"Aku hidup bukan untuk dinilai orang. Aku adalah aku, bagaimana pun aku hidup itu urusan ku. Memikirkan penilaian orang hanya akan membuat kehilangan diri sendiri, setiap mulut memiliki penilaian yang berbeda-beda..."
_Glory Marseille Osmond_
______
Sore ini akan di adakan pertandingan futsal antara kelas XII IPA 2 dan kelas XII IPS 2, sebenarnya ini hanya pertandingan biasa dan tidak terlalu penting juga tapi karena yang berada di tengah lapangan itu Hugo dan Yonatan yang merupakan cowok yang dikagumi banyak kaum cewek-cewek sudah tentu akan ramai penonton.
Tak jarang mereka membawa spanduk dan menulis nama Hugo sebesar-besarnya di sana. Stefan sampai terheran-heran dengan anak-anak sekolah ini, sepertinya mereka sudah terhipnotis ketampanan Hugo.
Cowok yang memakai pakaian olahraga kebesaran SMA Lentera Bangsa itu mengedarkan pandangannya pada penonton yang mengelilingi lapangan. Matanya tidak bisa tenang mencari kesana kemari sebelum menemukan objek yang dicarinya.
Yonatan menepuk pundak Hugo. "Tenang aja, gue ngasi tau dia tadi kalau lo ikut tanding. Dia pasti datang."
Hugo menatap datar Yonatan, lalu cowok itu tersenyum miring.
"Siapa juga yang nyariin dia," ucap Hugo datar.
"Lo itu nggak pintar bohong," ucap Yonatan pada Hugo. "Ngaku aja."
Hugo meloloskan nafas berat. Ia ketahuan sekarang, walaupun berusaha menyembunyikan nya tapi tetap saja ketahuan.
"Tuh dia datang," ucap Yonatan sembari menunjuk cewek yang membela kerumunan sembari memegang sebotol air.
Hugo menatap lurus pada objek yang di maksud Yonatan. Matanya diam terpaku menatap Glory di sana, kulit putih pada pipinya sedikit memerah akibat sengatan matahari sore ini, rambutnya di ikat membuat cewek itu terlihat sangat cantik. Matanya sibuk mencari seseorang di tengah lapangan. Tidak berselang lama mereka menjadi beradu pandang, Glory melambaikan tangan pada Hugo yang hanya diam seperti patung.
"Senang nggak? Senang nggak? Senang lah masa enggak!" ejek Yonatan.
Hugo menendang bokong Yonatan kesal, cowok itu lalu tertawa melihat ekspresi yang disuguhkan temannya itu.
"Sehat lo, Hug?" tanya Yonatan, jarang sekali Hugo bercanda seperti ini.
"Hugo kenapa dah," ucap Stefan yang tengah kumpulan-kumpul dengan anggota Aderfia yang lainnya.
"Lagi kesambet dia kayaknya," ucap Alden ---- anggota inti Aderfia 8.
Anak-anak Aderfia berkumpul di tepi lapangan untuk mendukung Hugo dan Yonatan. Mulai dari Aderfia 7 dan Aderfia 8. Hal itu juga alasan banyak yang menonton pertandingan dadakan kali ini.
Sementara Glory hanya berdiri diam di sana seperti hal nya orang bingung. Ail sudah pulang lebih dulu jadi ia tidak punya teman untuk menonton pertandingan ini.
Matanya terus fokus menatap sosok Hugo di tengah lapangan sana, betapa kerennya cowok itu di mata Glory, mungkin bukan saja Glory yang merasa seperti itu tapi siswi lain pun merasa hal yang sama. Ada banyak yang berteriak memanggil nama cowok itu untuk memberikan nya semangat.
"Gini amat suka sama cowok ganteng," ucap Glory lesu.
"Kenapa? Banyak yang suka, ya?"
Glory sontak menoleh kaget, sejak kapan Kalisa berada di sini. Apa karena terlalu fokus dengan Hugo, pikir cewek itu.
Glory lalu menyengir. "Hehe, iya, Kak."
"Nggak usah pake 'Kak', ngobrol biasa aja," ucap Kalisa lalu tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm (not) okay
Teen FictionMengubah diri itu perlu, walaupun terkesan jahat di mata orang lain