"Jika di pikir-pikir hidup itu begitu menyebalkan.."
•Kucinggarong___
Hugo turun dari motornya dan langsung berlari masuk ke dalam markas Aderfia, di sana sudah ada banyak anggota Aderfia yang tengah duduk di ruangan yang biasa mereka gunakan untuk berkumpul. Mata Hugo menelusuri setiap wajah itu dan berakhir pada Keano dengan wajah baru nya.
Wajah Keano lebam seperti habis terkena pukulan. Bukan saja Keano, Yonatan dan Stefan pun mengalami hal yang sama, hanya saja mereka tidak separah Keano.
"Am, kenapa bisa kayak gini?" tanya Hugo pada Uilliam.
"Gue nggak tau gimana kejadiannya, pas gue tiba di gerbang sekolah mereka sudah babak belur kayak gini," jelas Uilliam. Yonatan yang mengompres lebam di wajahnya melirik Hugo.
"Saat pulang sekolah tadi Ragaza datang menghadang di depan gerbang, dia nyariin lo," timpal Yonatan membuat Hugo mengepalkan tangannya, ada apa Ragaza mencarinya? Bukankah selama ini ia tidak punya masalah sama sekali dengan ketua dari Omorfos? Batin Hugo.
Hugo kembali menatap Keano, cowok itu sangat susah bergerak akibat nyeri di sekujur tubuhnya.
"Ken mencoba bertanya kenapa mereka nyariin lo, tapi salah satu anggota mereka tiba-tiba menyerang Keano begitu saja. Gue sama Stefan mencoba membantu tapi kami kalah banyak, anak-anak Aderfia 8 juga udah pada duluan ke markas," jelas Yonatan sekali lagi.
"Hug, lo ada masalah apa sama mereka? Lo nggak cari gara-gara, kan?" tanya Stefan pada Hugo.
"Nggak, nggak. Menurut gue nggak mungkin Bang Hugo cari gara-gara sama mereka. Mereka sepertinya yang ingin cari gara-gara sama kita!" ucap Andri, anggota inti ADERFIA 8.
"Ini pasti ada hubungannya dengan Arash!" ucap Hugo tiba-tiba.
"Dia selalu saja menyusahkan!" gumam Hugo.
+++++
Glory menyimpan kembali kain pel yang di gunakannya ke tempat semula. Rasanya begitu sangat lelah, bagaimana tidak, ia membersihkan cermin di dalam toilet itu terlebih dahulu sebelum mengepel, Algra tidak membersihkan nya dengan baik jika di biarkan begitu saja yang ada Pak Malik akan marah nanti, bukan saja itu, bisa saja mereka akan mendapatkan hukuman yang lain.
Glory memakai jas serta tas miliknya, ia melangkah menelusuri koridor sekolah yang sudah kosong itu. Hari benar-benar sudah akan malam, dapat terdengar suara adzan magrib berkumandang di Masjid terdekat.
Untungnya di sana masih ada penjaga sekolah, jadi ia tidak perlu terlalu takut. Glory menghela nafas panjang saat sudah berhasil keluar dari gerbang Arcadia High School, lampu jalan sudah menyala, lampu dari tokoh serta bangunan berupa tempat tinggal pun pemiliknya sudah menyalahkannya.
Glory merasa hanya dia yang pulang terlambat hari ini, sudah datang terlambat pulang terlambat pula. Cewek itu sangat menyesal karena sudah mengikuti rencana konyol dari Algra, sepanjang perjalanan matanya sibuk melirik kesana kemari barang kali akan ada taksi yang lewat.
Ting
Glory mengambil hp nya. Saat melihat pesan itu senyum Glory mengembang.
+6282375******
Online[SV ya, Aidan]
[Oke👍🏻]
Glory menyimpan kembali hp nya setelah menjawab pesan dari Aidan. Glory kembali melangkah membawa kakinya pelan untuk pulang. Ia berubah pikiran sekarang, Glory mencoba untuk menikmati berjalan kaki, jika sudah lelah baru ia akan memesan taksi, lagi pula cepat pulang juga hanya akan membuatnya muak melihat Broto dan Maria apalagi mengingat ucapan Hugo semalam, itu membuatnya sangat malu.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm (not) okay
Teen FictionMengubah diri itu perlu, walaupun terkesan jahat di mata orang lain