3 | BROKEN HOME

816 118 444
                                    

"kalau nggak mau capek jangan kejar orang yang nggak suka sama lo!"

_Hugo_

"Cinta itu harus di kejar, kalau dibiarkan begitu saja nanti diambil orang."

_Glory_






Glory meneguk lagi air yang di bawa Bu Aci tadi, sekarang mereka sudah berada di dalam warung Bu Aci, setelah Glory sedikit membaik Hugo menuntunnya untuk masuk dan duduk di salah satu bangku di sana. Glory juga sudah tidak terlalu panik seperti tadi namun tubuhnya masih panas dingin, bukan karena serangan panik melainkan karena dari tadi Hugo terus menatapnya.

Glory menyimpan gelas yang ia pegang, dengan takut takut cewek itu balas menatap Hugo.

"Ma-makasih Kak," ucap Glory membuat Hugo memalingkan wajahnya mengindari tatapan Glory.

Hugo hanya bergumam sebagai jawaban, rasanya sangat canggung. Glory tidak berani untuk berucap begitupun dengan Hugo.

"Kak Hugo kok bisa sih tiba-tiba narik tangan gue, dan sejak kapan Kak Hugo berada di sana?" tanya Glory sekedar basa basi mencairkan suasana, selain itu ia juga penasaran kenapa cowok itu menolongnya tadi.

"Gue nggak mau lo sampe terluka gara-gara tadi," jawab Hugo datar.

Jantung Glory rasanya ingin melompat, apa ia tidak salah dengar? Hugo tidak ingin ia terluka? Apa cowok itu khawatir padanya?

"Nggak usah mikir macam-macam. Gue nolong lo bukan karena gue suka sama lo," ucap Hugo seperti tau apa yang dipikirkan Glory.

Glory memanyunkan bibirnya, rupanya ekspetasinya tidak sesuai dengan realita. Ayolah Glory sadar kalau Hugo itu nggak suka sama kamu, mungkin hanya itu yang mampu Glory ucapkan dalam hati.

"Iya-iya, gue juga tau kok. Tapi sampai kapan Kak Hugo terus kayak gini, dingin, cuek, jutek, nggak pernah senyum sama gue. Gue capek tau ngejar Kak Hugo mulu," ucap Glory sembari memainkan jari jemarinya sendiri.

"Kalau nggak mau capek, jangan ngejar orang yang nggak suka sama lo," ucap Hugo penuh makna.

"Cinta itu harus dikejar. Kalau dibiarkan gitu aja ntar diambil orang gimana?"

"Jadi mulai sekarang gue akan berusaha lagi supaya Kak Hugo bisa suka sama gue," lanjut Glory membuat Hugo menghela nafas berat.

Cowok itu berdiri lalu melangkah keluar dari warung Bu Aci.

"Eh mau kemana?" tanya Glory sedikit berteriak.

Glory ikut menyusul Hugo, cowok itu terus melangkah meninggalkan warung Bu Aci tanpa memperdulikan teriakan Glory.

"HUGO! MAU KEMANA SIH? TUNGGUIN!" teriak Glory namun Hugo tidak menjawab, niat hati ingin mengejar Hugo tapi sepertinya cowok itu akan kembali ke sekolah karena baru saja Hugo memanjat pagar samping sekolah yang sering dipanjat siswa SMA itu jika ingin bolos.

Glory tidak berani untuk mengikuti Hugo, selain Hugo yang mengabaikannya ia juga takut jika nanti masih ada anak-anak geng motor tadi. Cewek itu kembali duduk di kursi yang ada di luar warung Bu Aci, wajahnya terlihat lesu.

Bu Aci keluar dengan dua kantong bakso di tangannya, dilihatnya Glory tengah menatap jalanan bingung.

"Loh, den Hugo nya mana neng?" tanya Bu Aci pada Glory. Glory mendongkak menatap Bu Aci.

"Kayaknya balik lagi ke sekolah," jawab Glory lesu.

"Yaaa padahal tadi Bu Aci mau ngasi ini," ucap Bu Aci tampak kecewa.

"Apa itu Bu?" tanya Glory.

"Ini neng, bakso. Rencananya tadi mau ngasi satu buat den Hugo, satu lagi buat si neng. Tapi karena den Hugo nya udah pergi ya udah buat neng aja dua-dua nya," jelas Bu Aci.

I'm (not) okayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang