"Seperti hal-nya kamu mematahkan harapan ku, aku juga akan melakukan hal yang sama."
_Glory Marseille Osmond_
Hari Sabtu adalah hari bebas di Arcadia High School. Begitu banyak siswa siswi yang menanti hari Sabtu tiba, bagaimana tidak di hari itu tidak ada jadwal mata pelajaran sebagai gantinya mereka di bebaskan entah akan belajar sendiri di perpustakaan atau mungkin akan bermain basket, voli, sepak bola dan berbagai macam olahraga lainnya. Walaupun tidak memiliki mata pelajaran, di hari itu seluruh siswa siswi di haruskan hadir terkecuali sakit dan harus izin bila ada keperluan.
Glory juga baru tau itu setelah sekolah di sana. Sudah mau dua Minggu ia di sana dan itu begitu sangat menyenangkan di bandingkan sekolah di Lentera Bangsa menurutnya.
Di Arcadia High School Glory seperti halnya seorang artis papan atas, ia menjadi populer di kalangan siswa siswi. Ada banyak orang yang memuji, menyapa, serta mencoba untuk berteman dengannya. Glory cukup senang dan begitu nyaman, pilihannya untuk sekolah di sana memang sudah paling tepat walaupun di sana ia selalu naik darah akibat ulah Algra dan Hugo, seperti sekarang ini, Glory yang tengah duduk di tepi lapangan basket pun mendapatkan musibah yang tak terduga dari Algra, cowok itu dengan sengaja melempar pelan bola basket hingga mengenai kepala Glory.
"Maaf, maaf. Gue nggak sengaja," ucap Algra sembari membungkuk mengambil bola basket itu.
"Lo bisa nggak sih, jangan cari gara-gara mulu sama gue?"
Hugo yang baru datang akan segera menghampiri keduanya namun langkahnya langsung di tahan oleh Monica. Hugo memasang wajah datar seperti biasanya dengan tatapan malas pada cewek di hadapannya itu.
"Lo Hugo, kan?"
"Bisa langsung ke intinya?" tanya Hugo. Monica memutar mata jengah.
"Abang lo mau ngomong sama lo, dia ada di depan sekolah sekarang, penting kayaknya."
Hugo melirik kembali pada Algra dan Glory yang masih saling adu mulut, niatnya ingin mengabaikan panggilan dari Arash tapi apa yang di bilang Monica mungkin ada benarnya, jika bukan hal penting tidak mungkin Arash repot-repot datang ke sekolah langsung jika ingin bertemu dengan Hugo dan mungkin ini juga kesempatan untuknya, ia ingin membahas tentang Omorfos yang sudah berani memukuli teman-teman nya.
Hugo mengikuti ucapan Monica tadi. Dilihatnya Arash tengah duduk di atas motornya dengan arah pandangan mengarah pada Hugo.
"Maaf sudah buat lo terkejut karena udah datang ke sini," ucap Arash saat Hugo telat di hadapannya.
"Nggak usah bertele-tele."
"Oke, oke. Gue ke sini cuman mau memastikan Ragaza nggak datang ke sini buat cari ribut sama lo. Kalaupun mereka datang nanti, jangan hadapi sendiri, langsung hubungi gue!"
Hugo diam sejenak. Cowok itu menatap datar Arash, terdapat kekesalan yang sangat besar untuk cowok itu di matanya.
"Gue nggak perduli dengan permusuhan yang terjadi antara Scorpio dan Omorfos, tapi jangan pernah libatkan Aderfia!" ucap Algra dengan nada suara yang mulai meninggi.
"Gara-gara Scorpio yang nggak becus ngurus permasalahan nya, teman-teman gue kena imbasnya!!!" Kali ini nada bicara Hugo sudah tidak bersahabat.
"Kalau Ragaza emang nyari gue, cukup gue aja nggak usah libatkan teman-teman gue!"
Arash berdiri. Cowok itu memegang pundak Hugo yang terlihat marah. Dengan kasar Hugo menyingkirkan tangan Arash, dengan tatapan tajam masih setia menatap kakak tirinya itu. Sudah sepantasnya Hugo marah saat ini, Aderfia tidak memiliki masalah apapun dengan mereka tapi Omorfos tetap melibatkan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm (not) okay
Teen FictionMengubah diri itu perlu, walaupun terkesan jahat di mata orang lain