"Pertemuan yang tak di sengaja akan kah menciptakan momen terindah?"
_Glory Marseille Osmond_
_____
Rey masuk ke dalam kantor, kedatangan nya langsung di sambut oleh beberapa guru termasuk kepala sekolah. Akibat video tadi Rey sampai di panggil ke sekolah untuk meluruskan kasus tersebut.
"Silahkan duduk, Pak," ucap Pak Bandi selaku kepala sekolah di SMA itu pada Rey.
Rey duduk di salah satu sofa yang ada di ruangan itu.
"Begini, Pak. Kami memanggil bapak ke mari untuk membahas soal masalah yang sudah di perbuat Glory," jelas Pak Bandi.
Rey mengerutkan kening, entah masalah apa lagi yang Glory perbuat, pikirnya.
"Kalau boleh tau, masalah apa, ya Pak?" tanya Rey.
Para guru-guru langsung saling bertatapan. Dari tatapan mereka mampu menggambarkan kebingungan.
"Apa Pak Rey belum tau?" tanya Pak Maman.
"Apa masalah itu cukup besar?" tanya Rey. Ini untuk pertama kalinya ia di panggil ke sekolah. Biasanya jika ada surat panggilan dari sekolah untuk orang tua murid ia tidak akan datang. Namun tadi surat langsung di dikirim oleh kepala sekolah untuk nya.
"Begini Pak ..." Pak Bandi terasa ragu untuk berucap.
Pria paru baya itu mengeluarkan hp miliknya dan menunjukkan video itu pada Rey. Melihat itu Rey cukup terkejut, marah? Tentu, tanpa membuat masalah pun Glory selalu menjadi tempat pelampiasan pria itu apalagi sekarang.
"Karena video itu, nama baik sekolah ini menjadi tercoret. Orang tua murid yang lain juga banyak yang komplen. Kami tau, Glory merupakan siswi yang pintar di kelasnya, bukan hanya satu atau dua olimpiade yang dia menangkan, namun ada banyak penghargaan yang dia berikan untuk sekolah. Tapi, masalah video itu cukup serius, kami dari pihak sekolah sudah mendiskusikan soal ini dan kami memutuskan akan mengeluarkan Glory dari SMA Lentera Bangsa, jujur itu mungkin hal yang berat. Kami berharap bapak tidak keberatan dengan keputusan ini," ucap Pak Bandi.
"Kami harap bapak bisa mengerti," timpal Pak Bambang.
Rey hanya diam dengan emosi yang sudah meluap-luap.
"Keluarkan saja dia dari sekolah ini, saya tidak keberatan," ucap Rey tegas.
"Terima kasih untuk kerja sama nya, Pak."
+++++++
Keriuhan siswa siswi SMA masih belum selesai dengan berita viral itu, setiap kali mereka melihat Glory pasti akan mengeluarkan kata hinaan untuk cewek itu. Begitulah manusia, hanya mampu menilai apa yang mereka lihat tanpa mencari tau terlebih dahulu kebenarannya.
Zanna hanya mampu melihat Glory dari bangkunya, ia juga tidak berani untuk menegur. Cewek itu bingung apa Glory benar melakukan hal seperti itu atau tidak.
Sementara Ail hanya diam di tempatnya, sesekali ia menoleh menatap Glory yang duduk diam menahan tangisnya. Tiba-tiba saja beberapa siswi kelas XII masuk ke dalam kelas Glory. Entah itu dari jurusan mana.
Mereka melangkah menuju bangku yang di tempati Glory.
Brak!
Seisi kelas terkejut termasuk Glory sendiri. Siswi yang memiliki name tag 'Putri Citra L' itu menatap tajam Glory.
"Ikut gue!" ucapnya.
Siswi yang biasa di panggil Citra itu menarik tangan Glory secara paksa. Bahkan Glory belum menyiapkan tenaga untuk memberontak. Citra merupakan salah satu anggota OSIS di SMA Lentera Bangsa, cewek itu membawa Glory hingga sampai ke tengah lapangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm (not) okay
Teen FictionMengubah diri itu perlu, walaupun terkesan jahat di mata orang lain