"Hubungan tanpa kepercayaan satu sama lain itu tidak akan pernah bisa bertahan lama.."
_Glory Marseille Osmond_
_________
Club malam yang ada di tengah kota tengah ramai-ramainya pengunjung, laki-laki dan perempuan, tua dan muda berkumpul di sana untuk melepaskan penat mereka dengan minum dan bergoyang mengikuti musik DJ yang di putar, ada juga yang menggoda wanita di sana dan di layani baik oleh sang wanita.
Rio yang duduk dengan Dilan meneguk minuman yang ada di gelas itu hingga tak tersisa. Cowok itu sudah sangat mabuk apalagi Dilan saat ini, Dilan sudah berbicara ngawur sedari tadi. Lidahnya terus saja menyebut nama Glory.
"Lo kenapa? Nggak biasanya lo mabuk berat kayak gini," tanya Nick yang setengah mabuk pada Dilan, cowok itu baru saja bergabung.
Dilan menatap Nick lalu tertawa, Nick beralih menatap Rio berharap mendapatkan juga jawaban dari cowok itu.
"Kayak nggak tau aja lo," ucap Rio berat.
Nick terkekeh melihat nasib temannya itu. Ia mendekati Dilan lalu menepuk pundak cowok itu pelan.
"Gue juga bilang apa, lo nggak akan dapat kesempatan lagi buat dekat sama Glory," ucap Nick pada Dilan. Dilan menarik kerah baju Nick kasar.
"Gue akan mendapatkan Glory dengan cara ku sendiri," ucap Dilan lalu menjauhkan tangannya dari baju Nick.
Nick merapikan bajunya lalu beralih menatap Rio yang sudah tertawa di tempatnya. Tangannya sibuk menuangkan anggur merah ke gelas kosong di hadapannya.
"Emang lo udah ada cara?" tanya Rio pada Dilan.
Dilan merebut gelas yang ada di hadapan Rio lalu meminum anggur merah itu. Rio menatap tajam Dilan, sudah di pastikan dia pasti menyumpahi Dilan dalam hati.
"Anjing lo!" umpat Rio pada Dilan.
"Aaakkhh!" desah Dilan setelah meminum anggur itu habis tak tersisa.
"Gue udah dapat cara, tinggal tunggu waktu mainnya," ucap Dilan pada Rio.
"Lo jangan main-main, ketahuan Bara lo bisa mati!" ucap Nick memperingati. Ia tau seperti apa pikiran busuk teman-temannya.
"Tenang aja, gue nggak ngapa-ngapain dia," ucap Dilan.
Dilan sedikit maju menatap wajah teman-temanya. "Gue akan buat dia putus dari pacarnya," ucap Dilan.
Di sisi lain Bara tengah merokok dengan gadis nakal duduk betah di pangkuannya. Sesekali Bara mengecup bibir mungil gadis itu, tangan nakalnya tidak bisa di kontrol dengan baik padahal mereka tengah berada di sofa yang melingkar mengelilingi meja kecil di sana, ada banyak orang yang melihat mereka tapi tidak satupun yang peduli.
"Jangan di sini sayang," ucap pelan gadis itu lembut di telinga Bara.
"Diam lah jalang!" ucap Bara membuat wanita itu langsung menutup mulutnya rapat-rapat.
Bara kembali meraih bibir itu dengan bibirnya, ciuman demi ciuman dilakukannya hingga Arash datang menghampiri nya. Bara langsung mendorong gadis itu dengan kasar.
"Lo pergi!" usir Bara. Gadis tadi merapikan gaun nya yang berantakan dan benar pergi dari sana.
Arash langsung tertawa melihat Bara, sementara Bara tidak peduli dengan terus mengisap rokoknya.
"Kenapa lo akhiri permainannya?" tanya Arash.
"Dia membosankan," jawab Bara seadanya.
"Hahaha! Padahal gue pengen liat gaya apa saja yang lo pake," ucap Arash tanpa dosa dan tertawa lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm (not) okay
Teen FictionMengubah diri itu perlu, walaupun terkesan jahat di mata orang lain