26 | BERUBAH

414 32 8
                                    

"Jika memang sudah bosan, cukup katakan saja.."


_Glory Marseille Osmond_









______

Glory menggigit bibir dalamnya menunggu Hugo keluar dari dalam kelasnya. Setelah melihat Pak Athur keluar dari dalam kelas itu Glory tersenyum lebar karena sebentar lagi Hugo pasti akan ikut  keluar dari dalam kelas.

Siswa kelas XII IPA 2 satu per satu mulai berhamburan keluar dari dalam kelas. Yang di tunggu-tunggu Glory akhirnya menampakkan wujudnya juga, seperti biasa wajah datar selalu menyertainya. Teman-teman Hugo pun berhamburan datang menghampiri cowok itu, bisa di pastikan mereka akan ke kantin sekarang.

Glory berlari kecil menghampiri Hugo, senyum lebar, mata cantiknya menatap Hugo penuh kagum. Sekumpulan cowok-cowok itu langsung berhenti saat melihat Glory di sana.

"Siang Neng," sapa Yonatan.

"Aduh, Yon, tiket ke mars udah di beli belum?" tanya Stefan pada Yonatan.

"Udah, tinggal berangkat aja," ucap Yonatan.

Glory menyadari sesuatu, Hugo kali ini tidak tersenyum sama sekali padanya menatap cewek itu pun tidak. Baru akan menyentuh tangan Hugo cowok itu langsung berucap.

"Gue sibuk," ucap Hugo dingin.

Cowok itu langsung pergi begitu saja. Teman-temannya saling bertatapan satu sama lain melihat perubahan sikap Hugo secepat itu pada Glory, perasaan kemarin-kemarin saat bersama Glory Hugo sangat nempel.

"Kak Hugo kenapa? Dia lagi ada masalah, ya?" tanya Glory pada Keano.

"Gue juga nggak tau, Glo," jawab Keano ikutan bingung.

"Tapi tadi dia baik-baik aja kok, di kelas juga nggak ada masalah apa-apa," ucap Yonatan.

Glory menatap Hugo yang sudah jauh, ia murung seperti ingin menangis. Ini lebih sakit dari kata-kata Bara untuknya. Sikap Hugo yang hangat tiba-tiba hilang entah kemana, sudah bosan kah dia.

"Lo tenang aja, Glo. Paling bentar lagi dia bucin lagi ke lo, dia kan nempel terus sama lo," ucap Stefan membuat ketiga cowok di sana mengangguk menyetujui.

"Benar tuh, Glo. Dia nggak mungkin bisa lama-lama cuek kayak gitu sama lo," ucap Keano.

"Ya udah deh, gue balik ke kelas dulu ya," ucap Glory pada keempat cowok itu.

"Sip, tiati nanti lo tabrak semut," ucap Yonatan di sertai kekehannya.

"Becanda mulu lo," ucap Stefan pada Yonatan.

Sikap Hugo benar-benar berubah, entah apa yang terjadi pada cowok itu. Ia tidak pandai mengatakan apa masalahnya kepada siapapun, bahkan Keano teman terdekatnya pun bingung dengan Hugo.

Setelah mengatakan 'dia sibuk' tadi Glory tidak melihat lagi kemana cowok itu pergi. Beberapa kali Glory pergi ke perpustakaan tapi ia tidak menemukan kemana perginya Hugo, bukan saja Hugo tapi teman-temannya pun ikut menghilang.

Semangat cewek itu seketika ikut menghilang. Glory pulang dengan menampakkan wajah sedih, saat masuk ke dalam rumah ia berpapasan dengan Bara yang baru saja akan keluar.

Bara menatap wajah adiknya itu dengan penuh kebingungan, tidak ada tanda-tanda semangat terpancar di sana.

"Lo kenapa? Ada yang ganggu lo?" tanya Bara. Glory tidak menghiraukan cowok itu, ia lelah untuk menghadapi sikap pura-pura cowok itu.

Saat tiba di kamar Glory langsung membaringkan tubuhnya di atas kasur empuk. Ia ingin menangis tapi rasa-rasanya air matanya sudah mengering.

Glory beranjak duduk, ia langsung mengambil ponselnya dan mencari kontak Hugo di sana. Glory hanya ingin tau apa Hugo baik-baik saja atau tidak, kenapa harus tiba-tiba cuek seperti sekarang ini. Jika tidak ingin di ganggu bukankan ia harus bilang agar Glory tidak terlalu kaget dengan sikapnya.

I'm (not) okayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang