17 | APARTEMEN HUGO

724 64 50
                                    

"Masih lama kah aku menunggu? Rasanya aku ingin membeli mesin waktu agar bisa cepat-cepat menjadi milikmu."

_Glory Marseille Osmond_









______

Glory memeluk setir mobilnya dengan nafas tak karuan. Jantung nya berpacu begitu cepat akibat di kejutkan Hugo dan anak-anak Aderfia yang lainnya.

Cewek itu bersandar di kursi mobilnya, dilihatnya Hugo tengah menatap dirinya dengan tatapan tajam. Glory tampak bingung, setau nya cowok dingin itu sudah pulang tadi tapi kenapa bisa Hugo tiba-tiba muncul.

"Makin suka gue sama Glory," ucap Yonatan. Stefan yang duduk di jok belakang motor cowok itu langsung memukul lengan Yonatan.

"Mau di gantung lo sama Hugo?"

"Yaelah, Hugo juga nggak suka sama tu cewek. Sayang kalau di sia-sia in gitu aja."

"Kalau dia nggak suka sama Glory terus ngapain dia suruh kita buat cari Glory!"

"Nah, benar tuh. Lo dengar aja suaranya tadi saat di telfon. Panik bangat," timpal Uilliam pada Yonatan.

Hugo turun dari motonya dengan helm masih melekat di kepalanya.  Cowok itu menghampiri mobil Glory.

Melihat Hugo menghampirinya Glory langsung turun dengan tatapan sayu, mata sembab, dan rambut yang sedikit berantakan. Hugo menatap wajah Glory dengan intens, langkah Hugo semakin cepat.

"Ka-Kak Hugo," ucap Glory pelan.

Detik itu juga Hugo memeluk Glory erat. Glory terkejut begitupun dengan teman-teman cowok itu, secara tiba-tiba Hugo memeluk Glory, cewek yang selalu di cuek-in olehnya.

Glory tidak dapat menahan tangisnya saat itu juga tangis Glory pecah, Glory balas memeluk tubuh kekar Hugo dan menangis di dalam dekapan cowok itu. Isakan tangis terdengar begitu menyakitkan di telinga Hugo, tidak, ia tidak bisa seperti ini.

Hugo melepaskan pelukannya lalu menangkup kedua pipi cewek itu. Dengan gerakan lembut ibu jarinya menghapus air mata Glory yang membasahi pipinya.

"K-Kak Hugo ... Kak Bara ... Kak Bara ..." adu Glory namun ia tidak mampu untuk berucap lagi.

"Ssstt, tenangin diri lo dulu." Hugo menatap Glory dengan tatapan hangat agar cewek itu bisa tenang.

Glory mencoba untuk tenang. "Bawa gu-gue dari sini Kak, gue mohon."

Tanpa bertanya lebih banyak lagi Hugo langsung mengangguk. "Lo tunggu di sini sebentar."

Hugo menghampiri teman-temannya, ia membuka helm dan menyerahkan nya pada Stefan. Stefan menerima itu dengan penuh tanda tanya.

"Lo mau kemana?" tanya Keano pada Hugo.

"Gue antar Glory pulang," ucap Hugo lalu beralih menatap Stefan. "Lo bawa motor gue. Langsung ke rumah lo aja, nggak usah bawa pulang ke rumah gue. Nanti besok gue ambil di sekolah," ucap Hugo pada Stefan.

"Kenapa Hug?" tanya Stefan, Hugo tidak menjawab ia menghampiri Glory kembali.

"Hugo!! Jawab dulu pertanyaan gue, woi!!" teriak Stefan namun Hugo tidak perduli.

Hugo menarik tangan Glory lalu membawa kembali masuk ke dalam mobil, kali ini Hugo yang menyetir dan Glory duduk di sampingnya. Hugo memutar arah mobil hitam cewek itu lalu membawanya pergi dari sana.

Dalam perjalanan keduanya sama-sama diam. Tidak ada yang berniat untuk membuka suara, baik Hugo maupun Glory. Glory sesekali menatap Hugo dengan penuh kebingungan, dari tadi ia memikirkan bagaimana bisa Hugo bisa ada di sana dan menemukan ia dengan mudah.

I'm (not) okayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang