7 | CEWEK LAIN

699 102 277
                                    

"Sakit hati itu sudah menjadi konsekuensi-nya. Sebelum kamu menjadi milikku atau menjadi milik orang lain, aku tidak akan menyerah."

_Glory_






"KAK HUGO!!"

Hugo terus melangkah walaupun suara cempreng cewek itu terus saja memanggil dari tadi.

"Kak Hugo tungguin dong! Capek tau lari terus!!" Glory terus melangkah mengejar Hugo yang berada di depannya.

"Hugo!!!" panggilan itu berhasil membuat Hugo maupun Glory berhenti.

Cewek yang baru saja memanggil Hugo tadi berlari kecil menghampiri Hugo.

"Hai," sapa cewek itu.

"Kalisa? Kapan pindah?" tanya Hugo.

Glory diam mematung di tempatnya. Dia siapa? Kalisa? Apa dia dekat dengan Hugo? Selama sekolah di SMA Lentera Bangsa Glory baru melihat cewek itu. Tapi sepertinya dia siswi baru, Hugo baru saja menanyakan kapan cewek itu pindah.

"Minggu lalu, tapi baru bisa masuk hari ini. Soalnya sakit dan Papa juga lagi ngurus surat-surat pindah," ucap Kalisa.

"Sakit? Sekarang udah sembuh?" tanya Hugo perhatian membuat cewek itu mengangguk.

Mata Glory memanas menahan tangis, namun sebisa mungkin cewek itu untuk kuat.

"Glory," panggil Aidan membuat Hugo dan Kalisa ikut menoleh.

Glory berbalik dan melihat Aidan yang berlari menghampirinya.

"Tadi gue ke kelas cariin lo, kata Ail lo lagi ke kantin. Eh ternyata benar pas sampe sini gue liat lo mau ke kantin," ucap Aidan.

"Gue udah kenyang Kak, kita ke perpus aja yuk," ajak Glory membuat Aidan mengerutkan kening, padahal jelas-jelas tadi cewek itu baru mau ke kantin tapi ia bilang sudah kenyang.

"Loh, nggak jadi emang ke kantin nya?" tanya Aidan membuat Glory menggeleng.

"Ya udah, yuk," ucap Aidan membuat Glory tersenyum lalu mengangguk.

Glory menoleh melihat Hugo dan cewek tadi namun sepertinya mereka sudah pergi bersama ke kantin. Cewek itu melanjutkan langkahnya dengan menghela nafas berat. Padahal baru juga kemarin ia berharap Hugo akan menyukainya tapi lagi-lagi kenyataannya menghempaskan ia ke bumi.

"Ail masih ngambek sama lo?" tanya Aidan membuat Glory mengangguk.

Kemarin saat bertemu dengan Hugo Glory langsung pulang di antar Hugo, ia tidak sempat ke cafe Zanna karena hari juga sudah malam. Saat menelfon Ail ternyata cewek itu ngambek gara-gara ia tidak jadi datang, cewek itu tidak terlalu marah tapi saat mendengar alasan Glory yang lagi jalan sama Hugo kemarin membuat cewek itu marah dan tidak mau berbicara dengan Glory sekarang.

"Nanti gue bantu bujuk gimana?" ucap Aidan membuat Glory mengangguk antusias.

"Bantuin dong, tu cewek susah banget tau dapat maaf nya. Kan kemarin juga gue nggak sempat makanya nggak bisa datang," ucap Glory tampak murung.

"Iya, nanti gue bantu bujuk. Semangat lagi dong," ucap Aidan membuat Glory tersenyum lalu mengangguk.

"Makasih ya Kak," ucap Glory pada Aidan.

"Iya sama-sama." Aidan adalah tipikal cowok yang peka dan peduli. Walaupun ia tau kemarin Glory jalan bersama Hugo namun cowok itu tidak marah ataupun kecewa, ia cukup paham dengan keadaan Glory yang menyukai Hugo.

"Olimpiade nanti lo bakal ikut juga?" tanya Aidan membuat Glory mengangguk.

"Wihhh hebat dong," ucap Aidan kagum pada Glory.

I'm (not) okayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang