19 | DIAM-DIAM SUKA

513 56 6
                                    

"Jarak aman mengagumi adalah mengagumi diam-diam."


_Hugo Damian Adhitama_







________

Angin sore menyapa para penghuni kota dengan sangat-sangat lembut, matahari secara perlahan turun menuju barat serta sinar yang sudah tidak terlalu terik. Suara kicauan burung di dekat jendela kamar bernuansa putih biru muda itu tak mempan membuat sang pemilik kamar untuk bangun meninggalkan mimpi indahnya.

Rasa lelah berdebat dengan sang Kakak membuat cewek yang masih mengenakan pakaian Hugo itu tertidur pulas di atas kasur empuknya.

Lima menit berlalu, kelopak mata cantiknya perlahan terbuka. Rasa kantuknya sudah sedikit menghilang namun rasa lelah masih setia menyelimuti tubuh cewek itu hingga membuatnya tidak ingin beranjak meninggalkan tempat tidurnya.

Indera pendengaran nya berfungsi dengan baik saat mendengar suara pintu kamarnya terbuka. Posisi Glory membelakangi pintu, ia tidak tau siapa yang masuk ke dalam kamarnya ia juga terlalu malas untuk menoleh melihat siapa itu.

Tubuh dan batin nya sangat lelah, pikirannya dari tadi kacau memikirkan perceraian kedua orangtuanya.

Suara langkah kaki tertangkap sempurna oleh pendengaran cewek itu, setiap langkah demi langkah mulai terdengar jelas mendekatinya. Suara itu berhenti tepat di samping kasur bewarna putih itu.

"Ya ampun. Ini udah sore masih juga tidur." Suara yang tak asing lagi baginya, dengan perlahan Glory menarik sudut bibirnya hingga membentuk sebuah senyuman.

Cewek yang bernama lengkap Aileen Clarissa itu menghembuskan nafas kasar saat melihat belum juga ada tanda-tanda sang empu merubah posisinya.

"Bangun, bangun," ucap Ail sembari duduk di pinggir kasur dengan pandangan ke arah Glory.

Tangannya perlahan terulur memegang lengan Glory, dengan gerakan pelan ia mengguncang tubuh Glory.

"Glo, bangun. Udah sore jangan tidur mulu, pamali nanti jodohnya aki-aki, emang mau?"

"Glo, bangun ih. Nih orang tidur apa mati sih!"

"Gue punya kabar terbaru buat lo, gue yakin kalau lo dengar bakal terbang," ucap Ail namun Glory masih belum juga merubah posisinya.

"Ini tentang Hugo!" ucap Ail yang langsung mendapatkan respon dari sang pemilik kamar.

Glory beranjak duduk menatap Ail berbinar. "Apa, apa, cepat cerita!" ucap Glory membuat Ail memutar mata jengah.

"Giliran Hugo aja cepat banget," ucap Ail malas.

"Ih buruan cerita!"

Ail menghela nafas panjang lalu menatap sahabatnya itu. "Hugo tadi nanyain lo."



Flashback on


Kantin begitu rame siang ini, banyak siswa siswi SMA Lentera Bangsa masuk ke dalam gedung itu untuk mengisi perut atau hanya melihat anak-anak Aderfia yang nongkrong di sana sembari bermain gitar.

Ail yang merasa kurang nyaman memutuskan untuk keluar padahal ia belum memesan apa-apa. Langkah cewek itu membawanya menuju kelas, jika ada Glory pasti mereka akan tetap berada di kantin menyaksikan konser dadakan anak-anak Aderfia apalagi di sana tadi ada Hugo.

"Ail."

Cewek yang merasa namanya di panggil itu langsung menoleh, ia menatap bingung ke arah Hugo yang berlari kecil menghampiri nya.

Cowok dengan pakaian pramuka dibaluti jaket hitam kebesaran Aderfia itu cukup mengagumkan bagi siapapun yang melihatnya termasuk Ail saat ini, ia tau sekarang kenapa Glory begitu susah melupakan Hugo. Cowok itu benar-benar keren, bohong jika Ail bilang tidak kagum tapi ia sadar, ia tidak mungkin mengagumi cowok yang sama dengan sahabatnya.

I'm (not) okayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang