62 | PERJODOHAN

206 11 5
                                    

"Aku cuma mau Glory, tidak mau yang lain."

_Hugo Damian Adhitama_









"Kamu masih memakai gelangnya?"

Glory diam mematung, bagaimana bisa dia bertanya seperti itu. Bocah itu seperti tau tentang gelang itu, apa reinkarnasi itu sungguh ada?

"Bian!" Bocah itu langsung menoleh ke arah suara. Ia tersenyum dan berlari menghampiri wanita itu, sepertinya dia adalah ibunya.

Pandangan Glory masih belum lepas dari Bian, bahkan sebelum pergi pun Bian sempat melambaikan tangan kepada Glory.

Mengingat itu semua membuat Glory melupakan tentang siapa yang memberikan ia bunga, ia bertanya-tanya dari tadi apa anak kecil itu sungguh Algra? Atau hanya sebuah kebetulan. Saking terlalu fokus dengan pikirannya sendiri, cewek itu sampai tidak menyadari keberadaan Aira yang sudah duduk di depannya.

"Glory?" ucap Aira membuat lamunan Glory buyar.

"Tidak baik melamun," ucap Aira. "Lagi pikirkan apa, hm?"

"Bunga? Dari siapa?" Belum sempat menjawab rupanya pertanyaan lain keluar dari mulut wanita itu.

"Aku juga nggak tau, tadi tiba-tiba di kasi sama pelayan di sini," jawab Glory membuat Aira tersenyum.

"Tante tau, pasti dari seseorang yang menyukaimu diam-diam," tebak Aira lalu terkekeh.

"Tante bisa aja, itu nggak mungkin," ucap Glory ikut terkekeh. Glory diam sejenak, ia lalu menatap Aira serius.

"Apa Tante percaya dengan 'hidup kembali'?" tanya Glory.

"Hidup kembali?"

"Maksud Glory, kan seseorang udah meninggal terus dia dilahirkan kembali," jelas Glory membuat Aira tampak memikirkan sesuatu.

"Tante tidak terlalu mempercayai hal itu," ucap Aira membuat Glory mengangguk setuju.

"Benar kan, itu sesuatu yang nggak mungkin."

"Tapi..." Aira menggantung ucapannya.

"Tapi?"

"Sebelum meninggal, Algra pernah bilang sama Tante, di kehidupan selanjutnya dia akan bertemu dengan Tante, entah itu benar atau tidak tapi Tante benar-benar berharap dia akan dilahirkan kembali." Glory diam, mencerna dengan baik ucapan Aira barusan.

"A-A-Algra sungguh mengatakan itu?" tanya Glory meyakinkan. Dan Aira langsung mengangguk.

"Tante akan menunggu walaupun lama, itu mungkin sangat mustahil tapi itu memberikan harapan baru dalam hidup Tante."

Glory kembali mengingat bocah tadi. Jika Algra mengatakan demikian pada Aira itu artinya anak laki-laki tadi bisa jadi adalah Algra di kehidupan baru nya. Apa itu sungguh mungkin? Tapi dari melihat responnya melihat gelang tadi dan bukan saja itu, tatapannya, gaya rambutnya, mata, bibir sangat mirip dengan Algra.

"Ada apa?" tanya Aira sembari memegang tangan Glory. "Kenapa kamu tiba-tiba menanyakan itu?"

Glory segera menggeleng lalu tersenyum. "Bukan apa-apa, Glory pernah membaca buku tentang itu jadi Glory penasaran apa itu sungguh ada di dunia nyata," ucap Glory berbohong. Ia tidak berniat membohongi Aira, jika ia bercerita sekarang bisa saja Aira akan benar mengira anak kecil tadi adalah Algra, walau mungkin benar tapi bisa saja tadi hanya kebetulan atau mungkin halusinasi dari Glory. Ia akan merahasiakannya sebelum menemukan petunjuk yang kuat. Ia tidak ingin Aira sedih jika salah mengira nantinya.

"Tante pikir kenapa," ucap Aira lalu terkekeh.

"Kalau nanti Algra benar-benar terlahir kembali, apa yang akan Tante katakan padanya?" tanya Glory cukup penasaran.

I'm (not) okayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang