37 | PERTUNANGAN MARIA

397 36 1
                                    

"ketika lelah, istrahat lah sejenak. Jangan terlalu memaksakan diri."

•kucinggarong___







_____

"APA!"

"Ma, apa Mama sadar dengan apa yang Mama ucapkan? Wah, Ahahaha!" Glory lalu berdiri tertawa menatap Maria tak percaya.

"Mama baru aja loh cerai sama Papa, secepat itu Mama akan melangsungkan pertunangan? Bahkan kita baru aja pindah, Ma!"

"Lebih cepat lebih baik, bukan? Udah lah, Glo. Ini hidup Mama mau cepat atau lambat itu urusan Mama, tadi kan kita sudah buat kesepakatan untuk tidak mengurus kehidupan masing-masing." Glory memejamkan matanya, kesal ia sangat sangat kesal.

"Tapi Ma ... Gini deh, Mama aja yang pergi," ucap Glory berharap ibunya akan setuju.

"Mana bisa gitu dong, Bara aja bakal hadir masa kamu nggak. Glory, Broto itu pengen juga ketemu sama anak-anak Mama. Mama nggak mau tau, kamu harus datang."

"Ma, aku__."

"Emang kamu nggak mau lanjutin sekolah kamu?" potong Maria berhasil membuat Glory menggeleng kuat.

Glory menggeram dalam hati. "Oke, oke! Aku akan datang."

Maria tersenyum sekilas lalu menepuk-nepuk pipi Glory. "Gitu dong, yang nurut."

Setelah mengucapkan itu Maria berlalu pergi keluar dari kamar Glory. Glory diam sejenak, tidak lama setelahnya ia mengacak-acak rambutnya sendiri.

"Apa Mama tidak bisa mengerti perasaan ku? Kenapa dia sangat egois dan membuat aku terpojok."

"Bagaimana jika nanti aku akan bertemu dengan Hugo? Aish!!! Aku sangat malas, tapi jika tidak ... Aku harus apa!" Glory menjatuhkan dirinya di atas kasur, berulang kali ia menghela nafas dan berguling-guling di atas kasurnya karena sangat kesal.

+++++

"Glory! Kamu ngapain aja di dalam, ayo cepat, kita bisa telat!" ucap Maria kesal sembari menatap pintu kamar Glory masih tertutup rapat.

"Iya, Ma! Iya!!" Glory tak kalah kesal nya. Ia membuka pintu dan menutup nya dengan keras.

Maria menatap putrinya dari atas hingga bawah. Malam ini Glory terlihat sangat cantik dan lebih anggun, dengan gaun merah selutut, hills merah, rambut sebahu di buat sedikit bergelombang di tambah bando hitam. Terlihat sederhana namun cukup menarik di lihat. Sejujurnya Glory tidak mau memakai semua itu, namun mau bagaimana lagi Maria memaksa nya.

"Tidak buruk, setidaknya penampilan mu tidak akan membuat Mama malu nantinya!" ucap wanita itu lalu melenggang pergi.

"Harusnya aku yang malu karena sikap Mama yang terlalu memaksakan kehendak." Glory bergumam kesal.

Sesampainya di bawah mereka langsung di sambut supir yang bertugas untuk menjemput Maria, Glory sungguh tak percaya ini, mereka sudah seperti ratu dan putri kerajaan. Cewek itu ingin tertawa namun sebisa mungkin harus menahannya.

Maria masuk lebih dulu lalu di ikuti Glory, supir itu menutup pintu mobil lalu berlari menuju kemudi. Maria mendekat di telinga Glory.

"Sampai di sana nanti sapalah Broto dengan baik, ingat! Jangan buat Mama malu, paham kamu!"

Glory memutar mata jengah, entah sudah berapa kali Maria memberitahunya tentang itu. Glory juga tidak mungkin ketika sampai di sana langsung membanting piring, itu sangat tidak lucu.

Glory tidak menjawab, ia sibuk memainkan hp di tangannya. Mobil mulai melaju menuju tempat tujuan, Maria lagi-lagi berbisik.

"Kamu juga harus bisa menyesuaikan diri di sana, akur lah dengan kedua Abang tirimu. Terutama Hugo, Mama harap secepat mungkin kamu memutuskan hubungan kalian. Dan bersikap lah sebagai seorang adik kepada kakak nya!"

I'm (not) okayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang