"Apa yang di lihat belum tentu benar adanya, semua orang akan berpendapat setelah melihat tanpa mencari tau terlebih dahulu. Hingga mereka menyesal sendiri..."
_Glory Marseille Osmond _
----------
BUGH!!!
BUGH!!!
"WOI WOI ADA YANG BERANTEM DI LAPANGAN!"
"MANA, MANA, MANA!!"
"IH PARAH BANGET! MASIH KELAS SEPULUH UDAH BERANTEM AJA!!"
Suasana ribut terjadi di tengah lapangan futsal SMA Lentera Bangsa. Banyak siswa siswi yang menyaksikan dua orang yang tengah memukul satu sama lain entah apa masalahnya. Mereka masih kelas sepuluh mungkin hanya urusan yang satu menyuruh mengerjakan tugasnya dan yang satu tidak mau. Hal itu biasa terjadi di SMA Lentera Bangsa ini.
Glory membela kerumunan untuk melihat panasnya dua orang di tengah lapangan itu yang melakukan aksi pukul memukul. Ail hanya menatap Glory bingung, bahkan untuk hal-hal tidak penting seperti ini Glory masih saja kepo. Ail memilih untuk pergi dari sana.
Glory mengedarkan pandangannya pada siswa yang menonton perkelahian itu. Tujuan utama cewek itu berada di sana bukan kepo namun ia ingin mencari keberadaan Hugo untuk meminta jawaban mengenai pertanyaannya semalam. Tadi sebelum ke sini Glory sudah lebih dulu ke kelas cowok itu namun Hugo tidak ada di sana dan pas keluar dari kelas XII IPA 2 tiba-tiba saja siswa di hebohkan dengan perkelahian di tengah lapangan saat ini. Glory berfikir jika mungkin Hugo akan berada di sana.
"E-eh tangan gue!" kaget Glory saat merasa tangannya di tarik seseorang untuk keluar dari padatnya siswa siswi yang menyaksikan tontonan gratis itu.
Glory makin kaget saat melihat siapa sang pelaku yang menariknya, Dilan Andaresta.
"Kak Dilan? Eh Kak Dilan mau bawa gue ke mana?" tanya Glory pada Dilan yang terus melangkah sembari menariknya.
Glory menatap punggung Dilan yang memakai jaket kulit hitam dengan gambar kalajengking dan nama Scorpio di bawah gambar itu. Jaket yang amat sangat ia kenali, jaket ini sama seperti jaket yang sering di pakai Bara. Apa hubungan Dilan sama Bara? Apa dia juga satu geng dengan Bara? Belum selesai dengan pertanyaan itu Glory kembali bingung dengan Dilan yang membawanya menaiki tangga SMA Lentera Bangsa.
"Kak Dilan mau bawa gue kemana?" tanya Glory lagi namun Dilan tidak menjawab.
Mereka sampai di depan kelas kosong yang ada di lantai empat sekolah itu. Jantung Glory berpacu berhitung cepat, panik. Kenapa Dilan membawanya ke mari.
"Kak Dilan kita ngapain ke sini?" tanya Glory takut.
"Ada yang mau gue omongin sama lo," jawab Dilan datar.
"Ya ampun Kak, kan bisa di kelas bawah tadi. Kenapa coba harus di kelas kosong," ucap Glory takut-takut menatap Dilan.
"Gue nggak mau ada yang mengganggu," jawab cowok itu lagi membuat Glory makin takut.
Glory tertawa untuk memecahkan keheningan dan menepis pikiran negatifnya.
"Di bawah nggak ada juga yang ganggu," jawab Glory yang masih berusaha biasa saja.
"Gue hanya mau berdua sama lo," ucap Dilan lalu masuk ke dalam kelas kosong itu.
Glory masih diam kaku di luar menatap Dilan yang duduk di salah satu bangku yang ada di kelas itu.
"Ayo masuk," ucap Dilan.
"Tenang, gue nggak ngapa-ngapain lo kok," ucap cowok yang sama.
"K-kak, kay-kayaknya udah mau bel," ucap Glory gugup.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm (not) okay
Teen FictionMengubah diri itu perlu, walaupun terkesan jahat di mata orang lain