"Bahagia itu sederhana, cukup melihat senyum bahagia dari orang yang kita cintai.."_Hugo Damian Adhitama _
_
____
Setelah berbincang di ruang tamu, Glory membawa Hugo ke halaman belakang untuk melihat ikan peliharaan miliknya. Cewek itu tersenyum sembari memberi makan ikan-ikan di dalam kolam yang tidak terlalu besar itu."Cantik-cantik kan ikannya?" tanya Glory pada Hugo.
Hugo mengangguk menyetujui. "Tapi.." ucapnya menggantung.
Glory menoleh sembari mengerutkan kening. "Tapi?"
Hugo menggeleng. "Nggak jadi," ucapnya membuat Glory kesal di buatnya.
"Dasar," gumamnya kesal.
Glory kembali melanjutkan aktivitas nya. Melihat ikan yang berenang kesana kemari membuatnya tenang apalagi ada Hugo di sini.
"Rumah lo emang selalu sepi kayak gini?" tanya Hugo membuat Glory kembali menatapnya.
"Iya," jawab Glory apa adanya.
Setiap kali Hugo datang ke sini, ia pasti akan selalu merasa suasana rumah itu sama seperti suasana rumah nya, sepi, sunyi seperti tidak berpenghuni.
"Bang Bara nggak sering di rumah?" tanya Hugo lagi.
"Kak Bara pulang ke rumah buat tidur sama makan doang, jarang duduk di rumah dia mah," jawab Glory.
Hugo mengangguk, seperti memecahkan satu teka teki tentang keluarga Glory. Dan masih banyak lagi teka teki yang harus ia pecahkan.
Setelah lelah berdiri mereka sama-sama duduk di pinggir kolam itu dengan kaki yang sengaja menyentuh air di dalam kolam.
Glory menghela nafas panjang. Ada hal yang ingin ia tanyakan pada Hugo. Cewek itu menoleh, degup jantungnya langsung berdetak cepat saat menyadari Hugo tengah menatapnya.
Mereka beradu pandang. Dari sorot mata keduanya, mereka sama-sama nyaman satu sama lain.
"Kak Hugo," ucap Glory, sementara Hugo masih setia diam menatap Glory.
"Tadi saat di sekolah Kak Hugo mau ngomong apa?" tanya Glory, membuat Hugo mengingat ucapannya yang tidak sempat ia lanjutkan tadi gara-gara Mety.
"Mau tau?" tanya Hugo memasang wajah tengil.
Entah kenapa dia begitu suka menjahili Glory, padahal waktu itu tidak seperti ini.
"Iya lah, Kak. Gue tuh kepo!" seru Glory.
"Nggak usah di tau," ucap Hugo tanpa merasa berdosa.
Nah kan, lagi-lagi Glory kesal. Cewek itu kadang berfikir jika Hugo bukan seperti ini, Hugo yang cuek dengan tiba-tiba menjadi Hugo yang jahil dan bikin kesal.
"Ihh, Kak Hugo mah gi_."
"I love you," potong Hugo. Glory langsung diam mematung di tempatnya.
"H-hah?"
"I love you," ucap Hugo lagi.
Glory tidak tau harus berekspresi seperti apa. Ia begitu terkejut mendengar ucapan Hugo, apa harus menangis saja karena terharu atau akan tertawa.
"Serius? Kak?" tanya Glory masih tak percaya.
Hugo mendekat dan mengecup pipi Glory lembut, ia masih belum menjauh dari wajah Glory.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm (not) okay
Teen FictionMengubah diri itu perlu, walaupun terkesan jahat di mata orang lain