saat ini.
Bara : Tapi pelangi adek enggak marah, kan ? Adek kangen sama Senjana, kakak kapan nyampainya ? Kita pulang ke appartemen kakak, kan ?
Alka : Iya, nanti pulang ke appartemen gue. Gak mungkin juga gue anterin lo pulang, bisa di amuk mamah kalau mamah tau gue gak becus jagain lo.
Bara : Kakak marah ke adek ?
Alka : Enggak, kakak hanya khawatir. Adek di clubbing mana ?
Bara : SUN Clubbing, deket kantornya Bara.
Alka : Adek jangan kemana mana, mungkin kakak sedikit lama karena jalanan macet. Adek jangan minum terlalu banyak, nanti adek muntah. Inget kalau adek punya penyakit magh. Dengerin kakak dan jangan bantah omongan kakak, oke ?
Bara : Iya. ( Setelah itu panggilan terputus )
Pukul 02.00 dini hari, Alka sampai ketempat tujuan. Sebenarnya jarak antara rumah sakit dan kantor Bara tidaklah jauh, karena ada perbaikan jalan, terpaksa Alka harus mencari jalan alternatif lain yang mengharuskannya untuk memutar arah menjadi sedikit jauh. Dengan tergesa gesa, Alka memasuki clubbing tersebut, ia menemukan adiknya tengah tertidur lelap di meja bartender. Keadaanya begitu kacau, matanya sembab seperti habis menangis, di tangannya mas8h ada setengah gelas bir yang masih tersisa. Dengan penuh kelembutan, Alka membangunkan adiknya itu, Ia mengguncangkan badan Bara secara perlahan.
"Ayo bangun, kita pulang sekarang ya ?" Alka mengusap pelan kepala Bara, kemudian turun dan mengusap pelam punggung milik adiknya.
"Kakak, mana pelanginya Bara ?" Bara yang merasa terusik karena tidurnya terganggu mulai memaksa membuka matanya secara perlahan. Dia mengerjapkan matanya berulang kali agar dapat melihat jelas sosok yang ada di depan matanya.
"Iya ini kakak, kamu mau bertemu pelangimu, kan ? Ayo pulang dulu, nanti kakak antarkan kamu ketempat pelangimu berada, ya ?" Dengan perlahan Alka mencoba membopong tubuh adiknya, menopangkam tubuhnya untuk memapah dan menjadi tumpuan agar adiknya tidak terjatuh dan tersungkur di lantai.
"Kak, bisa kita duduk sebentar ? Ada yang ingin Bara katakan." Bara menghentikan kalimatnya sejenak, ia menarik nafasnya dalam dalam. Sedetik kemudian air matanya mengalir dan menatap nanar sosok yang saat ini tengah berdiri di depannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SKY OF LOVE
FanfictionKisah Cinta yang di iringi banyak sekali Air mata mungkin akan cocok untuk di deskripsikan dalam lembaran kisah cinta ini.