"Yang menentukan aku harus bahagia atau tidak itu adalah pilihan ku."
_Glory Marseille Osmond_
5 tahun kemudian...
Zanna Cafe, tempat itu menjadi sangat populer akhir-akhir ini, selain menu yang disediakan menggugah selera di sana juga memiliki pelayanan yang baik, sehingga tidak salah jika tempat itu memiliki banyak pelanggan setiap harinya. Selain makan di tempat, orang-orang juga bisa memesannya lewat aplikasi.
Glory merupakan salah satu waitrees di sana. Selain kuliah ia juga menggunakan waktu luangnya untuk menjadi waitrees di cafe milik teman SMA nya itu. Sudah dua tahun ia bekerja di sana, menyibukkan diri agar bisa melupakan semua masalah yang terjadi dengannya beberapa tahun lalu.
Cewek dengan rambut panjang diikat itu menghampiri Zanna yang sibuk menata rapi pesanan yang akan diantar kepada pembeli.
"Aidan!" panggil cewek itu, cowok yang baru saja membersihkan meja di ujung sana segera menghampiri. Selain Glory, Aidan juga bekerja di sana. Cowok itu sudah lebih dulu bekerja di tempat Zanna dan ia juga yang merekomendasikan Glory untuk bekerja di sana.
Persetujuan Glory adalah hal yang membuat Aidan merasa bersemangat, mereka tidak hanya satu kelas di kampus namun juga satu tempat kerja sekarang.
"Alamatnya ada di dalam," ucap Zanna sembari menyerahkan kantong plastik yang berisi box makanan pada Aidan, cowok itu segera memakai jaket, mengambil kunci motor serta helm dan memakainya saat itu juga.
"Oh iya, Glo. Jam kerja lo udah selesai, lo belum mau pulang?" tanya Zanna pada Glory.
"Ini udah larut, gimana kalau gue antar lo pulang dulu," saran Aidan. Zanna ikut menoleh menunggu jawaban dari Glory.
"Gue pulang sendiri aja, lo antar aja pesanannya, takut pembeli pada komplen," ucap Glory pada Aidan.
Aidan mengangguk walaupun dalam hati ingin sekali mengantar cewek itu pulang.
"Besok lo ambil shift siang kan?" tanya Zanna, Glory hanya mengangguk. Dalam seminggu ia tidak sepenuhnya bekerja pada shift malam, jika tidak ada mata kuliah di hari itu ia akan menyibukkan diri membuat skripsi di pagi hari dan kembali bekerja pada siang.
"Ya udah, lo hati-hati, ya. Jangan lupa ambil itu, gue siapin spesial buat lo," ucap Zanna sembari menunjuk kantong plastik di dekat nya. Ia tau jika temannya itu belum makan malam dari tadi, jadi saat menyiapkan pesanan pelanggan Zanna juga membungkus makanan untuk Glory bawa pulang.
"Makasih, ya. Kalau gitu gue gantian dulu." Zanna mengangguk. Saat melihat Aidan tatapannya jadi berubah.
"Lo mau jadi patung di sini?" tanya Zanna membuat Aidan menyengir.
"Sana!"
"Siap Bu bos!"
....
Glory melirik jam tangannya, sudah pukul 00.23. melihat di sekitarnya, jalanan masih dipenuhi kendaraan penghuni kota, entah mereka baru mau pulang atau mungkin sedang jalan-jalan menikmati waktu. Tidak berselang lama ia melihat cowok dengan gaya kerennya membawa motor dan berhenti tepat dihadapannya. Glory langsung tau siapa itu, tentu saja Kakak laki-lakinya, Bara.
Bara membuka helm-nya menampakkan senyumnya hingga membuat Glory terkekeh.
"Hari ini Kak Bara kayaknya lagi bahagia, Kak Gladys udah maafin Kak Bara, ya?"
"Siapa coba yang bisa marah lama sama gue, hm?"
"Ya, ya, terserah Kak Bara. Tapi Kak Bara mau kemana?" tanya Glory, pasalnya cowok itu tiba-tiba saja datang, ia juga tidak menelfon jika ada niat menjemputnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm (not) okay
Teen FictionMengubah diri itu perlu, walaupun terkesan jahat di mata orang lain