21 | TENTANG HUGO

524 51 6
                                    

"Apa yang kamu lihat bahagia belum tentu ia bahagia, bisa jadi itu hanya topeng.."


_Glory Marseille Osmond_










______

Hugo masuk ke dalam pekarangan rumah miliknya, rumah besar itu seperti tidak berpenghuni sama sekali, tidak ada siapa-siapa. Art yang bekerja di sana mungkin sudah pulang dan akan kembali besok pagi. Semenjak Hanin di bawa ke rumah sakit jiwa tiga tahun lalu rumah ini menjadi terasa kosong.

Masih sangat membekas luka di hati Hugo saat ia harus terpaksa berpisah dengan sang ibu. Bayangan demi bayangan terputar dengan sempurna di kepalanya saat menyaksikan pertengkaran kedua orang tuanya.

Flashback on

"Aku menikah sama kamu bukan keinginan ku. Jadi jangan berharap lebih untuk aku bisa cinta sama kamu!" ucap Broto begitu lantang sembari menunjuk wajah Hanin.

"Tapi sudah 14 tahun kita menikah mas! Apa tidak ada biar sedikit pun cinta di hati kamu?"

Broto menatap Hanin geram, ia mencekram erat lengan wanita itu hingga Hanin mengadu kesakitan. Cowok remaja yang menyaksikan itu langsung berlari menghampiri sang ayah.

"Papa! Lepasin Mama, Pa!" teriak Hugo berusaha melepaskan cengkraman Broto di lengan Hanin.

Tenaganya tidak cukup kuat, hingga sekali dorongan dari Broto pun cowok itu langsung tersungkur di lantai.

"Hugo!!" teriak Hanin menatap putranya.

"Kamu dengar baik-baik, sampai kapanpun aku tidak akan pernah cinta sama kamu!" tegas Broto.

"Kenapa? Apa kamu punya perempuan lain di luar sana?" teriak Hanin frustasi. Hugo kembali berdiri, ia menggigit lengan Broto, ia tidak bisa melawan hanya itu kemampuannya untuk menyelamatkan sang ibu.

Aarrrgghhh!!

"Hugo! Apa yang kamu lakukan?" teriak Hanin.

Aksi yang di berikan Hugo berhasil membuat Broto berteriak kesakitan. Broto melepaskan cengkraman tangannya dari Hanin.

"ANAK KURANG AJAR!" Broto menjambak rambut Hugo dengan keras.

"MAS!! CUKUP!!" teriak Hanin berusaha menghentikan Broto.

Broto mendorong Hanin dengan keras hingga tubuh wanita itu terbentur ke dinding. Hanin terjatuh lemah di lantai sedetik kemudian wanita itu langsung menutup matanya sempurna.

"MAMA!!!"

Plak!

Kerasnya tamparan yang di dapat Hugo membuat hidung cowok itu berdarah, bukan hanya tamparan yang di dapatnya, saat Hugo sudah terbaring lemah di lantai dengan tidak merasa kasihan sama sekali Broto menendang tubuh Hugo berulang kali. Teriakan kesakitan tidak di hiraukan nya, hingga ia merasa lelah sendiri.

"JIKA KALIAN INGIN TENANG DI RUMAH INI MAKA JANGAN PROTES!!!" ucap Broto, Hugo mengepalkan tangannya marah tapi ia tidak bisa berbuat apa-apa.

Broto pergi dari sana, entah akan kemana mungkin bersenang-senang untuk meluapkan kekesalannya hari ini.

Dengan susah payah Hugo merangkak menghampiri Hanin dengan sesekali mengusap darah yang ada di hidungnya dengan ibu jarinya. Tega sekali pria itu, dia sama sekali tidak memikirkan sakitnya hati istri dan anaknya. Hugo memegang lengannya yang sakit, batin cowok itu begitu tersiksa melihat ibunya yang jatuh pingsan.

Hugo menggenggam tangan Hanin disertai isakan tangisnya. Ia berjanji dalam benaknya tidak akan pernah memaafkan ayahnya.

"Mama, Mama sadar Ma!"

I'm (not) okayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang