36 |MENGHAPUS KENANGAN

417 42 2
                                    

"Memulai adalah hal terpenting dalam hidup, meninggalkan lembaran lama dan memulai lembaran baru dalam kehidupan."

_Glory Marseille Osmond_












_______

Hugo memarkirkan motornya tepat di parkiran salah satu restoran ternama di kota itu, ia turun lalu membuka helm miliknya dan menyimpannya begitu saja di atas motor. Sebelum melangkah masuk ia lebih dulu merapikan jaketnya dan menyisir rambutnya dengan jemari.

Saat melihat cewek yang duduk sendirian di kursi dekat jendela ia langsung menghampirinya. Dirinya datang kemari karena memang ada janji dengan seseorang.

Melihat Hugo duduk di hadapannya Ail langsung tersenyum lebar. Di chat tadi Hugo bilang ada yang ingin ia bicarakan dengan Ail, itu adalah alasan utama ia meminta Ail untuk datang kemari. Hugo balas tersenyum singkat pada cewek itu.

"Mau pesan apa?" tanya Ail pada Hugo.

Hugo hanya menggeleng sebagai jawaban, Ail langsung paham. Suasana canggung tiba-tiba menyelimuti keduanya, Ail tidak membuka suara sama sekali Hugo pun sama padahal ia yang mengajak Ail kemari tapi ia juga yang diam sekarang.

Satu menit

Dua menit

Masih tidak ada yang membuka suara, sampai pada akhirnya Ail menghela nafas lalu menatap Hugo.

"Hugo," ucap Ail pelan. Merasa namanya di panggil cowok itu langsung menatap Ail saat itu juga, tatapan dari Hugo membuat Ail grogi sendiri di tempatnya.

"Lo marah soal video itu?" tanya Ail seperti tau apa maksud Hugo mengajak ia bertemu sore ini.

Hugo mengusap wajahnya gusar, ia memang kecewa dengan Ail karena sudah menyebarkan video itu. Glory memang bersalah dalam hal ini, pikirnya, tapi bukan berarti mempermalukan Glory seperti itu, apalagi cewek itu sampai di keluarkan dari sekolah dan mengingat Rey yang memperlakukan Glory seperti tadi rasanya begitu kasihan melihat cewek itu.

Rasa bersalah di hati cowok itu memang ada karena tidak pernah tau apa yang di alami Glory selama ini, ia berfikir jika Glory hanyalah anak orang kaya yang manja namun pikiran itu bertolakbelakang dengan kehidupan Glory. Tapi, ia juga benci dengan Glory karena masalah hubungan Maria dan Broto bukan saja itu, di depan mata nya sendiri ia melihat Glory berduaan dengan Dilan malam itu di hotel. Hugo benar-benar di buat bingung dengan perasaannya sendiri.

"Gue hanya ingin Glory nggak ulangi lagi perbuatan nya," ucap Ail. Padahal cewek itu tau apa yang sebenarnya terjadi, ketakutannya Hugo akan kembali pada Glory begitu besar. Cinta memang membutakan segalanya.

"Gue ingin melakukan yang terbaik buat dia__."

"Tapi apa yang lo lakukan juga salah, Ail," potong Hugo membuat Ail menunduk.

"Maaf," ucap Ail pelan.

"Video itu menyebar, hingga membuat Glory di keluarkan dari sekolah. Ail, gue nggak mencoba untuk membela Glory tapi pendidikan seseorang begitu penting."

Ail mengangguk paham. "Gue nggak mikir sampe di situ. Gue terlalu takut jika nanti dia akan melakukan hal seperti itu lagi."

"Gue sama dia udah sahabat-an dari kecil, gue kaget aja pas tau ternyata Glory bakal kayak gitu. Dia emang sering di antar jemput sama Dilan pas kalian berantem, gue kira mereka nggak ada hubungan apa-apa." Hugo menatap Ail lekat, tidak lama setelahnya ia bersandar di bahu kursi sembari menghembuskan nafas kasar.

+++++

Sepanjang perjalanan pulang menuju ke rumah Glory hanya diam di tempatnya, menikmati pemandangan kota dari dalam mobil. Sebenarnya ia cukup malas satu mobil dengan Maria, ya, Maria yang menjemput langsung kepulangan Glory seperti yang di katakannya kemarin. Hari ini juga merupakan hari perceraian Maria dan Rey, sebelum menjemput Glory Maria lebih dulu ke pengadilan dan semuanya berakhir sekarang. Hubungan Rey dan Maria sudah terlepas dari status suami istri, dengan hak asuh anak yang sudah di atur seperti sebelumnya, Bara ikut dengan Rey dan Glory ikut dengan Maria.

I'm (not) okayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang