43 | SURAT DARI AIL

514 50 50
                                    

"Setiap orang bisa saja dengan mudah mendapatkan kesempatan untuk meminta maaf tapi mereka tidak akan mudah mendapatkan kesempatan untuk dimaafkan."


_Glory Marseille Osmond_

_____

Jiwa penasaran Glory begitu meronta-ronta akan rumah yang di tinggalinya sekarang. Berhubung Broto dan Maria tengah berlibur akhir pekan, Glory berencana untuk berkeliling menelusuri setiap ruangan di rumah itu. Sangat gila bukan, mereka baru saja tunangan tapi sudah pergi berlibur kesana kemari. Arash juga pulang larut malam dan Hugo? Entah Glory tidak tau ke mana, mungkin sedang nongkrong dengan teman-temannya. Sore itu Glory hanya di temani Bi Ani dan Bi Wulan di rumah.

Glory terus membawa kaki nya melangkah melihat-lihat rumah itu, selain mengoleksi lukisan-lukisan mahal Broto juga mengoleksi banyak barang antik.

"Pantes aja Hugo setiap datang ke sekolah kadang gonta-ganti motor, bokap nya tajir kek gini. Kaya tujuh turunan ini mah." Glory berbicara sendiri.

Rumah itu memiliki dua buah kolam renang yang terletak di samping dan di halaman belakang, namun cewek itu hanya melihatnya dari jauh. Setelah berkeliling di lantai satu kini cewek itu penasaran lagi dengan lantai dua. Walaupun memiliki dua lantai tapi fasilitas dan luas di dalamnya bukan kaleng-kaleng.

Glory juga baru tau jika rumah itu memiliki tempat khusus untuk beribadah dan tempat khusus untuk membaca. Glory mengambil satu buah buku yang menurutnya menarik.

"Wah, sungguh ini sangat menarik," ucapnya sembari membawa pandangannya kesana kemari melihat buku-buku yang tersusun rapi di rak.

Saat melihat rak paling atas, ia melihat satu buku yang berhasil mencuri perhatiannya. Glory berjinjit agar bisa mencapai buku itu, merasa kesulitan ia berpegang pada rak buku, secara tiba-tiba rak yang di pegangan nya terdorong ke dalam hingga membuat cewek itu hampir saja jatuh namun dengan sigap ia berpegang pada rak lain untuk menopang tubuhnya.

Rak yang terdorong tadi menampakkan sebuah ruangan yang gelap. Matanya melirik masuk ke dalam dengan tangan yang sedikit demi sedikit mendorong rak buku itu lagi agar menapakkan dengan jelas ruangan tersebut.

"Apa ini? Apa sebuah ruangan? Rahasia?"

Ada banyak foto yang tergantung dan juga terpanjang di dinding, entah itu foto siapa, netra cewek itu tidak mampu menangkap nya karena sangat minim cahaya di dalam sana. Rasa penasaran di kepala Glory sudah memberontak menyuruhnya untuk masuk, Glory akhirnya berhasil memasukkan kepalanya di dalam ruangan itu. Jujur ia cukup takut, bisa jadi jika itu adalah ruang dimana hantu bersarang di rumah itu.

Baru berfikir tentang makhluk halus, Glory sudah di buat kaget dengan keberadaan kerangka manusia yang berdiri kokoh tepat di ujung ruangan itu.

"Aaarrgh!" Teriak Glory ketakutan.

Cewek itu langsung menarik kembali rak buku tadi agar kerangka manusia itu tidak keluar dari sana dan mengejarnya. Berniat ingin lari namun saat melangkah pergi ia menabrak seseorang yang berdiri tepat di sampingnya.

BUGH!!

Glory memegang keningnya sembari mendongkak untuk melihat siapa yang ia tabrak.

"Aaarrgh!" teriak Glory sembari melangkah mundur saat melihat wajah datar Hugo.

"Lo ngapain di sini?" tanya Hugo.

Glory mengelus dadanya agar merasa tenang, rupanya yang ditabraknya adalah Hugo bukan kerangka ataupun hantu di rumah itu.

"Tenang Glory, tenang," ucap Glory mencoba mengatur nafas.

"Jawab pertanyaan gue!" tekan Hugo.

"Jangan bilang lo udah masuk ke dalam ruangan itu?" tanya Hugo galak.

I'm (not) okayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang